Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sri Maryati

Akselerasi Merdeka Berbudaya Berbasis Desa

Info Terkini | Sunday, 23 Apr 2023, 09:17 WIB
Festival Budaya Pasar Terapung di kalimantan Selatan ( dokumentasi Republika )

DESA merupakan akar dan asal-usul identitas budaya Indonesia. Pemerintah daerah hingga ke tingkat desa/kelurahan perlu membangun pasar budaya sebagai bagian dari creative hub atau pusat kreatif yang bisa menjadi ruang dinamis yang menyediakan lapangan pekerjaan, memperluas layanan pendidikan, kesempatan networking dan pengembangan bisnis, serta menciptakan inovasi dengan lebih efektif. Tren global kini menempatkan creative hub sebagai cara jitu untuk mengorganisasi inovasi dan pengembangan proses kreatif warga bangsa.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menyatakan eksistensi pasar budaya berbasis desa bisa menjadi bahan pembelajaran para siswa dan pelaku pendidikan untuk mengakselerasi kebermanfaatan dan praktik baik program Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya.

Infrastruktur pasar budaya memiliki greget dan menjadi sangat dinamis jika diisi oleh komunitas yang memiliki daya inovatif dan kreatif beserta kurikulum atau materi pelatihan yang sistematik.

Selama ini industri kreatif di tanah air tumbuh dinamis dan banyak digerakkan oleh generasi muda atau milenial. Menurut data BPS, dari total jumlah penduduk pada 2020, sebanyak 87 juta jiwa merupakan penduduk usia 20-39 tahun. Perlu memberikan pelatihan dan pendampingan kepada milenial pelaku usaha industri kreatif yang menekankan pengembangan bisnis (scalling-up) melalui format kelas (camp) pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan pendampingan atau mentoring intensif (coaching) dari para profesional.

Pengembangan diatas sebaiknya memiliki tiga prinsip dasar, pertama, yakni local yet global. Artinya mengupayakan potensi lokal untuk menghasilkan produk yang berdaya saing global. Kedua, self reliance and creativity, menekankan bahwa kemandirian masyarakat setempat menjadi pendorong utama. Ketiga, human resource development, yaitu pengembangan SDM berperan penting terhadap suksesnya program.

Pasar budaya berbasis desa secara yuridis, mempertemukan dua perundang-undangan, yaitu Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan. Keduanya memiliki semangat untuk mengeksplorasi kekuatan masyarakat dari tingkat desa.

Penyelenggaraan penghargaan bertajuk Desa Budaya merupakan bentuk apresiasi pemerintah terhadap warga dan pemerintahan desa yang telah membuat lompatan dalam menggerakkan ekosistem budaya di daerahnya. Untuk itu perlu mendukung perkembangan produk budaya dengan membuat inisiatif pasar budaya.Baik dalama arti infrastrutur fisik maupun berbentuk platform digital marketplace produk budaya. Marketplace tersebut mestinya jangan dimonopoli oleh satu penyedia platform aplikasi saja. Sebaiknya beragam mengingat setiap daerah memiliki produk budaya yang unik sehingga perlu melibatkan pengembang dan inovator lokal. Platform digital pasar budaya termasuk memasarkan karya-karya yang terdapat dalam daftar Warisan Budaya Takbenda (WBTB). Tentunya produk budaya yang dipasarkan dilengkapi dengan narasi, deskripsi, makna motif dan bentuk, sejarah, proses dan cara pembuatan sebagai muatan budaya sekaligus memberi nilai tambah pada produk yang bersangkutan.

Banyak daerah yang perlu media platform marketplace produk budaya yang terkait dengan pemasaran dan event pameran. Selain itu juga perlu terkait dengan sektor pendidikan hingga kepada entitas sekolah yang lokasinya di pelosok. Karena sekolah juga merupakan basis pengembangan kebudayaan.

Dari aspek komersialisasi produk, platform pasar budaya perlu kerjasama dengan berbagai pihak yang selama ini memiliki kepedulian terhadap pengembangan produk budaya. Seperti Sarinah, Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas),UMKM dan Koperasi.Transformasi digital seharusnya menjadikan Indonesia semakin produktif dan berdaya saing. Sayangnya, belum banyak remaja yang menggunakan TIK untuk kegiatan inovatif produktif. Kerawanan generasi milenial saat mengakses internet perlu diatasi dengan memberikan media platform yang bisa mendorong kreativitas mereka.

Para siswa sekolah perlu difasilitasi agar mampu menciptakan nilai tambah berbagai bidang kebudayaan. Terutama nilai tambah industri budaya di pedesaan, baik nilai tambah yang terkait produk lokal maupun nilai tambah yang berbentuk konten keindonesiaan dibidang industri kreatif, pariwisata maupun konten pendidikan masyarakat.

Transformasi digital bisa efektif jika disertai dengan SDM yang cukup. Terutama SDM yang terkait dengan pembuatan program digital. Salah satu segmen yang perlu mendapat pelatihan program digital adalah para guru. Para guru inilah yang nantinya akan mentrasformasikan ilmunya kepada anak didiknya.

Saatnya pemerintah memperluas program peningkatan kemampuan guru untuk bisa menguasai dan terampil bidang digital. Untuk mendukung percepatan transformasi digital, Indonesia memerlukan 600 ribu talenta digital setiap tahunnya.

Sehingga untuk mencapai target tersebut perlu kolaborasi dengan semua pihak. Hingga kini kemampuan pemerintah dalam satu tahun baru mencapai 60 ribu orang, tentunya masih kurang sekali.Diharapkan talenta digital lahir dari guru yang mampu menguasai kecakapan abad ke 21 dan mewujudkan pendidikan berkualitas, mumpuni, menciptakan para siswa yang melek digital.Program Coding Teacher Academy (CTA) oleh Kemkominfo memberikan kesempatan kepada para guru yang berprofesi di bidang TIK perlu ditingkatkan.

Pemerintah dalam hal ini Direktorat Kebudayaan telah melakukan alih wahana untuk sandiwara sastra guna mendekatkan khazanah sastra kepada masyaraakat. Selain aspek pemajuan budaya dan parekraf pihak Kemendikbud juga menjadikan siniar atau podcast sebagai bentuk inovasi dan bagian dari program merdeka berbudaya. Aplikasi streaming dan layanan siniar menyajikan cara yang asyik di banyak sumber podcast dan perangkat pemutaran.

Pada saat ini konten siniar yang ditawarkan cukup beragam. Perlu gerakan dan insentif untuk mendorong para siniar gencar mempromosikan keanekaragaman seni dan budaya lokal dengan cara memproduksi berbagai konten yang berkualitas. Konten ini meliputi beragam info lokal dan pertunjukan seni dan budaya, aneka cerita dan dongeng, sandiwara sastra, informasi wisata dan kuliner dari seluruh pelosok Nusantara. Para siniar perlu memproduksi konten-konten yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan, penghormatan atas keanekaragaman seni dan budaya lokal yang menjunjung nilai Bhineka Tunggal Ika.

*) Oleh : Sri Maryati, Pemerhati pendidikan, budaya dan pariwisata

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image