Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Goresan Pena Friska

Berantas Match Fixing, Erick Thohir Bangun Integrasi Peraturan PSSI-FIFA

Olahraga | Sunday, 16 Apr 2023, 16:20 WIB
TribunBanyumas.com

Sebagai sebuah cabang olahraga yang paling banyak diminati di Indonesia, sepak bola seharusnya mampu menjadi salah satu medium yang mendorong Indonesia menorehkan prestasi di kancah Internasional. Namun sayangnya, masalah-masalah yang timbul dalam olahraga ini, seperti match fixing misalnya, seringkali menjadi kendala dalam konteks kemajuan sepak bola kita. Maka untuk mengatasi masalah ini, integrasi peraturan PSSI dan FIFA dapat menjadi langkah yang tepat.

PSSI di bawah kepemimpinan Erick Thohir, telah mengambil langkah tersebut. Erick menegaskan bahwa PSSI saat ini akan mengambil tindakan nyata bagi mereka – para mafia sepak bola, yang masih melakukan match fixing. Tak hanya sanksi dalam tingkat nasional, tetapi juga sanksi di tingkat internasional.

Match fixing sebagai sebuah tindakan yang tidak hanya merugikan tim atau pemain, tetapi juga merugikan seluruh industri sepak bola dan para penggemarnya, maka dampak dari praktik ini sangat merugikan karena menghilangkan integritas olahraga dan dapat merusak reputasi tim dan pemain yang terlibat. Untuk itu maka tak heran jika Erick Thohir mengambil langkah tersebut.

Integrasi Peraturan PSSI-FIFA

Di Indonesia, tindakan match fixing telah menjadi masalah yang cukup serius. Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi beberapa kasus match fixing di liga sepak bola Indonesia, yang menyebabkan kerugian besar bagi para penggemar dan pihak-pihak terkait lainnya. Oleh karena itu, penting kiranya PSSI dan FIFA harus bekerja sama untuk mengatasi masalah ini.

Salah satu langkah penting yang dapat diambil adalah dengan mengintegrasikan peraturan PSSI dan FIFA, sebagaimana telah Erick Thohir ambil saat ini. PSSI dapat menerapkan peraturan FIFA secara ketat, seperti mengadopsi Code of Ethics FIFA dan menjalankan program Integrity Officer. Code of Ethics FIFA adalah kerangka kerja yang berisi aturan tentang integritas dalam sepak bola yang diadopsi oleh semua anggota FIFA. Sedangkan Integrity Officer adalah program yang bertujuan untuk memerangi korupsi dalam olahraga dengan mengembangkan kebijakan dan strategi untuk memperkuat integritas olahraga.

Selain itu, PSSI dan FIFA dapat bekerja sama untuk memberikan pelatihan dan pendidikan kepada pemain, wasit, dan pelatih tentang pentingnya integritas dalam olahraga. Pendidikan dan pelatihan ini dapat membantu para pemain dan wasit untuk mengenali tanda-tanda match fixing dan membuat mereka lebih waspada terhadap tindakan tersebut.

Tidak hanya itu, PSSI dan FIFA dapat meningkatkan kerjasama dengan lembaga penegak hukum dan pihak berwenang lainnya untuk memperkuat perlindungan hukum terhadap tindakan match fixing. Hal ini dapat membantu mengurangi insentif bagi para pelaku match fixing dan meningkatkan efektivitas penegakan hukum terhadap mereka.

Kesimpulannya, masalah match fixing dalam sepak bola di Indonesia dapat diatasi melalui integrasi peraturan PSSI dan FIFA. Langkah-langkah yang diambil oleh PSSI dan FIFA harus diimbangi dengan kerjasama dari berbagai pihak, seperti lembaga penegak hukum, media, dan para penggemar sepak bola. Dengan kerjasama yang kuat, kita dapat memperkuat integritas olahraga dan menjadikan sepak bola di Indonesia lebih bermartabat dan terhormat.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image