Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image sayyidatina vista kintani

Etika Komunikasi Dalam Menggunakan Media Sosial

Gaya Hidup | Tuesday, 11 Apr 2023, 14:37 WIB

Masyarakat kini memiliki banyak akses untuk berkomunikasi, salah satunya ialah memanfaatkan media sosial. Hampir seluruh masyarakat kini memiliki akun media sosial. Namun, proses komunikasi di media sosial justru masuk kedalam kategori anti komunikasi. Hal ini terungkap dari media sosial yang dimanfaatkan sebagai tempat mengekspresikan berbagai emosi seperti amarah, caci maki, penghinaan hingga cyber bullying. Dalam media sosial tidak hanya membahas politik dan sosial, namun kini pengguna media sosial juga kerap membeberkan masalah pribadinya. Menyikapi berbagai fenomena terkait etika komunikasi yang terjadi di media sosial ini, tentu membuat banyak pihak beranggapan bahwa dampak negatif dari teknologi telah mendominasi yang menyebabkan lunturnya norma-norma kesantunan dalam berkomunikasi, sehingga memberikan pengaruh buruk bagi masyarakat, khususnya generasi muda. Tidak dipungkiri tren yang berkembang dalam proses komunikasi di media sosial, terlihat dari begitu mudah menumpahkan emosi. Hal ini mengartikan bahwa telah terjadi krisis etika berkomunikasi melalui media sosial. Hal ini mengartikan masyarakat belum mampu menggunakan media sosial secara bijak, bahkan mungkin belum mampu memahami konten apa yang harus di bagikan, mulai dari konten apa yang kira-kira bisa di akses publik atau pribadi atau bahkan teman dekat. Nah, konten yang keliru dengan cepat dibagikan oleh masyarakat yang pada akhirnya merugikan pengguna media sosial itu sendiri, baik secara hukum maupun moral oleh pengguna media sosial itu sendiri.

Mendunianya media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram yang populer saat ini, tidak terlepas dengan kehadiran internet. Media sosial merupakan tempat atau sarana menghubungkan manusia untuk berinteraksi. Media sosial sangat populer dikalangan masyarakat Indonesia bahkan dunia, karena memiliki keunggulan berbeda dengan media massa lain seperti radio atau tv. Dalam praktik komunikasi massa, banyak yang harus dijadikan landasan etis, seperti rasa tanggung jawab dan berlaku sopan. Menurut Filsof S. Mendongkrak Odel dalam Amir (1999). “Sebuah masyarakat tanpa etika adalah masyarakat yang menjelang hancur”. Tanpa prinsip-prinsip etika mustahil manusia bisa hidup harmonis tanpa ketakutan, kekecewaan, pengertian dan ketidakpastian. Etika sangat diperlukan di media sosial. Menurut Nurdin (2004), etika menjadisalah satu “aturan” yang diharapkan bisa mewadahi atau menjadi tolak ukur dalam mengatur “pergaulan” antar media massa, masyarakat, dan pemerintah. Secara etimologis, menurut KBBI dalam Amir(1999) kata etika diartikan dalam tiga hal salah satunya etika merupakan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Pengertian tersebut menekankan etika komunikasi mengacu kepada bagaimana berkomunikasi yang sesuai nilai-nilai yang sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku di tengah masyarakat tertentu. Untuk itu, harus ditanamkan kembali etika komunikasi yang baik di media sosial agar tidak terjadi lagi kasus pelanggaran etika di kemudian hari. Hal-hal yang perlu diperhatikan terkait dengan etika komunikasi di media sosial seperti:

1. Penyampian Pesan

Pesan-pesan yang mengalir di media sosial tidak selamanya diterima oleh penerima pesan secara baik. Tidak jarang komunikator atau pengirim pesan kurang memperhatikan hal-hal kecil yang justru berakibat fatal. Komunikator harus lebih dulu menunjukkan kepada siapa pesan tersebut ingin disampaikan, lalu komunikator menentukan apakah pesan tersebut bersifat umum atau rahasia.

2. Penggunaan Tutur Bahasa

Dalam berkomunikasi di media sosial harus jelas apa yang akan dikatakan agar bisa dipahami orang lain dengan jelas, tentu bagi penerima pesan yang mengerti bahasa. Memilih kata-kata yang tepat memerlukan etika tersendiri, salah memilih kata juga melanggar etika di masyarakat, karena di Indonesia memiliki keragaman norma sosial yang berlaku dan belum tentu berlaku juga di negara lain.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image