Sektor Industri Tekstil: Baju Branded Indonesia
Bisnis | 2023-04-16 07:31:54Industri tekstil merupakan salah satu andalan sektor manufaktur dalam memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Industri tekstil berperan penting dalam memenuhi kebutuhan domestik, menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup besar, dan penghasil devisa ekspor dalam sektor nonmigasi. Industri ini juga merupakan salah satu industri yang mendukung pemenuhan kebutuhan sandang nasional. Dalam sejarah perekonomian Indonesia, Industri Tekstil pernah menjadi salah satu primadona ekspor Indonesia ke berbagai negara di dunia, khususnya Amerika Serikat dan Jepang, serta menjadi tumpuan pertumbuhan sektor industri pengolahan.(RI, 2021). Ekspor memiliki peran yang vital terhadap perekonomian suatu negara. Selain membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi, ekspor juga memberikan pengaruh yang positif terhadap industri dalam negeri. Dalam upaya peningkatan daya saing global, industri TPT Indonesia masih memiliki banyak sekali kendala dan hambatan yang masih belum bisa teratasi dengan baik. Menurut (Ragimun, 2010) paling tidak ada 10 kendala dan hambatan yang menjadi pemicu utama rendahnya daya saing TPT Indonesia ke dunia. Masalah tersebut diantaranya adalah besarnya ketergantungan terhadap impor bahan baku, kualitas sumber daya manusia masih rendah, kualitas teknologi pendukung masih rendah, keterbatasan modal, keterbatasan pasokan listrik, lemahnya kinerja ekspor, masalah transportasi, minimnya industri pendukung, agresif dan dinamisnya produk TPT, serta masalah perpajakan yang membebani para pelaku industri. Masalah lain yang juga harus segera diatasi adalah umur dari mesin-mesin yang sudah tua sehingga membuat kinerjanya menjadi tidak efisien. Akibatnya industri TPT menjadi semakin boros, tidak ramah lingkungan, dan butuh waktu delivery yang lama sehingga sulit untuk memenuhi kebutuhan ekspor pasar global. Setidaknya ada 80% mesin yang sudah berusia labih dari 20 tahun Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang dikutip dari laman CNBC Indonesia menyatakan industri tekstil dan produk tekstil (TPT), termasuk baju di dalam negeri masih mengalami tantangan. Di mana, sejak pertengahan tahun 2022, industri ini mengalami guncangan begitu kuat yang disebabkan ancaman resensi global hingga memicu badai pemutusan hubungan kerja (PHK) (Sandi, 2023). Sementara pasar dalam negeri juga tidak mengompensasi pengurangan pendapatan luar negeri. Selain daya beli masyarakat yang belum kembali stabil, banyaknya produk impor yang masuk ke pasar domestik mengakibatkan stok semakin berlimpah. Menurut data Kadin, Ekspor TPT selama September-Oktober 2022 dilaporkan menurun sekitar 30% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Permintaan dari AS dan Jerman melambat hingga 20%-30%. Tahun 2022 Ekspor Turun Januari-Februari 2022 US$21,40 (turun 4,15%) Ekspor nonmigas Februari 2022 US$20,21 miliar (turun 3,00 %) Juni 2022 14.8 miliar USD menjadi 11.8 miliar USD Tahun 2023 Ekspor Turun Januari-Februari US$43,72 miliar (naik 10,28%) Ekspor nonmigas Februari US$41,05 miliar (naik 8,73%) Ekspor nonmigas Februari 2023 terbesar adalah ke Tiongkok yaitu US$5,04 miliar, disusul Amerika Serikat US$1,91 miliar dan Jepang US$1,74 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 42,99 persen. Sementara ekspor ke ASEAN dan Uni Eropa (27 negara) masing-masing sebesar US$3,97 miliar dan US$1,25 miliar. Jika dibandingkan dengan China yang menjadi negara eksportir pakaian jadi nomor satu dunia. Dominasi China dalam pasar tekstil dunia sangat besar, hal tersebut dikarenakan China sudah mampu mencapai efisiensi dalam produksi sehingga kuantitas dari komoditi yang diekspor oleh China begitu besar dan harga yang mereka tawarkan begitu murah. Kebijakan pembatasan kuota impor oleh negara-negara destinasi ekspor, regulasi yang ketat, dan bea masuk yang tinggi menjadi beberapa hambatan ekspansi ekspor tekstil Indonesia. Dengan bergabungnya Indonesia dalam G20 menempatkan Indonesia sebagai salah satu pemain kunci yang ikut menentukan kerangka kebijakan perokonomian dunia dan membuat Indonesia mampu mengekstrapolasikan kepentingan nasional melalui diplomasi ekonomi. Tren fashion yang semakin hari semakin besar pengaruhnya terhadap gaya hidup manusia memiliki pengaruh positif terhadap industri TPT Indonesia. Industri TPT menjanjikan prospek pasar yang bagus walaupun persaingan dalam industri ini sangat ketat. Dalam ruang lingkup ASEAN, Vietnam merupakan salah satu negara anggota ASEAN yang menjadi pesaing utama Indonesia dalam sektor ini. Meskipun begitu, Industri fashion Indonesia saat ini sedang berkembang sangat pesat. Beberapa brand lokal yang saat ini mendunia seperti Eiger, Lea, Major Minor, The Executive dan masih banyak lagi adalah salah satu dari banyaknya brand lokal yang berhasil menembus pasar internasional. Hal ini disebabkan kemudahan akses menjelajah dunia melalui perkembangan digital teknologi yang memungkinkan proses pencarian inspirasi dan potensi kolaborasi global yang juga dapat lebih mudah diwujudnyatakan. Kemajuan fashion di Indonesia jelas berdampak baik bagi perekonomian nasional, terutama ditinjau dari sektor retail. Dengan model fashion yang bagus dan kekinian, brand lokal rupanya mampu bersaing dan bertahan di pasaran meskipun tergempur banyaknya produk luar. Dari beberapa brand lokal yang berhasil go Internasional penulis berfokus pada perusahaan The Executive.
Banyak yang mengira bahwa brand satu ini berasal dari
luar negeri. Namun, ternyata brand yang terkenal dengan pakaian semi formal ini
diproduksi di Bandung, tepatnya oleh PT Delami Garment Industries. Perusahaan
tersebut sudah didirikan sejak tahun 1979 oleh Johanes Farial. Dengan
kualitasnya, The Executive mampu bertahan sampai saat ini. Produk workwear
yang diproduksi The Executive tidak hanya bisa ditemukan di berbagai penjuru
Indonesia tetapi juga China, India, Asia Utara, Timur Tengah, Sri Lanka, hingga
Australia.
Menurut Ernovian G. Ismy, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia
(API), mengkonfirmasi pertumbuhan produksi pada kuartal I/2019 tersebut.
Menurutnya, saat ini permintaan produk pakaian jadi terus meningkat (Industri, 2019)
menjanjikan prospek pasar yang bagus walaupun persaingan dalam industri ini sangat
ketat. Dalam ruang lingkup ASEAN, Vietnam merupakan salah satu negara anggota
ASEAN yang menjadi pesaing utama Indonesia dalam sektor ini.
Meskipun begitu, Industri fashion Indonesia saat ini sedang berkembang sangat
pesat. Beberapa brand lokal yang saat ini mendunia seperti Eiger, Lea, Major Minor,
The Executive dan masih banyak lagi adalah salah satu dari banyaknya brand lokal
yang berhasil menembus pasar internasional. Hal ini disebabkan kemudahan akses
menjelajah dunia melalui perkembangan digital teknologi yang memungkinkan proses
pencarian inspirasi dan potensi kolaborasi global yang juga dapat lebih mudah
diwujudnyatakan. Kemajuan fashion di Indonesia jelas berdampak baik bagi
perekonomian nasional, terutama ditinjau dari sektor retail. Dengan model fashion yang
bagus dan kekinian, brand lokal rupanya mampu bersaing dan bertahan di pasaran
meskipun tergempur banyaknya produk luar.
Dari beberapa brand lokal yang berhasil go Internasional penulis berfokus pada
perusahaan The Executive. Banyak yang mengira bahwa brand satu ini berasal dari
luar negeri. Namun, ternyata brand yang terkenal dengan pakaian semi formal ini
diproduksi di Bandung, tepatnya oleh PT Delami Garment Industries. Perusahaan
tersebut sudah didirikan sejak tahun 1979 oleh Johanes Farial. Dengan
kualitasnya, The Executive mampu bertahan sampai saat ini. Produk workwear
yang diproduksi The Executive tidak hanya bisa ditemukan di berbagai penjuru
Indonesia tetapi juga China, India, Asia Utara, Timur Tengah, Sri Lanka, hingga
Australia.
Menurut Ernovian G. Ismy, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia
(API), mengkonfirmasi pertumbuhan produksi pada kuartal I/2019 tersebut.
Menurutnya, saat ini permintaan produk pakaian jadi terus meningkat (Industri, 2019)
menjanjikan prospek pasar yang bagus walaupun persaingan dalam industri ini sangat
ketat. Dalam ruang lingkup ASEAN, Vietnam merupakan salah satu negara anggota
ASEAN yang menjadi pesaing utama Indonesia dalam sektor ini.
Meskipun begitu, Industri fashion Indonesia saat ini sedang berkembang sangat
pesat. Beberapa brand lokal yang saat ini mendunia seperti Eiger, Lea, Major Minor,
The Executive dan masih banyak lagi adalah salah satu dari banyaknya brand lokal
yang berhasil menembus pasar internasional. Hal ini disebabkan kemudahan akses
menjelajah dunia melalui perkembangan digital teknologi yang memungkinkan proses
pencarian inspirasi dan potensi kolaborasi global yang juga dapat lebih mudah
diwujudnyatakan. Kemajuan fashion di Indonesia jelas berdampak baik bagi
perekonomian nasional, terutama ditinjau dari sektor retail. Dengan model fashion yang
bagus dan kekinian, brand lokal rupanya mampu bersaing dan bertahan di pasaran
meskipun tergempur banyaknya produk luar.
Dari beberapa brand lokal yang berhasil go Internasional penulis berfokus pada
perusahaan The Executive. Banyak yang mengira bahwa brand satu ini berasal dari
luar negeri. Namun, ternyata brand yang terkenal dengan pakaian semi formal ini
diproduksi di Bandung, tepatnya oleh PT Delami Garment Industries. Perusahaan
tersebut sudah didirikan sejak tahun 1979 oleh Johanes Farial. Dengan
kualitasnya, The Executive mampu bertahan sampai saat ini. Produk workwear
yang diproduksi The Executive tidak hanya bisa ditemukan di berbagai penjuru
Indonesia tetapi juga China, India, Asia Utara, Timur Tengah, Sri Lanka, hingga
Australia.
Menurut Ernovian G. Ismy, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pertekstilan Indonesia
(API), mengkonfirmasi pertumbuhan produksi pada kuartal I/2019 tersebut.
Menurutnya, saat ini permintaan produk pakaian jadi terus meningkat (Industri, 2019)
Ditulis oleh : Rasti amalia, Nisrina luthffyah nst, Silvia syahfitri, Widya anjani, Zulfadhli.
Sumber referensi
Devy, Novialita, Abdul Jamal. 2017. Analisis Daya Saing Ekspor Tekstil dan Produk
Tekstil (TPT) Indonesia Menuju Masyarakat Ekonomi Asean (MEA). Jurnal
Ilmiah Mahasiswa (JIM) Unsyiah. Vol. 02.
Ragimun. 2010. Analisis Kinerja Industri TPT Indonesia. Kajian Ekonomi dan Keuangan. Vol. 04. RI, K. P. (2021). Mendorong Kinerja Industri Tekstil dan Produk Tekstil di Tengah Pandemi Buku Analisis Pembangunan Industri (3rd ed.). PUSDATIN KEMENPERIN. Sandi, F. (2023). Pabrik Tekstil Megap-Megap dan PHK Massal, Ini Biang Keroknya. https://www.cnbcindonesia.com/news/20221227144511-4-400534/pabriktekstil-megap-megap-phk-massal-ini-biang-keroknya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.