Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Shafira Nuraini Sembodo

Concern Kesehatan Mental pada Mahasiswa Kedokteran

Info Terkini | Tuesday, 16 May 2023, 09:24 WIB

Pada masa ini, makin marak bermunculan berita atau peningkatan concern terhadap Kesehatan mental kepada mahasiswa kedokteran. Mereka dituntut untuk paham dan bisa dalam pelaksanaan pembelajaran perkuliahan. Banyaknya tugas, materi, dan keterampilan yang harus dipelajari membuat mereka terasa terkekang dan serasa hidup dalam zona yang tidak bebas. Jika terus berada dalam lingkungan seperti ini akan mengakibatkan timbulnya stress dan bornout. Akumulasi perasaan stress dan bornout ini yang akan berefek pada Kesehatan mental mereka menjadi sedang tidak baik-baik saja.

Pada dasarnya, setiap orang pasti pernah mengalami masa stress dan burnout. Kebanyakan dari mereka dapat menghilangkan keadaan ini dengan cara bersenang-senang atau penyebutan kerennya healing. Para mahasiswa kedokteran tentunya juga dapat melakukan kegiatan healing ini, namun perbedaannya ialah timeline yang mereka miliki. Mayoritas timeline mahasiswa kedokteran berfokus pada ujian yang akan dihadapi tiap bulan atau tiap minggunya. Keadaan ini membuat minimnya waktu healing atau sekedar istirahat bagi mereka.

Ditambah lagi dengan siklus tidur mahasiswa kedokteran yang kurang membuat tubuh mereka akan merespon agar mereka dapat memiliki siklus tidur yang cukup. Tidak jarang pula konsumsi makanan mereka juga tidaklah sehat. Terkadang mereka dapat lupa waktu makan dibandingkan untuk mengerjakan tugas maupun belajar. Sangat sering pula bagi mereka untuk selalu meminum minuman berkafein seperti kopi setiap harinya agar terjaga karena waktu tidur mereka yang kurang dari 8 jam. Selain itu, jarang pula kita lihat para mahasiswa kedokteran rajin berolahraga.

Kesehatan mental mahasiswa kedokteran yang rendah juga dapat disebabkan karena rendahnya aktivitas social mereka. Mereka cenderung memilih waktu luangnya untuk terus menerus belajar daripada meluangkan sedikit saja waktunya untuk berinteraksi social dengan siapapun. Karena interaksi social terkadang dapat menyelamatkan kita dari kejenuhan yang dirasa. Kita bisa bercerita masalah kita dengan orang lain ataupun dengan orang yang memiliki masalah yang sama dengan kita. Dengan begitu, kita tidak akan merasa sendiri menghadapi atau menjalani kehidupan yang jenuh ini.

Beban pikiran yang dimiliki mahasiswa kedokteran akan ditambah lagi dengan adanya pengorbanan yang diberikan dari orang tua mereka terutama dalam bidang keuangan. Biaya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan kuliah kedokteran tidaklah murah, mulai dari buku hingga peralatannya. Sikap ingin membanggakan orang tua merupakan salah satu sikap yang dirasakan oleh mungkin semua mahasiswa kedokteran. Sehingga hal ini akan menambah beban pikiran mereka disamping ingin mendapat nilai yang baik.

Meskipun pada akhirnya para mahasiswa kedokteran ini akan bisa survive dalam perjalanannya dikarenakan mereka sudah bisa beradaptasi dengan keadaan. Mereka juga telah menemukan bagaimana cara membagi waktu atau time management yang baik agar tetap dapat memiliki waktu istirahat sejenak. Namun, semua hal butuh waktu, terlebih waktu yang berbeda-beda tiap orang akan mengakibatkan tingkat Kesehatan mental tiap orang akan berbeda terutama pada mahasiswa kedokteran.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image