Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Dicky Anggara

Calon Mahasiswa Dibuat Bimbang! Berikut Alasan Jurusan Perikanan dan Kelautan Kurang Diminati.

Sekolah | Sunday, 30 Apr 2023, 01:24 WIB
Seorang calon mahasiswa baru yang bimbang akan pilihan jurusan di perkuliahan.

Dalam persiapan menuju di dunia kerja, banyak siswa-siswi di Indonesia tepatnya yang ingin melanjutkan setelah jenjang sekolah menengah atas dan lanjut ke perguruan tinggi. Dengan berikut para calon mahasiswa mempersiapkan bekal untuk menuju ke dunia kerja dengan berkuliah. Tidak menutup kemungkinan berkuliah merupakan suatu kewajiban akan tetapi merupakan pilihan yang dimiliki setiap siswa-siswi di Indonesia. Dengan banyaknya jurusan di Indonesia menjadi salah satu alasan calon mahasiswa menjadi bimbang serta tujuan dari calon mahasiswa setelah lulus akan bekerja dimana.

Dari berbagai pilihan jurusan yang ada di Indonesia, Jurusan perikanan dan ilmu kelautan sangat kurang diminati. Berikut alasannya,

1. Pandangan di masyarakat.

Proses untuk menghadapi dari tantangan dan memanfaatkan peluang yang ada kita dapat ambil dari dalam sektor salah satunya perikanan, salah satunya dalam inovasi berkelanjutan yang merupakan menjadi kunci keberhasilan. Tentunya didalam inovasi sektor perikanan akan berperan besar dalam mengatasi masalah yang dihadapi terutama di sektor perikanan. Akan tetapi, Saya berbicara sebagai salah satu mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga. Saya seringkali menerima berbagai sindiran bahkan larinya seperti hinaan.

Sudah tidak terhitung jumlahnya. Mulai dari bentuk candaan hingga kata-kata yang menyakitkan. Bahkan dari orang-orang terdekat. Contohnya seperti “Nanti kalau sudah lulus mau jadi nelayan ya?”, “Pasti kalau kemana-mana bau amis”, “Kuliah di perikanan susah dapat pekerjaan”, “Oh pengusaha tambak ya?”, “Orang tuanya kerja apa? Nelayan?”, “Palingan juga kalau kuliah di perikanan cuman belajar mancing”. Dari sekian banyak tanggapan yang Saya terima, Saya hanya bisa membuktikan dan menjadi salah satu jalan untuk motivasi serta dapat menutup pandangan tentang mereka.

2. Minimnya lapangan pekerjaan di bidang perikanan dan kelautan

Indonesia merupakan negara maritim. Negara maritim merupakan wilayah yang memanfaatkan wilayah lautnya dalam konteks pelayaran secara umum. Indonesia dikatakan negara maritim, karena hampir 70 persen wilayah Indonesia merupakan perairan, dan hanya 30 persen yang berupa daratan.

Menurut KBBI, maritim berkenaan dengan laut, dan berhubungan dengan pelayaran dan perdagangan di laut. Negara maritim memiliki peranan penting sebagai tulang punggung eksistensi, dalam pengembangan suatu bangsa dan negara. Kekuatan maritim suatu negara, mencakup seluruh kekuatan nasional dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang didasarkan kepada kondisi geografis territorial. Tentunya membuat Indonesia dipenuhi akan wilayah laut sehingga seharusnya dalam sektor perikanan terutama pada lapangan pekerjaan menjadi lebih besar.

Akan tetapi, tidak bisa dipungkiri jika lapangan pekerjaan di bidang perikanan dapat dibilang cukup rendah. Kebanyakan lebih memilih cara aman dengan terus sekolah hingga jenjang paling tinggi. Berharap menjadi dosen. Ya, banyak sekali mahasiswa pasca sarjana yang ingin menjadi dosen. Selain itu, perusahaan perikanan seperti pabrik pengolahan ikan juga minim. Belum lagi lulusan perikanan yang sangat banyak. Kebanyakan perusahaan pengolahan ikan mencari pegawai pada posisi staf laboratorium, QA (Quality Assurance) dan QC (Quality Control). Adapula posisi teknisi tambak namun mayoritas persyaratannya ditujukan hanya untuk pria. Jadi banyak sekali lulusan perikanan yang banting setir kerja di bank atau menjadi admin.

Saya menuliskan ini bukan berarti saya sudah lepas dan berhasil mencapai sesuatu. Bukan. Saya hanya ingin membagikan opini serta pengalaman yang mungkin bisa bermanfaat bagi orang lain. Saat ini saya masih berproses. Semoga kedepannya saya bisa memberikan kontribusi lebih terhadap perikanan dan bisa meraih mimpi-mimpi lain yang mulai saya tuliskan setelah diterima di perikanan. Intinya, perikanan merupakan jurusan yang luas. bahkan, kita bisa lebih banyak mengenal potensi perikanan kelautan yang ada di dalam ataupun luar negeri. Selain itu, selama kuliah saya juga bisa mengikuti volunteer, organisasi, dan kepanitiaan lainnya yang terbuka luas di kampus saya, sehingga sangat luas apabila membicarakan tentang peluang pekerjaan.

3. Pemikiran orang tua terhadap standar kesuksesan

Pada setiap pemilihan atau keputusan biasanya peran orang tua menjadi hak lebih dari seuatu hasil keputusan itu sendiri. Masih memungkinkan apabila seorang calon mahasiswa membuat keputusan dan menetapkan hasil apabila memang dapat membiayai sendiri untuk pembiayaan kuliah, akan tetapi tidak luput dari doa restu orang tua agar semua dapat berjalan dengan lancar. Kebanyakan orang tua kita seringkali meminta kita untuk rajin belajar agar pintar. Pintar yang berujung pada juara kelas. Hingga kemudahan memperoleh pekerjaan.

Dan orang tua sering melihat pekerjaan semacam menjadi dokter, polisi, tentara, pilot, pns dan lain-lain sebagai standar kesuksesan anaknya. Orang tua akan bangga melihat anaknya bisa di posisi semacam itu. Lalu bagaimana dengan perikanan? Apakah masih ada orang tua yang membangga-banggakan anaknya kepada tetangga jika kuliah perikanan? Maka pentingnya berkolaborasi serta membicarkan baik-baik kepada orang tua kita tentang pilihan kita, membuat yakin orang tua juga salah satu faktor pembantu dalam mengambil keputusan. Sehingga kita dapat berjuang lebih giat dan membuat orang tua kelak dengan pilihan kita nanti, dimana pun kita berada, di jurusan apapun jikalau niat dan ambisi kita sangat penuh akan dapat menghasilkan sesuai yang kita perjuangkan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image