Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Angellita Wijaya Gunawan

Keajaiban Teknologi Nano Dalam Perbaikan dan Rekontruksi Sistem Saraf Tepi

Teknologi | Monday, 01 May 2023, 22:06 WIB
Ilustrasi oleh azonano.com

Tubuh manusia merupakan keajaiban sistematika, salah satunya dapat kita temukan pada sistem saraf tepi. Jaringan saraf dan jaringan halus ini memungkinkan kita berinteraksi dengan dunia di sekitar, serta merasakan dan merespons rangsangan secara real-time. Namun, ketika sistem saraf tepi rusak, konsekuensinya dapat menjadi sangat parah dan berlangsung lama. Selama bertahun-tahun, tidak banyak harapan untuk memperbaiki kerusakan pada sistem saraf tepi, tetapi kemajuan terbaru dalam nanoteknologi sudah mengubahnya.

Nanoteknologi adalah studi dan aplikasi struktur serta bahan pada skala nanometer, yang biasanya didefinisikan antara satu hingga 100 nanometer ukurannya. Pada skala yang sangat kecil ini, tidak mustahil untuk mengendalikan dan memanipulasi materi dengan presisi yang tak tertandingi, menciptakan material dan perangkat dengan properti dan fungsi yang baru.

Salah satu aplikasi nanoteknologi yang paling menarik adalah terkait perbaikan dan rekonstruksi sistem saraf tepi. Dalam artikel terbaru oleh Cristiana R. Carvalho, Joana Silva-Correia, Joaquim M. Oliveira, dan Rui L. Reis berjudul Nanotechnology in Peripheral Nerve Repair and Reconstruction, mereka menyoroti potensi strategi berbasis nanoteknologi untuk perbaikan dan rekonstruksi saraf tepi.

Tantangan utama dalam perbaikan saraf adalah ketika akson sedang beregenerasi, yaitu proyeksi panjang dan ramping dari sel saraf yang mengirimkan sinyal antar sel. Pendekatan berbasis nanoteknologi dapat memberikan kerangka kerja untuk pertumbuhan akson yang sedang beregenerasi dengan meniru struktur jaringan saraf alami. Salah satu kerangka kerja seperti itu dengan penggunaan nanofiber yang dapat di-spin elektro menjadi matriks yang menyerupai matriks ekstraseluler (ECM) dari jaringan saraf. Para peneliti mendapati bahwa kerangka kerja nanofiber tersebut dapat mendorong pertumbuhan akson dan meregenerasi saraf yang terluka.

Selain memberikan kerangka kerja untuk akson yang sedang beregenerasi, pendekatan berbasis nanoteknologi juga dapat mengirimkan molekul bioaktif langsung ke situs cedera. Siklus dapat mencakup molekul yang mendorong pertumbuhan akson, mengurangi peradangan, dan mengatur respon imun. Para peneliti menyarankan bahwa nanocarrier seperti liposom, misel, dan dendrimer dapat digunakan untuk mengirimkan molekul-molekul ini, memberikan pendekatan yang ditargetkan untuk perbaikan dan rekonstruksi saraf tepi.

Para peneliti juga mencatat bahwa pendekatan berbasis nanoteknologi dapat digunakan dalam kombinasi dengan strategi lain, seperti rekayasa jaringan dan terapi gen, untuk memberikan pendekatan multifaset guna perbaikan saraf tepi. Misalnya, pendekatan berbasis nanoteknologi dapat dikombinasikan dengan terapi sel punca, menyediakan perancah untuk pertumbuhan dan diferensiasi sel punca menjadi sel saraf.

Dengan pengembangan dan implementasi teknologi baru seperti ini, kita dapat membantu banyak orang yang menderita kerusakan saraf tepi dan memberikan kemajuan besar dalam bidang medis. Untuk itu, program studi Rekayasa Nanoteknologi di Universitas Airlangga dapat menjadi pilihan yang tepat bagi kalian yang berminat mempelajari dan berkontribusi pada kemajuan teknologi medis masa depan. Dibekali kurikulum komprehensif dan pengalaman praktis yang luas, program studi Rekayasa Nanoteknologi dapat membantu mahasiswa memperoleh keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk berkarir di bidang menakjubkan, serta bersaing di masa kini dan masa depan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image