Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Novia Z.

Diplomasi Negara terhadap Urgensi Ekonomi Global Tahun 2023

Politik | 2023-05-14 18:55:56
Forum Presidensi G20 di Indonesia Tahun 2022.

Kondisi naik turunnya ekonomi global hingga menyebabkan terjadinya resesi menjadi tantangan tersendiri bagi setiap negara. Pada tahun 2023, ekonomi global baru saja mengalami pemulihan pasca terjadinya pandemi Covid-19 yang membuat hampir semua sektor terdampak. Beberapa negara bahkan mengalami kolaps karena rendahnya modal dan sektor unggulan yang dimiliki untuk bisa menjaga stabilitas ekonomi. Kondisi ekonomi pada skala kecil yang dilakukan penduduk menjadi terganggu bahkan terhenti akibat adanya pandemi. Besarnya hutang negara yang tidak dapat dikelola dengan baik serta rendahnya daya saing suatu negara dengan negara lain juga menyebabkan ketertinggalan dalam sektor ekonomi.

Menjadi lebih kuat dalam bidang ekonomi ialah cita-cita semua negara, terlebih masing-masing negara memiliki sektor unggulan yang menyumbang sebagian besar produktivitas untuk pertumbuhan ekonomi. Untuk menyikapi hal itu, diplomasi negara menjadi alternatif tersendiri untuk membangun kerja sama antarnegara, dengan adanya diplomasi diharapkan dapat membuat suatu negara bangkit kembali untuk mengembangkan perekonomiannya. Program kerja sama antarnegara melalui hubungan diplomatik dapat dilakukan dengan menyusun program dalam beberapa bidang seperti pendidikan, kesehatan, pembangunan infrastruktur, hingga perdagangan internasional yang diharapkan dapat memberikan dampak positif untuk peningkatan ekonomi global melalui hubungan mutualisme antarnegara.

Di zaman yang semakin berkembang ini, kerap kali beberapa negara mengalami perbedaan paham sehingga membuat hubungan diplomasi yang terjalin terganggu bahkan terputus dan berdampak pada kemorosotan ekonomi global. Seperti yang terjadi baru-baru ini pada negara Rusia dan Ukraina yang memutuskan untuk berperang dan membuat beberapa sektor perekonomian terganggu stabilitasnya. Hal itu juga memberikan dampak pada negara yang menjalin hubungan diplomasi dengan kedua negara tersebut karena membuat dua kubu yang berbeda antara pendukung masing-masing negara. Untuk menyikapi hal ini, suatu negara diharapkan telah memiliki intervensi dengan negara lain yang memiliki potensi tinggi dalam mendukung sektor perekonomian untuk meminimalisir dampak yang disebabkan dari perang dunia tersebut terhadap perekonomian negaranya.

Telah banyak disebutkan bahwa ekonomi global akan mengalami resesi pada tahun 2023 akibat ketegangan geopolitik yang salah satunya dialami oleh Rusia dan Ukraina. Hal ini dapat terlihat dari meningkatnya inflasi di beberapa negara pada tahun 2022 yang mencapai angka 80%. Ekonomi global juga sedang mengalami disrupsi rantai pasok global dan akan berdampak secara langsung pada perekonomian domestik setiap negara. Semual hal yang terjadi dalam lingkup ekonomi global berujung pada akselerasi laju inflasi sehingga terjadi krisis dalam sektor pangan dan energi.

Menyikapi hal ini, Indonesia sebagai negara berkembang yang memiliki banyak potensi sumber daya melakukan beberapa kegiatan diplomasi negara. Salah satunya dengan menjadi tuan rumah dalam forum presidensi G20 tahun lalu. Forum G20 ini merupakan bentuk diplomasi negara yang berfokus pada isu keuangan dan non keuangan. Forum G20 memiliki persentase perekonomian dunia sebesar 80% pada program yang dibuat antarnegara. Namun, pada tahun 2022 lebih memfokuskan pada pemulihan ekonomi pasca pandemi agar bisa saling bahu-membahu menjadi lebih kuat dan berkelanjutan untuk menyangga stabilitas ekonomi global.

Forum G20 memiliki implikasi penting bagi ekonomi global dalam melindungi negara-negara yang sedang menuju pemulihan ekonomi sebagai efek limpahan dari negara yang telah lebih dulu pulih ekonominya. Kemudian meminimalisir dampak jangka panjang pada krisis dengan menambah produktivitas dalam sektor ketenagakerjaan, rumah tanggga, sektor koorporasi, dan keuangan. Tak sampai disitu, ekonomi global yang terdamak akibat perubahan iklim juga turut menjadi perhatian dalam presidensi G20 tahun 2022 untuk senantiasa memimalisir risiko iklim menuju ekonomi rendah karbon dan memiliki kondisi keuangan berkelanjutan dalam lingkup makroekonomi dan stabilitas ekonomi. Terakhir ialah pemanfaatan open banking dalam ekonomi global untuk mendorong produktivitas dan keuangan secara inklusif bagi golongan wanita, pemuda, UMKM, termasuk aspek lintas batas.

Dengan demikian, semua negara diharapkan bisa menjadi lebih terbuka dalam melakukan diplomasi untuk mendukung ekonomi global secara berkelanjutan. Hal ini penting karena menyangkut berbagai sektor ekonomi yang sedang berjalan. Apabila ekonomi global tidak menjadi perhatian utama, maka yang akan terjadi pertama kali ialah inflasi tinggi yang menyebabkan krisis pangan untuk semua penduduk di belahan negara. Implikasi inflasi ini bisa menghantam semua aspek baik pendidikan, kesehatan, hingga pembangunan infrastruktur. Urgensi ekonomi global menyimpan kekhawatiran bagi semua negara. Akan tetapi, hadirnya diplomasi negara yang dibangun menjadi solusi tersendiri karena sejatinya interaksi sosial dapat meringankan beban yang ditanggung dalam masalah ekonomi global.

Melalui diplomasi negara, terjadi kerja sama dengan adanya pertukaran integritas yang saling menguntungkan untuk menciptakan kemajuan ekonomi secara global dalam peradaban dunia. Meningkatkan ekonomi secara global dapat mendukung kebaruan dalam berbagai ilmu dan teknologi. Hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan diplomasi adalah keberlanjutan kerja sama yang dijalin dengan risiko-risiko tidak samanya pemahaman antarnegara yang berakibat konflik global seperti yang terjadi pada beberapa negara. Kepentingan politik yang bertentangan akan menghambat diplomasi negara, oleh karena itu strategi lanjutan harus dirancang sedini mungkin untuk senantiasa menghindari risiko buruk bagi kepentingan global dan domestik. Dengan memperhatikan semua hal tersebut, diharapkan diplomasi negara dapat berjalan secara optimal dan berdampak signifikan positif bagi ekonmi global untuk memajukan dunia menuju peradaban dengan ekonomi unggul bagi tiap negara, serta menjadi kekuatan tersendiri bagi bangkitnya negara dari kondisi low economy dengan menjalin hubungan diplomatik yang baik antarnegara.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image