Rasanya Menjadi Pejalan Kaki di Indonesia
Curhat | 2023-05-19 19:39:52Pejalan kaki di Indonesia sangatlah minim. Hal tersebut terjadi dikarenakan kurangnya akomodasi yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk menata kota dan daerah sebagai tempat ramah pejalan kaki. Padahal berjalan kaki sangatlah sehat bagi masyarakat dan bermanfaat untuk menjaga lingkungan dari polusi udara yang dapat membuat bumi semakin memanas.
Mengapa mengakomodasi pejalan kaki penting dan dibutuhkan? Semakin banyak pejalan kaki, akan semakin berkurang pengguna kendaraan. Hal ini dapat mengurangi polusi udara dan sampah kendaraan. Ini juga dapat mengurangi kemacetan dikarenakan jumlah pengendara berkurang. Ada banyak sekali manfaat dari didukungnya budaya berjalan kaki di Indonesia. Namun, sayangnya Indonesia masih kurang dalam hal ini.
Pengalaman berjalan Kaki di Indonesia bagi pejalan kaki kebanyakan tidak menyenangkan dan hal itu membuat masyarakat tidak terlalu suka berjalan kaki. Alasan dari pengalaman yang tidak menyenangkan itu adalah pertama, tidak semua jalan di Indonesia memiliki trotoar atau jalan khusus untuk pejalan kaki. Bilapun ada, jalan tersebut tidak efektif dikarenakan jalan tersebut akan dijadikan tempat berjualan, tempat parkir motor dan mobil, trotoar terlalu sempit dan licin, dan terlalu banyak penutup lubang di trotoar, trotoar menjadi jalan pintas motor untuk menyalip jalan, dan terakhir trotoar tidak selalu diawasi kondisinya sehingga bila terdapat trotoar yang rusak, trotoar tersebut akan sangat lama untuk mendapat perbaikan.
Kedua, terlalu banyak pengendara motor dan mobil yang tidak mematuhi aturan lalu lintas sehingga saat pejalan kaki menyebrang di zebra cross, pejalan kaki akan sangat sulit untuk merasa aman dan berjalan dengan mulus saat menyebrang. Bayangkan bila anda sudah melihat lampu lalu lintas bewarna merah dan sudah saatnya anda bergerak menyebrang sebelum lampu berubah menjadi hijau, akan tetapi masih ada pengendara motor ataupun mobil yang melaju dengan cepat melintas atau melawan arah. Pengalaman selanjutnya adalah pengendara mobil dan motor tidak berhenti sebelum jalur zebra cross. Jadi, para pengendara tersebut berhenti di depan zebra cross atau di zebra crossnya. Hal itu menyebabkan pejalan kaki harus melewati motor dan mobil tersebut.
Ketiga, budaya untuk memiliki kendaraan di Indonesia sangatlah mendalam. Setiap keluarga rata - rata memiliki 2 buah motor di rumahnya. Orang - orang juga banyak memiliki mobil, dan mobil tersebut terkadang hanya berisi satu orang saja di dalamnya. Dikarenakan budaya tersebut pemerintah dan perusahaan - perusahaan berusaha sebisa mungkin untuk mengakomodir para pengendara motor dan mobil, sehingga melupakan para pejalan kaki dan tidak menyediakan transportasi umum. Sangat jarang ada jalan masuk ke gedung atau bangunan yang mempunyai jalur khusus pejalan kaki, bahkan ada yang membuat papan "Pejalan kaki dilarang lewat". Padahal semakin pemerintah mengakomodir pengendara motor dan mobil, akan semakin banyak juga pengendara tersebut dan masalah kemacetan dan polusi tidak akan hilang. Mungkin dengan larisnya motor dan mobil di Indonesia, itu dapat membuat pemerintah mendapat keuntungan. Namun, hal ini sangat merugikan bagi lingkungan dan juga masyarakat secara umum dalam jangka panjang.
Hal - hal ini lah yang membuat orang - orang di Indonesia tidak menyukai berjalan kaki, karena fasilitas sarana dan prasarana tidak mendukung pejalan kaki. Lalu, apa yang bisa dilakukan dengan hal - hal ini? Saran yang bisa diberikan adalah perbanyak trotoar, trotoar yang dibuat harus lebar dan apabila trotoarnya sempit diusahakan untuk diawasi agar tidak ada yang berjualan di pinggir jalan. Adakan tempat duduk di trotoar. Perbanyak transportasi umum. Perketat pengawasan berkendara dan bermotor. Pengecekan berkala pada tiap trotoar yang ada. Hal - hal ini akan sangat membantu pejalan kaki.
Saran dan usul yang diberikan ini diharapkan dapat membantu pejalan kaki di seluruh Indonesia dan juga meringankan beban masyarakat serta menambah jumlah pejalan kaki di Indonesia. Bila anda adalah pengendara motor atau mobil atau mungkin keduanya, ingatlah jalan tidak hanya milik kalian. Jangan melanggar aturan lalu lintas dan hargai para pejalan kaki karena pejalan kaki berjasa untuk mengurangi polusi lingkungan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.