Bak Tisu! Begini Kondisi Etika Pemuda Bangsa Indonesia
Edukasi | 2023-05-12 08:49:36Etika memainkan peran yang begitu penting dalam kehidupan sehari-hari, baik ketika bermasyarakat di lingkungan pekerjaan ataupun yang lainnya. Banyak perubahan etika yang terjadi pada para pemuda, perubahan itu bukan transformasi etika menjadi lebih baik melainkan meredupnya etika di kalangan pemuda.
Alih-alih era globalisasi yang dijadikan alasan, itu benar adanya karena dianggap memberi pengaruh yang begitu besar dalam meredupnya etika. Lunturnya nilai etika sering kali dianggap sepele yang berbanding terbalik dengan keadaan yang sedang terjadi, seperti contohnya berhubungan dengan lawan jenis menjadi suatu hal yang lumrah akibat dari seringnya menonton film-film atau drama barat.
Hal tersebut pastinya terjadi karena adanya akses teknologi yang semakin canggih, terbukti bahwa nilai etika dan moral generasi muda saat ini semakin tipis. Etika ini menjadi suatu momok masalah yang besar jika terjadi permasalahan. Pada hakikatnya bangsa Indonesia sudah merumuskan etika yang sesuai dengan semua aspek kehidupan dalam bermasyarakat di dalam dasar negaranya yaitu Pancasila.
Ilustrasi diambil dari google https://www.fimela.com/parenting/read/4519333/3-ca
Etika sendiri mempengaruhi perilaku individu, karena lunturnya etika diantaranya norma-norma lambat laun akan meningkat dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu. Pergeseran etika ini sebenarnya tidak dapat disimpulkan sebagai penurunan kualitas etika. Etika sangatlah melekat dengan adat istiadat dan agama. Tidak hanya itu, etika juga diajarkan untuk pemuda pada jenjang pendidikan, walaupun tidak diajarkan secara spesifik, hal tersebut guna untuk perubahan bangsa menjadi lebih baik.
Sebagai Agent of Change sudah seharusnya generasi muda untuk berkontribusi dalam tonggak perubahan bangsa. Kontribusi tersebut dapat diwujudkan dengan meningkatkan dan menjaga etika dan moral pada diri pemuda. Berdasarkan data dari kementerian pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak tahun 2023, umumnya terjadi kekerasan pada usia remaja, yang dilakukan oleh teman sebaya atau kekasih. Dari data tersebut menunjukkan bahwa etika dan moral dikalangan pemuda Indonesia di era globalisasi saat ini sangatlah miris. Tidak dapat dipungkiri jika etika menyebabkan problematika dalam kehidupan bermasyarakat. Kejadian-kejadian tersebut menandakan masyarakat Indonesia saat ini mengalami gejala degradasi moral.
Krisisnya moral dan etika ini akan menyebabkan banyak sekali permasalahan yang terjadi, untuk itu penanaman jiwa dengan moral dan etika yang tinggi dalam diri pemuda perlu diadakan sejak dini, karena dapat menjadi modal utama perubahan dan pembiasaan pada moral dan etika. Etika dan moral itu sendiri dapat diartikan sebagai norma yang akan berkembang menjadi kode etik pada dunia yang lebih luas yaitu dunia kerja. Kode etik merupakan suatu pola aturan yang dijadikan sebagai tata cara, pedoman etik dalam melakukan suatu kegiatan pekerjaan.
Kode etik ini bertujuan untuk meningkatkan nilai profesionalisme suatu pekerjaan, hal tersebut akan melindungi penilaian dari tindakan atau perbuatan ketidak profesionalitas. Pada penerapan kode etik hal yang sering disoroti adalah etika dan moral yang selalu berdampingan dengan perbuatan seseorang dalam suatu kinerja kerja profesi. Suatu keberhasilan dalam pekerjaan tidak melulu tentang hasil saja, tetapi ketergantungan juga dengan sikap dari individu tersebut terhadap client. Sudah tidak menjadi rahasia publik bahwa etika perlu untuk dalam semua aspek dalam kehidupan, etika juga ikut turut andil dalam keberhasilan suatu pekerjaan.
Suatu pelatihan khusus dari pemerintah perlu diadakan khususnya bagi orang tua untuk mencegah terjadinya itu semua. Peran orang tua (keluarga) sebagai faktor yang paling dominan dalam meletakkan dasar bagi perkembangan etika, moral, dan akhlak, karena sebagai sekolah pertama bagi remaja. Namun pada kenyataan yang terjadi masih banyak orang tua yang kurang paham tentang perannya tersebut. Para orang tua beranggapan bahwa pendidikan bagi anak-anaknya sudah cukup pada sekolah dan hal yang jadi sorotan utama orang tua kepada anaknya hanyalah persoalan nilai raport saja. Hal tersebut secara tidak langsung orang tua mengajarkan hasil lebih penting daripada proses. Untuk menghindari hal tersebut perlu adanya komunikasi antara anak dan orang tua.
Beberapa hal atau upaya-upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pengawasan orang tua, dalam hal ini orang tua memiliki peran penting. Jadi, orang tua harus lebih mengontrol anak dalam bertingkah laku seperti dengan menanamkan dan menerapkan kebiasaan berperilaku etis serta mengajarkan bagaimana hal-hal yang positif dan mana hal-hal yang tidak perlu untuk dilakukan. Selain itu, dengan meningkatkan pengawasan dalam penggunaan teknologi, sudah seharusnya orang tua memberikan contoh yang baik untuk anaknya begitu juga dalam bijak penggunaan teknologi.
Tidak hanya peran orang tua saja, lingkungan juga sangat berpengaruh pada individu, karena lingkungan memiliki pengaruh dalam pembentukan karakter, misalnya lingkungan yang baik pasti akan membentuk kepribadian anak menjadi baik. Pendekatan-pendekatan juga perlu dilakukan untuk mencegah lunturnya etika dan moral pada diri pemuda, seperti pendekatan dengan nilai-nilai agama. Dengan adanya kesadaran dalam diri tentang etika akan membantu membawa perubahan dengan menciptakan lingkungan yang damai.
Degradasi moral atau etika pada remaja ini dapat diatasi jika ketiga hal tersebut yaitu orang tua (keluarga), lingkungan, dan diri sendiri menjalankan perannya dengan baik. Alangkah lebih baiknya jika ketiga hal tersebut berkolaborasi dan saling mendukung untuk menciptakan generasi muda yang bermoral dan beretika.
Zubaidah Mufiqoh, Gizi, Universitas Airlangga
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.