Karawitan sebagai Salah Satu Budaya Indonesia
Eduaksi | 2023-05-11 19:02:44Di era modern ini, banyak sekali kebudayaan dari luar negeri yang dengan mudahnya masuk ke dalam Indonesia. Masuknya budaya dari luar negeri ini dapat menyebabkan melemahnya nilai-nilai budaya bangsa. Jika kita tidak mempertahankan warisan budaya Indonesia, perlahan kebudayaan itu akan menghilang atau bahkan diambil oleh negara lain. Disini kita akan membahas salah satu budaya Indonesia yakni karawitan.
Karawitan berasal dari kata "rawit" yang berarti halus dan rinci, dan "kara" yang berarti seni atau kesenian. Seni karawitan merupakan hasil dari proses warisan budaya yang telah ditransmisikan dari generasi ke generasi. Oleh karena itu, seni karawitan juga merupakan sarana untuk memperkenalkan dan memperkuat identitas nasional Indonesia. Karawitan terdiri dari beberapa alat music seperti gong, kenong, kendhang, bonang, saron, demung, peking, kethuk, kempyang dan lain sebagainya.
Kita perlu memperkenalkan seni karawitan di kalangan generasi muda, karena generasi muda lah yang akan meneruskan, mengembangkan, dan melestarikan kebudayaan Indonesia. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk memperkenalkan seni karawitan seperti mengadakan ekstrakulikuler karawitan di sekolah-sekolah. Sekarang ini sudah banyak sekolah yang mengadakan ekstrakulikuler karawitan, mengadakan lomba kesenian, dan lain sebaginya. Dengan memanfaatkan teknologi saat ini, generasi muda dapat mengenalkan seni karawitan melalui media social seperti YouTube, Instagram dan media social lainnya kepada seluruh dunia.
Dalam melestarikan seni karawitan, tentu tidak hanya melibatkan generasi muda saja. Peran pemerintah juga diharapkan dapat menyediakan sarana dan prasarana yang memadai. Dengan demikian seni karawitan dapat terus dijaga dan dikembangkan sebagai bagian dari warisan budaya yang patut di apresiasi dan dilestarikan.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.