Vaksin HPV Penting untuk Cegah Kanker Serviks
Eduaksi | 2023-05-16 10:00:18Kanker Leher Rahim atau yang biasa kita sebut dengan Kanker Serviks merupakan salah satu jenis penyakit kanker yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal yang tidak terkendali di dalam tubuh. Pertumbuhan sel abnormal ini dapat merusak sel normal di sekitarnya dan di bagian tubuh yang lain. Namun Kanker Serviks sebagian besar disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui hubungan seksual yaitu Human papillomavirus (HPV). Virus ini dapat menyebabkan infeksi kulit termasuk kutil alat reproduksi dan dapat berkembang menjadi kanker. HPV dapat menular secara langsung ketika kita melakukan kontak langsung dengan penderita terutama saat berhubungan seksual. Hal itu dapat kita cegah dengan mendapatkan vaksin kanker serviks terutama anak-anak yang memasuki masa remaja.
Bagi perempuan, vaksinasi HPV merupakan salah satu bentuk perlindungan penting, khususnya saat akan menikah. Mengingat virus HPV dapat menyebar melalui hubungan seksual sehingga butuh pencegahan sebelum aktif secara seksual. Pemberian vaksin HPV pada usia remaja sangat disarankan karena respons kekebalan akan lebih kuat jika pemberian vaksin dilakukan pada usia muda daripada ketika sudah dewasa. Kanker serviks atau kanker leher rahim merupakan penyakit berbahaya yang disebabkan oleh Human papillomavirus (HPV). Seseorang yang telah aktif secara seksual punya risiko tinggi untuk terinfeksi virus HPV, apalagi jika punya riwayat bergonta-ganti pasangan.
Meskipun terinfeksi HPV, tidak semua perempuan akan menderita kanker serviks dikemudian hari. Sejumlah kofaktor yang sudah dikenal dan berperan pada proses tersebut dapat dibagi ke dalam 3 kelompok yaitu kofaktor yang bersifat eksogen atau lingkungan, kofaktor virus dengan spesifikasi tertentu, kofaktor dari pejamu dan faktor lain yang berkaitan dengan respon imun. Hubungan antara tingginya paritas dengan kanker serviks mungkin akibat menurunnva kemampuan serviks dalam mempertahankan zona transformasi pada ektoserviks terhadap infeksi HPV selain kemungkinan faktor hormonal yang juga dapat berperan. Ektoserviks sendiri adalah bagian serviks yang terlihat pada pemeriksaan ginekologi. Efek merokok diperkirakan dapat menurunkan respons imunologik serviks akibat metabolisme hormon perempuan dan efek kerusakan langsung genetik akibat karsinogenesis, yang dijumpai dalam rokok. Hipotesis yang terkait dengan kontrasepsi hormonal dan kanker serviks dibangun berdasarkan pemahaman bahwa kontrasepsi hormonal yang berisi estrogen dan progestagen dapat meningkatkan ekspresi gen HPV pada serviks melalui reseptor progesteron dan elemen hormonal yang terdapat genome virus.
Vaksin secara umum merupakan usaha untuk mencegah penyakit-penyakit infeksi secara murah dan efektif. Ditinjau dari kegunaannya vaksin untuk mencegah dan untuk terapi. Vaksin yang berguna untuk mencegah dan diberikan untuk individu yang sehat dan bertujuan memproteksi terhadap penyebab penyakit tersebut. Guna mendapatkan hasil yang baik, vaksinasi harus mencakup semua populasi target. Vaksin yang berguna untuk terapi ditujukan untuk individu yang sudah terinfeksi.
Selain mencegah kanker serviks, pemberian vaksin HPV juga membantu mencegah jenis kanker lain yang berisiko muncul akibat infeksi HPV, seperti kanker anal, kanker penis, serta penyakit kutil kelamin. Kutil kelamin merupakan salah satu penyakit menular seksual yang juga disebabkan virus HPV. Penyakit menular ini bisa terjadi akibat berhubungan intim dengan penderita kutil kelamin. Keamanan vaksin kanker serviks juga sudah terjamin. Sejak pertama kali mendapat izin edar pada tahun 2006, lebih dari 200 juta dosis vaksin HPV telah dipakai di seluruh dunia. Oleh karena itu, mari kita turunkan angka kematian yang disebabkan oleh kanker serviks dengan melakukan vaksinasi kanker serviks yang dilakukan oleh pemerintah dan rumah sakit terdekat.
Aidah Azzah
Mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.