Kehadiran Kecerdasan Buatan dan Robot dalam Dunia Perang Berdasarkan Analisis Anime Eighty-Six
Teknologi | 2023-05-13 19:01:16
Perang adalah konflik dalam skala besar yang terjadi antara lebih dari satu pihak. Sepanjang sejarah mencatat perang dapat terjadi karena beberapa hal mulai dari ambisi wilayah dan kekuasaan, perbedaan ideologi, konflik politik, dan masih banyak lagi. Seiring berjalannya perkembangan teknologi, manusia telah mengembangkan robot dan kecerdasan buatan. Jika di masa depan terjadi perang dan dua hal ini diterapkan, apa yang akan terjadi? Artikel ini mengeksplorasi penerapan kecerdasan buatan dan robot dalam perang dengan mengkaji anime Eighty-Six.
Robot adalah sebuah alat mekanik yang menggantikan manusia dalam melakukan berbagai kegiatan fisik. Sedangkan kecerdasan buatan adalah simulasi kecerdasan manusia yang dimodelkan di dalam mesin dan diprogram agar bisa berpikir layaknya manusia. Dalam perkembangannya, kedua hal tersebut digabungkan dan terciptalah robot otonom yang mempunyai pikiran seperti manusia. Robot tersebut memiliki kesadaran sendiri dan bisa melakukan suatu perintah dengan sendirinya.
Anime Eighty-Six menceritakan perang tak berkesudahan antara umat manusia dan tentara robot otonom yang memiliki kecerdasan buatan. Pada awalnya, Kerajaan Giad sedang mengembangkan tentara otonom. Lalu dengan bantuan Kerajaan Bersatu Roa Gracia, mereka mengimplementasikan kecerdasan buatan dalam tentara robot otonom yang diberi nama Legion. Kerajaan Giad pun menyatakan perang dengan negara sekitar dan mengirimkan Legion. Dalam kondisi perang yang sedang berlangsung, masyarakat Kerajaan Giad melakukan kudeta dan membunuh keluarga sah kerajaan. Dengan hilangnya para pemimpin mereka, Legion hanya bisa menjalankan satu perintah terakhir yang diberi kepada mereka yaitu membunuh semua musuh. Seiring berjalannya waktu, Legion menganggap bahwa semua manusia adalah musuh mereka. Legion melakukan ekpansi yang besar dan menyerang semua negara yang tersisa
Salah satu negara yang diserang oleh Legion adalah Republik San Magnolia. Negara ini mempunyai 85 distrik dan hanya terdiri dari satu ras, yaitu ras alba. Mereka yang bukan termasuk dari ras alba dikucilkan dan disatukan dalam distrik 86. Shinei Nouzen dan temannya merupakan bagian dari distrik 86 dan telah dipaksa berperang melawan Legion sedari mereka kecil sampai remaja. Hal tersebut sangat mempengaruhi psikis mereka. Mereka hanya berpikir bahwa perang adalah segalanya atau lebih baik mati dibandingkan tidak bisa berperang. Belum lagi robot yang mereka gunakan untuk melawan Legion sangatlah minim dari segi kualitas dan keamanan. Robot yang mereka gunakan adalah M14A Juggernaut yang memiliki bentuk seperti laba – laba yang memiliki dua jepitan besi yang bisa ditembakkan. M14A Juggernaut juga dilengkapi laras halus berdiameter 57mm sebagai senjata utamanya.
Dengan adanya perlawanan dari manusia, Legion mengambil tindakan yang sangat tidak manusiawi yaitu mengambil dan menggunakan otak manusia yang didapatkan dari mayat perang untuk membuat kecerdasan buatan mereka setara dengan otak manusia. Mereka juga mengambil tindakan untuk membuat sebuah pabrik yang memproduksi masal Legion itu sendiri. Legion memiliki berbagai jenis mulai dari Ameise, Brauwolf, dan Lowe yang memiliki ukuran setara dengan M14A Juggernaut sampai yang berukuran sangat besar seperti Dinosauria dan Morpho.
Dalam pengembangannya Legion, Kerajaan Giad melakukan dua kesalahan. Yang pertama tidak memberikan batasan pada kecerdasan buatan pada Legion. Lalu yang kedua tidak membuat sebuah rencana cadangan apabila Legion bertindak di luar batas. Dalam pengembangannya, kita sebagai pembuat harus menentukan batasan pada kecerdasan buatan dan mempunyai rencana cadangan apabila kecerdasan buatan bertindak melewati batasannya. Apalagi jika kecerdasan buatan digunakan pada tentara robot perang. Legion merupakan contoh dari kelalaian manusia dalam mengembangkan teknologi.
Jadi kesimpulannya, kecerdasan buatan dan robot sangat bisa diterapkan pada perang namun terdapat peluang yang bisa merugikan umat manusia. Sebaiknya kecerdasan buatan dan robot diterapkan pada bidang yang sekiranya tidak memiliki wewenang maupun kekuatan yang cukup besar untuk melawan umat manusia.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
