Pernikahan Sedarah: Seberapa Bahayakah?
Lainnnya | 2023-05-18 08:21:17Pernikahan sedarah atau perkawinan antara saudara kandung atau sepupu dekat merupakan topik yang kontroversial dan seringkali menimbulkan perdebatan. Beberapa negara mengizinkan pernikahan sedarah, sementara yang lain melarangnya secara tegas.
Pernikahan sedarah memiliki potensi risiko genetik yang lebih tinggi daripada pernikahan antara orang yang tidak memiliki hubungan darah. Anak yang lahir dari pernikahan sedarah dapat memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit bawaan dan kelainan genetik lainnya. Namun, ada juga studi yang menunjukkan bahwa risiko ini tidak selalu terjadi, terutama jika keluarga memiliki catatan kesehatan yang baik.
Di beberapa negara, pernikahan sedarah dianggap sebagai tindakan yang tidak etis dan bahkan dianggap sebagai tindakan pidana. Namun, di negara lain, pernikahan sedarah dianggap sebagai suatu tradisi dan dianggap sah secara hukum.
Secara global, pernikahan sedarah masih menjadi topik yang kontroversial dan terus menjadi perdebatan. Meskipun beberapa negara mengizinkannya, namun banyak orang masih menolaknya karena berbagai alasan.
Mengapa Pernikahan Sedarah Kontroversial?
Pernikahan sedarah merupakan topik yang kontroversial karena menimbulkan banyak kontroversi di masyarakat. Berikut adalah beberapa alasan mengapa pernikahan sedarah menjadi kontroversial:
Risiko Genetik
Pernikahan sedarah dapat meningkatkan risiko genetik pada anak-anak yang lahir dari pernikahan tersebut. Anak-anak yang lahir dari pernikahan sedarah memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit bawaan dan kelainan genetik lainnya.
Melansir Popular Science, perkawinan ini dianggap lebih berisiko menurunkan sifatsifat genetik tertentu. Beberapa penyakit bawaan memiliki sifat autosomal recessive, yang artinya bisa muncul ketika sesama carrier atau pembawa gen-gen resesif menikah dan kemudian memiliki keturunan.
"Perkawinan sedarah dapat meningkatkan risiko cacat genetik pada keturunannya. Cacat seperti mutasi sel tunggal mungkin terjadi ketika anak lahir dari orang tua yang memiliki hubungan darah dekat," kata Sadhana Ghaisas, ahli genetika di India, mengutip The Health Site.
Etika dan Moral
Beberapa negara menganggap pernikahan sedarah sebagai tindakan yang tidak etis dan bahkan dianggap sebagai tindakan pidana. Hal ini dikarenakan pernikahan sedarah dianggap melanggar norma sosial dan moral yang berlaku di masyarakat.
Selain itu, pernikahan sedarah juga dapat menyebabkan rusaknya tatanan serta peran dan fungsi dalam keluarga.
Tradisi dan Budaya
Di beberapa negara, pernikahan sedarah dianggap sebagai suatu tradisi dan dianggap sah secara hukum. Namun, di negara lain, pernikahan sedarah dianggap sebagai tindakan yang melanggar hukum dan etika.
Argumen Mendukung dan Menentang
Beberapa argumen yang digunakan oleh mereka yang mendukung pernikahan sedarah adalah bahwa itu dapat mempertahankan kekayaan dan kekuasaan di keluarga, serta menjaga garis keturunan. Namun, argumen ini seringkali dibantah oleh mereka yang menentang pernikahan sedarah karena alasan kesehatan dan etika.
Salah satu contoh negara yang mengizinkan perkawinan sedarah yaitu eropa, mereka menganggap perkawinan merupakan hak dasar seseorang untuk menentukan nasibnya sendiri secara seksual.
Sedangkan di negara lain, contohnya di Indonesia melarang perkawinan sedarah dan sudah ditetapkan dalam Undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam kompilasi hukum islam karena berdampak buruk dan bisa menyebabkan anak cacat lahir.
Pernikahan Sedarah dan Kesehatan
Pernikahan sedarah dapat meningkatkan risiko kesehatan pada anak-anak yang lahir dari pernikahan tersebut. Anak-anak yang lahir dari pernikahan sedarah memiliki risiko lebih tinggi terkena penyakit bawaan dan kelainan genetik lainnya. Hal ini dikarenakan pernikahan sedarah dapat memperkuat sifat-sifat genetik tertentu dalam keluarga dan meningkatkan risiko terjadinya mutasi genetik yang dapat menyebabkan kelainan bawaan.
Beberapa penyakit bawaan yang dapat terjadi pada anak-anak yang lahir dari pernikahan sedarah antara lain sindrom Down, talasemia, hemofilia, dan anemia sel sabit. Selain itu, pernikahan sedarah juga dapat meningkatkan risiko terjadinya cacat lahir dan kelainan genetik lain seperti kerusakan saraf, gangguan mental, dan gangguan perkembangan.
Namun, ada juga studi yang menunjukkan bahwa risiko kesehatan pada anak-anak yang lahir dari pernikahan sedarah tidak selalu terjadi, terutama jika keluarga memiliki catatan kesehatan yang baik. Selain itu, risiko kesehatan dapat dikurangi dengan melakukan tes genetik sebelum pernikahan dilangsungkan dan mendapatkan saran dari ahli kesehatan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.