Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Gading Wisnu Kusuma

Mengapa Kita Kecanduan Bermain Media Sosial?

Teknologi | 2023-05-10 13:38:24
Sumber : thetodogame.com

Kecanduan media sosial telah menjadi masalah yang semakin umum di era digital ini. Media sosial seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan yang akhir-akhir ini sedang naik daun, yaitu TikTok telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari banyak ornag. Namun, penggunaan yang berlebihan dan tidak terkendali dapat menyebabkan kecanduan yang berdampak negative pada kesejah teraan mental dan emosional seseorang. Lalu, apa yang menyebabkan seseorang bisa kecanduan bermain media sosial? Algoritma adalah jawabannya.

Di era digital saat ini, algoritma ada di mana-mana. Mereka adalah unsur utama teknologi modern dan berdampak besar pada kehidupan kita sehari-hari. Dari platform media sosial, search engine seperti Google, Bing, hingga situs belanja online, algoritma terus bekerja di belakang layar untuk memberikan pengalaman pengguna yang mulus dan menyenangkan. Lalu, apa sebenarnya algoritma itu dan bagaimana cara kerjanya?

Algoritma adalah serangkaian instruksi atau langkah-langkah yang diterapkan pada sebuah komputer untuk menyelesaikan sebuah masalah. Algoritma terdiri dari langkah-langkah yang terdefinisi dengan jelas yang diikuti oleh komputer secara berurutan untuk mencapai sebuah tujuan tertentu. Algoritma dapat digunakan dalam berbagai bidang termasuk pemrosesan data, artificial intelligence, machine learning, dan lain-lain. Dalam pengembangan teknologi modern, algoritma sangat penting untuk membuat teknologi menjadi lebih efisien, cepat, dan akurat.

The Social Dilemma merupakan sebuah film dokumenter yang menceritakan tentang bagaimana media sosial itu bekerja dan membongkar sisi gelap dari teknologi internet yang ditenagai oleh algoritma yang akhirnya membawa masyarakat pada sebuah ke “dilema” an.

Film dokumenter The Social Dilemma dibuat bertujuan untuk menjelaskan bagaimana smartphone, algoritma yang sangat menarik perhatian, lingkungan yang terpolarisasi dan keinginan untuk mendapatkan sebuah keuntungan yang menyebabkan kita sebagai pengguna terpapar cara-cara yang dapat mengancam demokrasi

Dalam film dokumenter The Social Dilemma dijelaskan bagaimana media sosial yang ditenagai algoritma itu bekerja. Mulai dari pengawasan secara diam-diam terhadap aktivitas yang kita lakukan di internet dan juga perekaman data pribadi hingga memanipulasi feed di media sosial agar kita tidak bisa lepas dari genggaman gawai agar tetap terus menatap media sosial.

Dengan memantau aktivitas penggunanya, pihak dari media sosial memperoleh data-data. Data-data yang diperoleh akan digunakan untuk membuat model diri kita yang bisa memprediksi kegiatan apa yang akan kita lakukan. Semakin banyak data yang diperoleh, semakin akurat pula dan semakin tepat pula konten-konten yang cocok dengan kebiasaan kita ketika menjelajah media sosial. “Siapapun yang dapat membuat model ‘produknya’, maka dialah pemenangnya”, ucap salah satu narasumber di film The Social Dilemma.

Dengan cara kerja algoritma yang didesain seperti ini, kita sebagai pengguna secara tidak sadar dipaksa untuk terus menggulirkan layar smartphone kita untuk menguntungkan pihak media sosial serta pihak pengiklan.

Pada dasarnya, algoritma media sosial zaman sekarang memiliki beberapa tujuan, yaitu:

1. Bertujuan untuk terus meningkatkan intensitas penggunaan media sosial

2. Untuk menambah pengguna dari sebuah media sosial

3. Tujuan iklan yang bertujuan untuk memastikan kedua tujuan di atas terus terjadi

Algoritma media sosial yang seperti ini mengakibatkan pengguna tidak dapat mengendalikan durasi penggunaan dari media sosial. Media sosial akan terus menggali lebih dalam hingga mengambil alih kesadaran pengguna, terutama pengguna media sosial yang masih remaja. Hanya dengan satu komentar negatif saja sudah dapat membuat seorang remaja menjadi pribadi yang insecure.

Kecanduan media sosial dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan pada kesejahteraan mental dan emosional seseorang. Gejala kecanduan media sosial termasuk penggunaan berlebihan, kesulitan menghentikan penggunaan, mengabaikan kehidupan nyata, rendah diri, dan sulit tidur. Efek negatif termasuk penurunan kesejahteraan mental, penurunan produktivitas, hubungan sosial yang melemah dan ketidakseimbangan emosional. Untuk mengatasi kecanduan media sosial, penting untuk meningkatkan harga diri, membatasi penggunaan, membuat jadwal tanpa media sosial, membersihkan lingkungan digital, dan mencari dukungan. Langkah-langkah ini dapat membantu mengurangi kecanduan media sosial dan meningkatkan keseimbangan dan kualitas hidup kita.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image