Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Goresan Pena Friska

Membangun Profesionalisme Wasit, Melihat Wasit sebagai Person

Olahraga | 2023-04-12 16:16:09
Detik.com

Dalam skema sepak bola di Indonesia, sebelum kita akhirnya dibenturkan dengan kenyataan akan gagalnya Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20, ada juga hal menarik yang tak kalah penting dibahas. Yaitu terkait ramainya perbincangan di media sosial tentang keputusan-keputusan wasit dalam kompetisi liga kita yang dianggap kontroversial. Perbincangan ini juga akhirnya sampai pada hal yang lebih substansial: profesionalisme wasit dalam sepak bola Indonesia.

Ketua Umum Persatuan Sepak Bola seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir juga sepakat bahwa perwasitan kita mestilah dirombak total. Wasit adalah spektrum penting dalam permainan sepak bola. Untuk itu, persoalan ini tidak bisa dianggap remeh sehingga membutuhkan kebijakan yang juga nyata dan mendasar.

Tetapi Erick tidak hanya melihat bahwa persoalan wasit ini hanya di bagian permukaan semata. Ia memperlihatkan bahwa dirinya juga hendak menyentuh inti permasalahan dengan mencoba mendedah apa sejatinya yang menjadi persoalan sehingga profesionalisme wasit kita tidak maksimal. Dalam hal ini, di samping memperbaiki sistem, Erick juga melihat wasit sebagai sebuah ‘person’; sosok yang juga manusia biasa dan perlu diperhatikan kesejahteraannya.

Wasit sebagai ‘Person’

Erick Thohir memiliki visi dan komitmen yang kuat dalam meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia, dan salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan adalah kualitas wasit dalam memimpin pertandingan. Erick Thohir tidak hanya memperjuangkan aspek teknis dalam peningkatan kualitas wasit, tetapi juga melihat wasit sebagai manusia yang membutuhkan dukungan dan penghargaan. Oleh karena itu, Erick Thohir mendorong profesionalisme wasit dengan melihat wasit sebagai manusia.

Pertama-tama, Erick Thohir mengakui bahwa menjadi wasit bukanlah pekerjaan yang mudah. Wasit seringkali berada dalam situasi yang penuh tekanan dan kritik dari para pemain dan penonton, dan kadang-kadang keputusan yang diambil oleh wasit dapat memicu emosi dan konflik di lapangan. Oleh karena itu, Erick Thohir memperjuangkan kebijakan yang melindungi wasit dari ancaman dan tindakan yang tidak pantas dari pemain atau penonton. Dalam hal ini, wasit harus dipandang sebagai pihak yang memberikan keadilan dan harus dihormati dalam menjalankan tugasnya.

Selain itu, Erick Thohir juga memperjuangkan kesejahteraan dan status profesional bagi wasit. Kesejahteraan dan status profesional yang baik dapat memberikan motivasi bagi wasit untuk meningkatkan kualitas dan profesionalisme mereka dalam memimpin pertandingan. Dengan demikian, wasit dapat memberikan hasil yang lebih baik untuk pertandingan dan memperkuat kredibilitas sepak bola Indonesia di mata dunia.

Erick Thohir juga memperhatikan pengembangan karir bagi wasit. Dalam hal ini, Erick Thohir memperjuangkan peningkatan pelatihan dan pengembangan bagi para wasit agar dapat meningkatkan kualitas dan profesionalisme mereka. Selain itu, Erick Thohir juga mengupayakan adanya pengakuan internasional bagi wasit Indonesia agar dapat membuka peluang karir yang lebih luas dan memberikan kesempatan bagi wasit Indonesia untuk berkembang dalam skala internasional.

Terakhir, Erick Thohir mendorong kerjasama dan kolaborasi antara wasit, pemain, dan klub dalam menciptakan suasana yang harmonis dan fairplay di lapangan. Dalam hal ini, wasit harus dianggap sebagai bagian penting dari tim sepak bola dan harus diperlakukan dengan hormat dan kerjasama oleh semua pihak yang terlibat.

Dengan upaya-upaya yang dilakukan oleh Erick Thohir dalam mendorong profesionalisme wasit dengan melihat wasit sebagai manusia, diharapkan kualitas dan kredibilitas wasit Indonesia dapat semakin meningkat. Wasit dapat memberikan keputusan yang adil dan profesional dalam memimpin pertandingan, sehingga semakin meningkatkan kualitas sepak bola Indonesia secara keseluruhan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image