Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Velmi DianDanaDyaksa

Legenda Urban di Sela-sela Ruang Kota

Sana Sini | Sunday, 14 May 2023, 10:41 WIB
Source Image: hasil karya Velmi Dian Dana Dyaksa

Kehidupan ditengah kota penuh dengan suasana modernitas yang serba memberikan kemudahan. Alhasil, masyarakat kota seolah-olah dimanjakan oleh kepraktisan sarana, fasilitas, bahkan teknologi yang serba memadai lagipula kehidupan kota jauh berbeda ketimbang kehidupan desa yang selalu terlihat sederhana, keterbelakang, hingga kolot alias “desani.” Mengutip dalam buku Pengantar Sejarah Kota karya Purnawan Basundoro “ Awalnya, kota merupakan perkembangan tingkat lanjut dari desa-desa kecil yang mengalami transformasi secara berskala dalam periode waktu yang tidak singkat.”

Tetapi, dibalik definisi kota dan kemegahan kota yang terlihat menggiurkan sekaligus memanjakan rupa-rupanya masyarakat kota yang selalu identik mengedepankan rasio, berpendidikan tercukupi, melek teknologi malah terang-terangan mempercayai serangkaian cerita yang diwariskan secara anonim melalui penuturan dari orang ke orang alias legenda urban. Anehnya, ruang-ruang di tengah kota yang tidak dihuni dan ditinggali seringkali dianggap menghasilkan cerita unik dan mistis melalui segelintir orang yang masih mempercayai.

Tidak mengherankan bila legenda urban menjadi cerita yang diyakini dan dianggap benar oleh masyarakat kota padahal bukti dan fakta yang mendukung cerita tersebut hampir nihil. Sebagaimana cerita legenda urban “ Penunggu Terowongan Casablanca.” Menurut cerita yang berkembang, terdapat seorang gadis cantik jelita yang menjadi korban kejahatan oleh segelintir pemuda dan mayatnya dibuang begitu saja. Konon, arwah gadis tersebut seringkali bergentayangan di sela-sela terowongan. Herannya, cerita tersebut justru dianggap sebagai kambinghitam sebagai penyebab serangkaian kecelakaan lalu-lintas yang terjadi di dalam terowongan.

Beralih pada cerita urban legenda lainnya, di Surabaya rupa-rupanya turut berkembang legenda urban dan bisa dikatakan sangat populer. Cerita “ Suara Jeritan Minta Tolong di Jembatan Merah.” Bisa dikatakan terdengar familiar bagi masyarakat Surabaya karena secara historis jembatan merah merupakan saksi bisu dari segelintir pertempuran yang terjadi di kota Surabaya di masa lampau. Menurut cerita yang berkembang, suara jeritan minta tolong di sekujur ruas jembatan di duga berasal dari arwah para pejuang yang merintih kesakitan, di satu sisi pengendara sepeda motor yang melintas di malam hari seringkali mencium bau darah dan menjumpai wujud sosok tanpa kepala.

Dari segelintir cerita urban legenda diatas. Ruang kota seperti jembatan atau terowongan yang tidak dihuni oleh mahluk hidup justru menyimpan urban legenda tanpa diketahui darimana asal cerita tersebut berasal alias anonim, cerita yang dirangkai sedemikian unik dan meninggalkan kesan mistis seolah-olah memberikan nuansa horor di tempat tersebut. Alhasil, jembatan merah yang semestinya menyimpan segudang nilai dan cerita historis malah terkesan mistis bagi masyarakat kota Surabaya sehingga mereka enggan berkunjung ke tempat tersebut. Lain halnya terowongan casablanca yang justru dikambinghitamkan karena rumor seringnya kecelakaan lalu-lintas yang diakibatkan oleh sosok gaib penunggu terowongan tersebut.

Pasang-surut perbincangan legenda urban turut melekat pada masyarakat kota, masyarakat kota yang dikenal mengedepankan rasio seketika terbantahkan oleh eksistensi legenda urban yang berkembang sehingga mereka turut meyakini bahwa cerita anonim-mistis tersebut sebagai hal yang dianggap benar. Perlu diketahui kembali, kota merupakan perkembangan tingkat lanjut dari desa dan tidak mengherankan bila masih terdapat masyarakat yang mempercayai hal-hal mistis.

Hal gaib sejatinya hidup berdampingan dengan kita (manusia), sudah sepantasnya kita sebagai manusia meyakini hal gaib sebagaimana kita meyakini Allah SWT dan Malaikat-nya yang tidak bisa terjamah oleh panca indera kita. Oleh karenanya, legenda urban bukanlah hal yang sepatutnya untuk dipercayai mentah-mentah begitu saja melainkan perlu dipertanyakan dan diragukan kembali.

Akhir kata, terima kasih dan semoga bisa bermanfaat.

Biodata Penulis

Velmi Dian Dana Dyaksa

Mahasiswa Prodi Ilmu Sejarah

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Airlangga

Kegemaran: Menulis di sela-sela waktu dan membaca buku

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image