Chat GPT, Kemajuan atau Ancaman di Bidang Pendidikan?
Teknologi | 2023-05-12 21:39:26Di era yang modern ini, teknologi akan terus berkembang dan menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi Artificial Intelligence (AI) atau yang biasa disebut sebagai kecerdasan buatan, sekarang ini mulai tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Pemanfaatannya digunakan dalam berbagai bidang seperti bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, industri, dan berbagai bidang lain. Perkembangan teknologi ini memberikan berbagai pandangan baru khususnya pada bidang pendidikan, yang memunculkan berbagai inovasi baru dalam media pembelajaran.
Beberapa waktu terakhir, salah satu dari inovasi tersebut adalah Chat GPT (Generative Pre-trained Transformer). Chat GPT sendiri adalah sebuah robot dalam bentuk chat bot yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence untuk melakukan sebuah interaksi berupa teks yang dapat membantu manusia dalam mengerjakan berbagai tugas. Dalam bidang pendidikan, Chat GPT memberikan banyak perubahan dalam cara belajar dan mendapatkan informasi. Bukan sekedar mesin chat biasa, Chat GPT juga dapat menjadi lawan bicara dan berinteraksi dengan penggunanya untuk memberikan berbagai informasi yang diminta melalui chatting. Teknologi yang dikembangkan oleh OpenAI ini juga dapat memahami dan memproses lebih baik dibandingkan chatbot dengan model yang serupa.
1. Chat GPT dalam Kemajuan Pendidikan
Dengan munculnya teknologi ini, aksesibilitas dan efisiensi dalam bidang pendidikan meningkat pesat. Penggunanya dapat dengan mudah mengajukan sebuah pertanyaan dan memperoleh jawaban yang relevan serta terperinci tanpa harus membutuhkan waktu yang lama. Chat GPT juga dapat menjelaskan dan memecahkan suatu masalah dilengkapi dengan referensi untuk mendukung jawaban dalam sebuah pembelajaran. Bagi pelajar, mereka dapat memanfaatkan Chat GPT sebagai mentor virtual ketika mengalami kesulitan dalam memahami suatu konsep dalam pembelajaran mandiri. Pelajar juga akan mendapatkan efisiensi waktu karena mereka dapat menggunakan Chat GPT di mana saja dan kapan saja, tanpa perlu menunggu waktu tertentu contohnya seperti pada saat di kelas. Oleh karena itu, Chat GPT tentunya akan sangat membantu khususnya pelajar, untuk memperbanyak pengetahuan dan wawasan mereka dengan cepat dan mudah. Kelebihan lain dari Chat GPT adalah dapat membuat atau menyelesaikan coding dengan cepat dan dapat melebihi kecepatan manusia.
Chat GPT memiliki pengaruh yang besar untuk memajukan pendidikan akademik dan bidang pustaka dengan berbagai metode yang baru. Tetapi kita juga perlu mengontrol bagaimana cara kita menggunakan teknologi tersebut dengan bijak dan bertanggung jawab, agar dapat digunakan untuk memajukan kualitas sumber daya manusia serta memunculkan generasi yang lebih profesional di masa yang akan datang. Peran tenaga pendidik seperti guru dan dosen pun juga ikut merasakan dampak yang besar dengan adanya teknologi ini, pendidik dapat memanfaatkan teknologi tersebut untuk menjawab pertanyaan dari siswa maupun mahasiswanya. Tentunya juga dengan didasari dengan sumber yang terpercaya dan akurat.
2. Chat GPT sebagai Ancaman Pendidikan
Salah satu ancaman Chat GPT di bidang pendidikan adalah plagiarisme, originalitas di bidang pendidikan sangat dijunjung tinggi dan plagiarisme sendiri dapat dikatakan sebagai tindakan kejahatan akademik. Plagiarisme adalah suatu tindakan mengambil kata-kata, ide, atau karya orang lain tanpa mengutip atau mencantumkan sumber asalnya. Ketika penggunanya menggunakan Chat GPT untuk membuat sebuah karya tulis tanpa parafrase, maka tindakan tersebut dapat dikatakan sebagai plagiarisme. Apabila hal ini dilakukan terlalu sering, maka dapat menyebabkan berkurangnya kemampuan berfikir mendalam, kreatif, dan logis untuk memecahkan suatu masalah. Dampak lainnya adalah dapat memicu berkurangnya minat untuk belajar secara mandiri atau autodidak, sehingga penggunanya memiliki ketergantungan untuk mencontek bahkan pada saat ujian. Plagiarisme dalam bidang pendidikan yang dilakukan terus-menerus dapat mengurangi kemampuan orang tersebut untuk bertindak secara inovatif dan orisinil dalam belajar.
Walaupun dianggap relevan dan rinci, ternyata Chat GPT juga dapat memberikan kesalahan informasi kepada penggunanya dikarenakan informasi yang kurang akurat. Chat GPT juga kurang pandai dalam memahami pembahasan yang terlalu rumit sehingga sering kali membingungkan penggunanya dalam media pembelajaran. Dengan bergantung dengan Chat GPT atau AI sejenisnya, pelajar akan semakin malas menggunakan media pembelajaran yang lebih akurat seperti buku, jurnal, dan bertanya langsung kepada tenaga pendidik itu sendiri.
Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah Teknologi Artificial Intelligence (AI) seperti Chat GPT, memberikan berbagai dampak positif dalam bidang pendidikan dengan meningkatkan aksesibilitas, efisiensi, dan inovasi dalam pembelajaran. Namun teknologi ini juga menimbulkan beberapa ancaman dan konsekuensi negatif seperti terdeteksi plagiarisme, kesalahan informasi, dan dapat membuat berkurangnya kemampuan pelajar dalam berpikir kritis, kreatif, dan logis. Oleh karena itu, perlu adanya kesadaran diri dalam penggunaan teknologi secara bijak dan bertanggung jawab. Dengan menggunakan Chat GPT sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran, bukan malah menggantikan pembelajaran dengan kemudahan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Faiz, A., and Kurniawaty, I. (2023) “Tantangan Penggunaan ChatGPT dalam Pendidikan Ditinjau dari Sudut Pandang Moral”, Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 5(1), 456–463.
Ausat, A., Massang, B., Efendi, M., Nofirman, N. and Riady, Y. (2023) “Can ChatGPT Replace the Role of the Teacher in the Classroom: A Fundamental Analysis”, Journal on Education, 5(4), pp. 16100-16106. doi: 10.31004/joe.v5i4.2745.
Fitria, T. N. (2023) “Artificial intelligence (AI) technology in OpenAI ChatGPT application: A review of ChatGPT in writing English essay”, ELT Forum: Journal of English Language Teaching, 12(1), pp. 44-58. doi: 10.15294/elt.v12i1.64069.
Colin G. Drury, Brian R. Gaines. (2018). "Chatbots and Intelligent Tutoring Systems: An Ethical Perspective." Journal of Educational Computing Research, 56(7), 1113-1134.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.