Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image 02_02_Mochamad Rafi

Puasa Ramadhan: Kewajiban Menahan Makan dan Minum, Sehat atau Tidak?

Gaya Hidup | Thursday, 27 Apr 2023, 21:23 WIB
Puasa: Menahan lapar yang bermanfaat!

Ramadhan, bulan yang paling ditunggu-tunggu oleh setiap muslim di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia. Hal yang menyebabkan Ramadhan menjadi spesial adalah adanya kewajiban puasa, yakni menahan makan dan minum sejak sahur, yakni mulai adzan subuh, hingga maghrib atau terbenamnya matahari.

Berbagai daya tarik yang menyebabkan puasa ditunggu-tunggu adalah kemeriahan, suka cita, hingga keberkahan yang dipercaya oleh umat muslim sebagai bulan yang baik untuk melakukan dan mengamalkan kebaikan. Selain itu, ramadhan juga dipercaya sebagai waktu di mana segala amal baik akan dilipatgandakan.

Namun, pernahkah Anda berpikir, apakah kewajiban menahan makan dan minum selama berjam-jam ketika berpuasa aman bagi kesehatan? Apakah hal tersebut tidak memicu maag, GERD, atau gejala kesehatan lainnya?

Dr. dr. Probosuseno, Sp.PD-K Ger, FINASIM, SE, MM, salah satu Dosen dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, UGM Yogyakarta menyebutkan bahwa berpuasa mendatangkan berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh.

Dokter Probosuseno menyebutkan bahwa saat sedang berpuasa, tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman dalam jangka waktu tertentu. Oleh karena itu, tubuh akan memulai untuk mendapatkan energi dari berbagai sumber. Dalam kondisi normal, energi ini didapatkan dari glukosa atau zat gula yang ada di dalam tubuh masing-masing individu. Namun, ketika sedang berpuasa, energi justru didapatkan dari senyawa keton. Sebagai feedback atau akibatnya, proses metabolisme di dalam tubuh akan mengalami perubahan. Senyawa keton yang akan dirombak menjadi energi bagi tubuh terkandung di dalam lemak. Ketika keton dirombak menjadi energi, otomatis lemak di dalam tubuh akan berkurang sebab diubah menjadi energi.

Proses perombakan keton menjadi energi umum disebut sebagai proses ketogenesis. Proses ketogenesis memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, yakni meringankan peradangan dan memicu adanya respons tubuh terhadap kondisi stres, menstabilkan tekanan darah dan berat badan, kondisi pikiran menjadi semakin stabil, serta fungsi organ dalam akan semakin bagus di antaranya fungsi organ ginjal, hati, dan sebagainya.

Dalam beberapa penelitian baru yang tertulis di Journal of American Heart Association, ditemukan fakta bahwa bahwa puasa memiliki banyak manfaat untuk menstabilkan tekanan darah, menurunkan berat badan, dan menstabilkan kadar lemak di dalam tubuh.

Selain itu, sebuah studi yang termuat dalam Jurnal Studi Pemikiran, Riset, dan Pengembangan Pendidikan Islam menyebutkan bahwa berpuasa akan memberikan ruang bagi organ pencernaan, termasuk sistem enzim maupun hormon untuk beristirahat. Dalam kondisi normal ketika tubuh sedang tidak berpuasa, organ pencernaan akan terus aktif untuk mencerna makanan sehingga tidak memiliki waktu untuk beristirahat. Akibatnya, zat sisa atau feses yang menumpuk dapat menjadi racun di dalam tubuh. Selama berpuasa, sel-sel tubuh khususnya pada organ pencernaan akan memulai proses regenerasi untuk memperbaiki diri.

Dari berbagai studi dan penjelasan di atas, puasa memang terbukti mendatangkan berbagai manfaat. Namun, perlu diingat untuk tetap menjaga komposisi asupan makanan ketika berbuka agar tetap seimbang meskipun tubuh tidak mendapatkan asupan apapun selama berpuasa. Hal tersebut ditujukan agar zat dan gizi yang masuk ke dalam tubuh tetap dalam jumlah normal dan tidak berlebihan sehingga puasa tetap menjadi manfaat bagi yang menjalankan.

Artikel ini ditulis oleh Mahasiswa Universitas Airlangga sebagai Tugas Mata Kuliah Logika dan Pemikiran Kritis PDB Semester 2.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image