Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image SHAFA NABILA S - MAHASISWA S1 FARMASI UNAIR

Arcturus : Covid Varian Baru

Info Terkini | Friday, 12 May 2023, 19:39 WIB

Tahu kah kamu sub-varian Covid yang bernama Arcturus yang bisa disebut juga dengan XBB.1.16, telah masuk Indonesia. Dilaporkan pada tanggal 13 April 2023 oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, bahwa sudah terdapat dua kasus. Covid-19 sub-varian Arcturus pertama kali diidentifikasi pada bulan Desember 2021. Arcturus ini dianggap sebagai sub-varian dari varian Delta. Nama Arcturus ini diambil dari nama bintang paling terang di belahan bumi utara.

Apakah varian Arcturus ini lebih berbahaya? Arcturus tampaknya lebih menular dari varian yang sebelumnya dan cukup kebal terhadap daya tahan tubuh kita. Hal tersebut terjadi karena terdapat mutasi pada spike protein (kasus ini sama dengan varian Delta), yang dapat meningkatkan transmisi dan menghindari kekebalan tubuh.

Varian Arcturus saat ini merupakan varian dominan di India, namun pada tanggal 17 April 2023 di A.S dilaporkan bahwa varian ini menjadi penyebab dominan infeksi baru (menurut data dari US Centers for Disease Control and Prevention). Menyikapi hal tersebut WHO menghimbau setiap negara membagikan informasi mengenai varian Arcturus ini dan melakukan tes untuk melihat tingkat kekebalan masyarakat untuk melawan varian ini.

Nah, sekarang apa saja sih gejala dari virus ini. Menurut laporan dari dokter anak di India (Dr Vipin Vashishtha), Arcturus ini memiliki gejala berupa demam tinggi (lebih tinggi dari Covid-19 sebelumnya), batuk, dan konjungtivis (pada kondisi tertentu) yang menyebabkan peradangan. Gejala tersebut cukup membuat kebingungan masyarakat karena di belahan bumi bagian utara biasanya masyarakat mengalami mata merah dan gatal karena alergi musim semi. Namun, gejala demam tinggi lah merupakan cara efektif untuk membedakannya. Selain beberapa gejala yang telah dilaporkan tersebut, infeksi Arcturus menyerupai jenis Covid-19 sebelumnya yang gejalanya meliputi batuk, tenggorokan gatal, dan pilek.

Dalam menyikapi hal ini dan mengetahui bahwa belum ada vaksin khusus yang menargetkan XBB.1.16, kita perlu mengambil tindakan pencegahan seperti tetap memakai masker, rajin mencuci tangan dan memakai hand sanitizer, tetap menjaga jarak dengan orang lain, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image