Eksplorasi Potensi Nanosilika dari Lumpur Lapindo sebagai Bahan Baku Pembuatan Keramik
Teknologi | 2023-05-15 19:56:59Lumpur Lapindo atau yang lebih dikenal sebagai lumpur panas Sidoarjo merupakan bencana yang memberikan banyak kerugian secara ekonomi, kesehatan dan lingkungan. Bencana lumpur Lapindo ini terjadi di Porong, Sidoarjo akibat letusan sumur gas milik PT Lapindo Brantas, sejak 29 Mei 2006 dan masih berlanjut hingga saat ini.
Meskipun termasuk bencana yang sangat merugikan, lumpur Lapindo ini memiliki potensi untuk digunakan sebagai sesuatu yang berguna dan bernilai jual tinggi jika dilihat dari kandungannya. Berdasarkan wawancara Ketua Masyarakat Nanoteknologi Indonesia (MNI), Dr. Nurul Taufiqur Rahman M. Eng. dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mengatakan bahwa nanoteknologi dapat digunakan sebagai alternatif untuk menangani bencana lumpur Lapindo di Sidoarjo.
Lumpur Lapindo memiliki kandungan silika dan alumina hampir 50%, sehingga lumpur panas ini dapat digunakan dalam bidang industri, seperti sebagai pengganti semen, bahan baku pembuatan batu bata, batako, genteng, dan juga keramik. Silika yang terkandung dalam lumpur Lapindo akan diproses menggunakan mesin ball mill (mesin penghalus) menjadi nanosilika yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik. Menurut Kalapathy et al. (2000), nanosilika adalah bahan berpori berukuran nanometer dengan ukuran luas permukaan yang besar, elastisitas rendah, dan stabilitas fisikokimia serta termal yang tinggi.
Pembuatan keramik telah menjadi salah satu proyek industri terpenting yang telah berlangsung sejak lama. Keramik biasanya dibuat dengan menggabungkan bahan baku seperti tanah liat, pasir, dan kaolin yang dicetak dan diproses melalui langkah-langkah pengeringan, pembakaran, dan glasir. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan nanosilika dari lumpur Lapindo sebagai bahan baku pembuatan keramik semakin meluas.
Nanosilika dari lumpur Lapindo memiliki ukuran partikel yang sangat kecil sehingga mampu meningkatkan kualitas keramik. Luas permukaan yang besar pada nanosilika meningkatkan sifat reaktivitasnya, sehingga dapat meningkatkan reaktivitas bahan baku utama dan memperbaiki kekuatan mekanik keramik. Selain itu, nanosilika juga memiliki kemampuan pengikat air yang tinggi, sehingga dapat membantu mengurangi retak dan perubahan bentuk pada keramik.
Pada tahap pembakaran, suhu yang tinggi membuat nanosilika yang terkandung dalam lumpur Lapindo berubah menjadi kristal silika. Meskipun demikian, pengaruh nanosilika pada keramik sebenarnya lebih terkait dengan ukurannya yang sangat kecil, yang dapat memberikan sifat-sifat unik kepada keramik itu sendiri, seperti kekuatan yang tinggi dan stabilitas termal yang baik.
Selain meningkatkan kualitas keramik, penggunaan nanosilika dari lumpur Lapindo dalam pembuatan keramik juga dapat mengurangi biaya produksi. Sebagai bahan tambahan yang murah, nanosilika dari lumpur Lapindo dapat mengurangi penggunaan bahan baku utama seperti tanah liat atau kaolin yang harganya relatif lebih mahal dipasaran. Hal ini dapat membantu meningkatkan profitabilitas perusahaan dan dapat mengurangi biaya produksi yang dikeluarkan karena ketersediaan bahan baku berupa nanosilika yang diambil dari lumpur Lapindo mudah didapatkan. Selain itu, teknologi rekayasa dengan nanoteknologi juga mulai dikuasai oleh ahli-ahli di Indonesia.
Menurut Dr. Nurul Taufiqur Rahman M. Eng., tujuan utama nanoteknologi adalah untuk melakukan rekayasa, manipulasi, serta mengendalikan objek tertentu yang berukuran nanometer. Rekayasa dilakukan oleh mesin-mesin dengan ukuran molekul yang diidentifikasi secara khusus. Nanoteknologi memungkinkan bahan untuk dirakit dalam satu baris pada skala nano serta memungkinkan mereka untuk digunakan dalam membuat berbagai bahan yang berbeda tanpa harus khawatir mencemari mereka dengan atom-atom lain yang tidak dibutuhkan.
Namun, meskipun penggunaan nanosilika dari lumpur Lapindo dalam pembuatan keramik memiliki potensi besar, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami secara lebih detail sifat-sifat dan potensi penggunaan nanosilika dalam aplikasi industri yang lebih luas. Selain itu, perlu juga dilakukan penelitian tentang pengaruh konsentrasi dan ukuran partikel nanosilika terhadap sifat-sifat mekanik dan termal keramik yang dihasilkan. Hal ini akan membantu meningkatkan pemahaman tentang pengaruh nanosilika dalam pembuatan keramik dan membantu perusahaan dalam memilih bahan baku yang tepat untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi produksi.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.