Sejarah Ringkas Karet Bagaimana Dunia dan Indonesia Mengenal Karet
Sejarah | 2023-05-16 20:39:03Karet adalah salah satu komoditas yang cukup melimpah di wilayah Asia Tenggara seperti Filipina, Thailand, Malaysia, dan juga Indonesia. Meskipun dalam pembahasan sejarah terutama sejarah kolonialisme, komiditas karet kalah pamornya dengan komoditas rempah-rempah. Meski begitu karet sendiri merupakan salah satu komoditi penting bukan hanya di Indonesia melainkan di seluruh dunia. Karet juga sangat berperan dalam perkembangan peradaban manusia.
Karet sendiri pertama kali ditemukan pada masa penjelajahan dunia baru. Pada tahun 1745, seorang penjelajah asal Perancis yang sedang mengeksplorasi benua Amerika menemukan semacam getah yang berasal dari suatu pohon. Getah dari pohon ini dijadikan semacam bola yang kemudian dijadikan sebagai alat permainan oleh penduduk asli Amerika. Kemudian getah karet dan permainan bola ini tersebar ke telinga orang-orang Eropa. Mulai dari sini, kalangan ilmuwan Eropa mulai mencari tahu lebih jauh mengenai getah karet ini dengan melakukan penelitian dan ekspedisi lebih jauh di "dunia baru". Oleh karena itu, karet semakin berkembang. Bisa dilihat ketika orang-orang eropa mulai menggunkan karet sebagai bahan dasar untuk barang-barang harian mereka seperti penghapus karet dan botol karet.
Perkembangan rumpun-rumpun ilmu seperti fisika dan kimia membuat para ilmuwan menemukan sifat-sifat fisik dan kimia dari karet. Penemuan sifat-sifat fisik dan kimia karet oleh para ilmuwan menjadi dasar dari penemuan-penemuan lainnya dan membuat kegunaan karet semakin bervariasi. Salah satu ilmuwan yang bernama Charles Goodyear melakukan eksperimen dengan melihat reaksi karet terhadap proses vulkanisme yang dibuat dengan belerang. Hasil eksperimen ini adalah terciptanya karet yang tahan dengan panas. Penemuan ini bisa dibilang sangat krusial dari pemakaian karet di sektor industri modern.
Revolusi Industri yang terjadi di Eropa membuat karet tidak hanya digunakan sebagai bahan dasar barang-barang sehari-hari, tapi juga dijadikan sebagai bahan baku industri. Edouard Michelin berhasil menciptakan penemuan ban yang berbahan karet. Penemuan ini sangatlah penting dikarenakan ban adalah salah satu komponen penting dari mobil modern. Beberapa waktu kemudian terjadi produksi besar-besaran mobil salah satunya di Amerika Serikat. Mulai dari sinilah produksi ban juga meningkat dan diikuti oleh permintaan karet yang juga meningkat pesat.
Perlu dikatahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara penghasil getah karet terbesar di dunia. Di Indonesia perkebunan karet sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda,lebih tepatnya pada tahun 1864. Beberapa wilayah di Jawa Barat dan Sumatera dilakukan pembukaan lahan untuk penanaman pohon karet. Pembukaan yang dilakukan oleh pemerintah Belanda ini juga didukung oleh negara-negara lain seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Belgia dengan mendirikan pabrik karet mereka di wilayah Indonesia. Meskipun begitu, terjadi beberapa hal yang membuat harga karet berubah-ubah seperti depresi besar di Amerika Serikat pada 1922, berlebihnya produksi karet dari batas normalnya, dan beberapa kebijakan pembatasan. Sampai pada akhirnya kombinasi dari turunya harga karet dan meletusnya Perang Dunia II, membuat produksi karet di Indonesia menurun.
Pentingnya pasokan karet dari Indonesia bisa dilihat ketika Hindia Belanda dan negara-negara di Asia Tenggara mulai dikuasai oleh Jepang. Jepang memutuskan untuk bergabung dalam panggung Perang Dunia II pada 1941. Kekuatan militer Jepang pada saat itu tidak dapat diimbangi oleh negara-negara Eropa, terutama Belanda. Negara yang katanya telah menjajah Indonesia selama 350 tahun itu harus bertekuk lutut dan menyerah kepada Jepang pada 8 Maret 1942. Karena hal ini, pasokat getah karet di dunia mengalami penurunan derastis. Amerika Serikat yang saat itu menjadi salah satu negara yang sangat bergantung dengan getah karet dari Indonesia, dimana 90-95 persen getah karet mereka diimpor dari Indonesia, dikarenakan pasokan karet yang menurun derastis akibat pendudukan Jepang, sementara mereka juga membutuhkan karet untuk keperluan alat-alat perang, membuat aturan di mana membatasi jumlah ban untuk setiap warganya yang memiliki kendaraan.
Setelah Perang Dunia II dan merdekannya Indonesia dari tangan Belanda pada tahun 1945, produksi getah karet di Indonesia pun berangsur-angsur pulih kembali. Bahkan Indonesia menjadi negara pemasok getah karet terbesar di dunia pada masa itu. Karena permintaan karet yang semakin besar, terjadi juga persaingan antar negara produsen getah karet. Indonesia bersaing dengan Malaysia yang juga negara produsen karet. Bahkan pada tahun 1959-1960 posisi sebagai raja getah karet dunia yang dimiliki Indonesia berhasil direbut oleh Malaysia. Tapi beberapa tahun kemudian Indonesia berhasil menyaingi Malaysia dan mendapati gelar raja getah karet kembali.
Referensi:
https://books.google.co.id/books?id=B7sk0upj3WoC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false
https://www-nationalww2museum-org.translate.goog/war/articles/rationing?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc
https://www-acs-org.translate.goog/education/whatischemistry/landmarks/syntheticrubber.html?_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=tc#us-rubber-research-company
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.