Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image R7_46_Rizka Mawarni IndriYanto

Teh Fermentasi, Kombucha Manfaat dan Bahaya untuk Dikonsumsi

Eduaksi | 2023-05-16 20:33:04

APA ITU TEH FERMENTASI KOMBUCHA?

Kombucha Scoby adalah koloni yang terdiri dari bakteri, ragi, dan pelikel selulosa yang menghadirkan kinerja fantastis di berbagai bidang. Selain spesifikasi antitoksisitas dan antimikroba Kombucha scoby, koloni unik ini dapat digunakan untuk pengolahan air limbah dan penghilangan logam berat.

Teh kombucha adalah minuman manis yang biasa dihasilkan dari fermentasi daun teh hitam. Terkadang teh hijau atau daun teh oolong juga digunakan. Minuman ini berasal dari Cina Timur Laut. Fermentasi dilakukan dengan Symbiotic Culture of Bacteria and Yeast (SCOBY) dalam medium yang mengandung ekstrak teh dan sumber gula selama 7-10 hari (Leal et al., 2018). Setelah fermentasi, teh terdiri dari lapisan selulosa terapung pada interface aireliquid yang dibentuk oleh bakteri yang ada dalam kultur simbiotik (juga dikenal sebagai jamur teh) dan kaldu teh cair di bawahnya. (Chen dan Liu, 2000).

MANFAAT TEH FERMENTASI KOMBUCHA

Pada teh kombucha terdapat beberapa kandungan yaitu adanya kandungan asam laktat, asam asetat, asam glukoronat, asam usnat, asam sitrat, asam oksalat, asam malat, asam glukonat, asam butirat, asam nukleat, asam kondroitin sulfat, dan asam hyaluronat merupakan kelompok asam yang terkandung dalam minuman teh kombucha.

Berdasarkan kandungan-kandungan yang ada pada teh fermentasi kombucha terdapat banyak manfaat bagi tubuh ketika kita mengkonsumsinya, yaitu :

1. Sebagai antioksidan dalam tubuh

2. Sebagai antibakteri

3. Sebagai antidiabetik

4. Mencegah kanker

5. Menurunkan risiko penyakit jantung dan ginjal, serta

6. Sebagai probiotik bagi tubuh yang dapat menjadikan usus lebih sehat sehingga proses pembuangan sisa-sisa metabolism berjalan dengan lancer dan juga memperbaiki mikrofa usus

EFEK SAMPING / BAHAYA TEH FERMENTASI KOMBUCHA

1. Bahaya bagi penyakit tertentu

Teh kombucha merupakan minuman fermentasi yang pastinya mempunyai efek samping bagi tubuh ketika terlalu sering dikonsumsi. Bagi beberapa orang yang sudah memiliki riwayat penyakit seperti HIV/AIDS untuk bisa mengonsumsi teh kombucha sangat tidak dianjurkan untuk dikonsumsi secara ruitin, karena hal tersebut membuat system pertahanan tubuhnya semakin menurun akibat bakteri yang terkandung dalam teh fermentasi kombucha.

Ada laporan bahwa di Iran terdapat 20 orang yang terkena penyakit antraks akibat minum teh ini. Bahkan pada 1995 Center for Disease Control mengeluarkan pernyataan bahwa teh ini merupakan penyebab dari asidosis metabolik yang muncul pada sekelompok wanita.

Asidosis metabolik merupakan keadaan di mana darah terlalu banyak mengandung asam, karena mengonsumsi makanan yang terlalu banyak mengandung asam, seperti pada teh jenis ini.

2. Mengandung jumlah gula tambahan

Banyak minuman kombucha diberi gula tambahan. Meskipun hal ini dapat membuat kombucha terasa lezat, hal ini meningkatkan kandungan gula pada minuman. Ketika dikonsumsi secara berlebihan, gula tambahan dapat berdampak negatif pada kesehatan

Selain itu, penggunaan teh jenis ini harus diperhatikan dan diawasi untuk penderita penyakit tertentu, seperti penderita diabetes, alkoholism, dan sindrom iritasi usus.

Kandungan gula yang terdapat pada teh fermentasi kombucha yaitu sebanyak 28 gram atau sebanyak 7 sendok the.

3. Kandungan kafein dan alkohol

Teh kombucha juga tidak cocok jika dikonsumsi orang yang sedang mengalami penyakit diare dan penderita sindrom iritasi usus besar (IBS), karena teh ini mengandung kafein yang cukup banyak dan hal ini dapat memperparah gejala yang ada.

Minuman ini juga dapat menyebabkan rasa sakit kepala, dan mual ketika terlalu banyak untuk dikonsumsi, karena tebentuk kandungan alcohol pada saat proses fementasi alami

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image