Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Adhitya Yoga Pratama

Memulihkan Kurikulum Merdeka

Pendidikan dan Literasi | Sunday, 23 Apr 2023, 00:14 WIB

Sejak kurikulum merdeka diterapkan sekolah-sekolah hampir satu tahun yang lalu. Tujuan kurikulum merdeka tidak ubah untuk memulihkan pembelajaran dari kurikulum yang terlalu fokus pada akademik dan mengabaikan pengembangan karakter serta keterampilan peserta didik.

Bahkan melalui platform Merdeka Mengajar kurikulum ini semakin menawarkan kebebasan guru untuk mengembangkan mata pelajaran dengan tetap memenuhi standar pendidikan yang diberikan pemerintah. Sehingga membuat guru dapat memilih bahan ajar yang sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik.

Dalam kurikulum merdeka, peserta didik diajak lebih eksploratif dan kreatif saat proses belajar. Mereka diberi kesempatan memilih topik atau proyek yang ingin diambil supaya berkembang sesuai potensi masing-masing.

Tidak hanya itu, kurikulum merdeka juga mengintegrasikan nilai-nilai budaya dan karakter Indonesia ke dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Sehingga peserta didik mampu menghargai keberagaman masyarakat Indonesia dan kerja sama antar kelompok.

Kurikulum merdeka juga memberikan peran yang lebih besar pada orang tua dan masyarakat dalam melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap kualitas pendidikan di sekolah. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan keterlibatan orang tua dalam pendidikan anak-anak mereka.

Namun kurikulum merdeka juga dihadapkan pada beberapa tantangan, seperti minimnya sarana dan prasarana yang mendukung implementasi. Selain itu belum semua guru terbiasa dengan konsep belajar yang lebih partisipatif dan interaktif.

Padahal kurikulum merdeka ini memiliki potensi untuk melahirkan peserta didik yang lebih eksploratif, kreatif, dan integral. Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan dan keseriusan dari semua pihak terkait agar kurikulum ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal.

Kebijakan pemerintah dalam mendorong penerapan kurikulum merdeka juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas pendidikan dan ketersediaan sarana dan prasarana di setiap sekolah.

Dalam kurikulum merdeka guru juga diharapkan mampu berperan sebagai fasilitator dan pengarah proses belajar peserta didik. Konsekuensinya guru dituntut terus mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam mengelola pembelajaran.

Lebih dari sekedar mengejar prestasi akademik, kurikulum merdeka memperhatikan aspek karakter dan keterampilan peserta didik. Dengan demikian peserta didik memiliki persiapan yang lebih matang menghadapi tantangan ke depan dalam kehidupan pribadi maupun profesional.

Pulihkan Hak Peserta Didik

YB. Mangunwijaya dalam buku Sekolah Merdeka: Pendidikan Pemerdekaan menerangkan, tentang unsur yang paling menentukan kurikulum di Indonesia adalah peserta didik itu sendiri, bukan pemerintah dan dunia usaha, bisnis, perdagangan, politik, atau adat.

Menurutnya, kurikulum yang dibuat oleh pemerintah dengan mementingkan dunia usaha cenderung lebih mengutamakan kepentingan mereka sendiri dari pada kepentingan peserta didik. Kurikulum tersebut cenderung terfokus pada pembelajaran yang bersifat akademik dan mengabaikan pengembangan karakter, dan kecerdasan emosional peserta didik.

Pemerintah dan dunia usaha, bisnis, perdagangan, politik, serta adat cenderung lebih mengutamakan prestasi akademik serta keterampilan tertentu yang dianggap penting bagi mereka. Terkadang hal ini membuat peserta didik tidak memiliki kesempatan mengembangkan kemampuan yang sesuai dengan minat dan potensi mereka sendiri.

Tidak hanya itu, pandangan YB. Mangunwijaya juga mengkritisi kurangnya peran peserta didik dalam proses pengembangan kurikulum di Indonesia. Padahal peserta didik juga memiliki hak untuk menentukan tujuan dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan bakat dan kemampuan mereka.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya pemberian kebebasan yang disiplin bagi peserta didik dalam menentukan jalannya pembelajaran. Peserta didik harus diberikan kesempatan untuk memilih topik pembelajaran yang sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka sendiri serta diberikan kesempatan untuk mengembangkan potensi mereka.

Dalam pandangan YB. Mangunwijaya, pendidikan seharusnya berfokus pada pengembangan manusia yang lebih eksploratif, kreatif, dan integral yang mampu beradaptasi dengan perubahan. Hal ini dapat dicapai melalui pembelajaran yang lebih partisipatif, inovatif, dan terintegrasi dengan nilai-nilai religius dan budaya.

Akhirnya pandangan YB. Mangunwijaya menjadi reminder bahwa peserta didik harus menjadi fokus utama dalam proses pengembangan kurikulum merdeka. Peserta didik adalah sumber daya yang paling berharga bagi bangsa dan negara. Oleh karena itu, implementasi kurikulum merdeka seharusnya dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan dan kebutuhan peserta didik agar mendapatkan hasil yang optimal pada tahun 2024. Mungkin begitu.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image