Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Teguh Frediansyah

Kapan Harus Berhenti Mengikuti Tes dalam Melamar Pekerjaan?

Eduaksi | Wednesday, 22 Dec 2021, 17:34 WIB

“Jangan pernah berhenti mengikuti tes. Kamu hanya boleh berhenti dengan 2 (dua) alasan. Pertama, kamu diterima dalam tes tersebut. Kedua, kamu tidak diperbolehkan lagi oleh panitia penyelenggara.” A.Yani, S.H (Kepala Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Banjarnegara)

Tes dalam melamar kerja sudah menjadi bagian baku dan tidak bisa dipisahkan lagi dengan para pencari kerja. Dari lulusan berbagai tingkatan jenjang pendidikan, semua mengikuti tes. Baik tes tertulis, maupun tes praktik. Tujuanya sederhana yakni untuk menyaring sumber daya manusia (SDM) unggul yang dianggap siap kerja. Terlepas dari banyak dan berbedanya parameter yang digunakan oleh pihak panitia penyelenggara seleksi. Pada akhirnya, seleksi melamar kerja hanya menyuguhkan 2 kemungkinan saja ; ditolak atau diterima kerja.

Bagi sebagian pencari kerja yang sering ditolak atau tidak diterima oleh tempatnya melamar kerja akan mengalami kesal dan putus asa. Sebagian lain memilih untuk berhenti dan tidak mencobanya lagi. Namun, Kepala Badan Pertanahan Kabupaten Banjarnegara A. Yani, S.H mengungkapkan bahwa hanya ada 2 alasan untuk pencari kerja berhenti mengikuti tes dalam melamar kerja. Pertama, karena diterima dalam tes yang diikuti. Kedua, karena pelamar tidak boleh lagi ikut oleh panitia penyelenggara tes.

Logika berpikir seperti ini yang seharusnya ditanamkan oleh para pelamar kerja. Terus mencoba dan pantang berhenti sebelum bertemu dengan takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan. Tetap berusaha adalah bagian terpenting dari ikhtiar para pencari kerja. Kita tidak pernah mengetahui dari mana pintu rejeki itu datang.

Perlu diketahui juga bahwa dalam upaya terus mencoba melamar pekerjaan, para pencari kerja setiap ditolak atau tidak diterima harus terus mengasah skill dan meningkatkannya setiap waktu. Menjadi pelamar yang mumpuni membuat kepercayaan diri meningkat. Imajinasi kita berjalan sesuai relnya. Kita tahu hendak berbuat apa kedepannya. Langkah kita lebih maju dengan pesaing lain.

Pada intinya, kita hanya membutuhkan satu kesuksesan untuk menghapuskan ratusan bahkan ribuan kegagalan yang pernah dialami. Kucinya tetap mencoba. Karena ketika berhenti mencoba, kita dipastikan tidak diterima dan tidak mempunyai satu peluang utama yakni diterima atau berhasil melewati tes.

Teguh Frediansyah

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image