
Penerimaan dan Penolakan dalam Kehidupan
Agama | 2023-05-04 01:37:52
Penerimaan dan Penolakan adalah 2 mata pisau yang berguna, kita butuh keduanya agar kita semakin kuat dan bermanfaat. 2 mata pisau menggambarkan kehidupan manusia. Satu di atas terasa tumpul (tidak mencelakai dan tidak terasa). Satu lagi di bawah terasa tajam (kadang mencelakai tetapi itu membuat arti bahwa pisau itu bermanfaat). Ketika berada di atas manusia kadang lupa memaknai hidup ini yang berarti karena tidak terasa sakit, maka selalu merasa aman. Ketika berada di bawah manusia terasa sakit, sedih bahkan terpuruk.
Padahal 2 sisi tersebut adalah sunnatullah kehidupan agar manusia bisa mendapatkan pelajaran berharga dari 2 sisi yang berbeda. Ketika berada di atas disyukuri dengan terus bersahabat dengan tangan, tidak melukai sesama dan bisa bekerja sama untuk digunakan pegangan menopang yang bawah. Mengayomi, memberikan manfaat semampunya untuk dapat berinteraksi yang maslahat untuk dunia.
Sebaliknya jika berada di bawah juga harus bersyukur dan bersabar dengan segala ketajaman kehidupan yang membuat sedih dan pilu. Terus mengambil pelajaran dan terus menjadi manfaat sesuai fungsinya. Bahagia dan kesedihan akan selalu berdampingan. Maknai kehidupan dengan segala lika-likunya. Terus berjalan, maju ataupun mundur selagi langkah itu di jalan kebenaran Allah akan selalu bersama kita.
Fahruddin Faiz mengatakan kita harus fahami apa yang menjadi tujuan hidup kita, maka akan membuat kita lebih semangat menjalaninya. Jadi mari memperjelas tujuan dan menegaskan prilaku yang ingin kita jaga (dalam kanal YouTube @cahayahationline).
Setiap manusia juga pasti memiliki sisi baik dan buruk. Terus berbuat baik, dan tahan untuk tidak melakukan yang tidak baik. Kebaikan akan selalu bersama Allah, Allah tidak pernah meninggalkan kita. Hanya kita harus terus berjalan untuk menuju keridhaan Allah. Semoga hidup kita lebih bermakna.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
Komentar
Gunakan Google Gunakan Facebook