Mentalmu Nomor Satu! Mengapa?
Edukasi | 2023-05-18 10:17:40Kesehatan mental menurut UU nomor 18 tahun 2014 adalah kondisi dimana seseorang dapat melakukan perkembangan secara fisik, mental, spiritual, dan sosial sehingga dirinya mampu menyadari kemampuan yang dimiliki, berkontrbusi dengan komunitasnya, mengatasi tekanan, dan bekerja secara produktif. Kesehatan mental merupakan aspek penting yang perlu dijaga, namun pada kenyataanya hal ini masih sering disepelekan.
Kebanyakan orang berpikir bahwa gangguan kesehatan mental seperti stres dan depresi adalah hal yang biasa dan bisa hilang seiring berjalanya waktu, padahal masalah ini dapat berakibat fatal jika dibiarkan. Gangguan kesehatan mental tidak pandang usia dan dapat terjadi pada siapa saja.
Masa remaja adalah masa dimana seseorang banyak mengalami transisi perubahan dalam hidupnya. Perubahan tersebut meliputi fisik, pola pikir, maupun emosi. Pada masa ini mereka akan mendapati krisis identitas karena bingung mencari jati diri dan tujuan hidup, sehingga mereka rentan mengalami gangguan kesehatan mental. Menurut data riset kesehatan dasar 2018 menunjukan bahwa pada usia 15-24 tahun memiliki prevalensi untuk mengalami depresi dan kecemasan lebih tinggi (6,2%) dibanding usia 25-34 tahun (5,4%).
Kesehatan mental memiliki beberapa faktor penyebab, baik itu biologis, psikologis, dan sosial. Masalah kesehatan mental menyebabkan seseorang mengalami perubahan perilaku dalam bersosialisasi dengan lingkunganya, seperti cenderung menjadi pendiam dan bertingkah laku aneh. Gejala gangguan kesehatan mental ditandai dengan beberapa hal seperti sulit tidur, sering merasa lelah, cemas, selalu merasa kesepian, hilangnya minat pada suatu hal, tidak percaya diri, merasa tidak berharga, dan kurang konsentrasi. Selain itu seseorang dengan gangguan kesehatan mental akan cenderung ingin melakukan aksi bunuh diri.
WHO memprediksi pada tahun 2020 di beberapa negara berkembang, gangguan kesehatan mental banyak dialami dan gangguan kesehatan mental berat akan menjadi penyebab kematian terbesar kedua setelah serangan jantung. Seperti yang dikatakan seorang ahli suciodologist, 4,2% siswa Indonesia pernah berpikir untuk bunuh diri, 6,9% mahasiswa berniat untuk bunuh diri, dan 3 % lainya melakukan bunuh diri. Hal ini dapat dibuktikan dari banyaknya kasus bunuh diri dengan latar belakang kesehatan mental. Seperti pada kasus mahasiswa UGM yang melakukan aksi bunuh diri di hotel pada tanggal 8 Oktober 2022 silam akibat masalah psikologi yang dialami.
Seseorang yang memiliki hormon tidak seimbang kemudian tumbuh dalam keluarga kurang memperhatikan kebutuhan mentalnya akan cenderung menjadi anak yang kurang percaya diri, haus validasi dan introvert. Hal ini dapat menimbulkan kesehatan mentalnya terganggu. Kasus lain terjadi pada siswa SD berusia 11 tahun asal Banyuwangi yang melakukan aksi bunuh diri karena mengalami bullying. Bullying menyebabkan seseorang mengalami tekanan, gejala psikologis, emosional, dan juga fisik. Menurut data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan bahwa sejak tahun 2011 hingga 2014, jumlah kasus bullying menempati peringkat teratas dengan 399 pengaduan bullying di lingkungan pendidikan.
Kesehatan mental harus benar-benar dijaga demi ketenangan dan kesejahteraan hidup. Perlu diketahui bahwa menyembuhkan luka mental jauh lebih sulit daripada menyembuhkan luka fisik. Menjaga kesehatan mental bisa diawali dari diri sendiri, yaitu dengan cara refreshing, melakukan hobi yang disukai, menjadi pribadi yang terbuka dengan cara menceritakan masalah kepada orang terdekat maupun berkonsultasi ke psikolog, dan mendekatkan diri kepada Tuhan.
Selain itu, sikap percaya diri dan berpikir positif harus diterapkan, karena hidup tidak bergantung pada prediksi dan penilaian orang lain, melainkan bergantung pada pola pikir dan usaha kita sendiri. Memiliki pergaulan yang sehat juga tidak kalah penting. Orang- orang dalam hidupmu harus bisa menciptakan mental yang sehat, bukan malah menghancurkanya. Habiskan waktu dengan orang-orang dapat mengurangi pikiranmu bukan malah menambahnya, sehingga tidak masalah apabila harus memutuskan beberapa hubungan jika itu mampu membuat kesehatan mentalmu aman.
Adinda Putri Mutiara Bintang Mahasiswa Univesitas Airlangga Fakultas Perikanan dan Kelautan
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.