Collaborative Learning
Eduaksi | 2023-04-09 07:47:20Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag
(Guru SKI di MTsN 2 Garut)
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengajarkan peserta didik untuk belajar bersama dalam kelompok kecil. Dalam pembelajaran kooperatif, peserta didik belajar dan mengajar satu sama lain, yang memperkuat pemahaman dan meningkatkan keterampilan sosial.
Analisis
Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning merupakan model pembelajaran yang inovatif, karena memadukan pembelajaran aktif, partisipatif, dan interaktif dengan tujuan meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran.
Berikut beberapa alasan mengapa pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang inovatif:
1. Mendorong partisipasi aktif: Pembelajaran kooperatif mendorong partisipasi aktif dalam proses pembelajaran, tidak hanya mendengarkan materi dari guru. Hal ini membantu peserta didik tetap tertarik pada materi yang mereka pelajari.
2. Meningkatkan pemikiran kritis: Pembelajaran kooperatif menuntut peserta didik untuk berdiskusi dan menganalisis ide, yang membantu meningkatkan pemikiran kritis. Melalui pembelajaran kooperatif, peserta didik belajar menghargai dan mempertimbangkan perspektif yang berbeda, yang dapat mengarah pada keterampilan pemecahan masalah yang lebih baik.
3. Mempromosikan kerja sama dan keterampilan komunikasi. Pembelajaran kooperatif membantu peserta didik mengembangkan keterampilan kolaboratif dan komunikasi yang penting untuk sukses di tempat kerja. Melalui kolaborasi, peserta didik belajar untuk bekerja sama, berkomunikasi secara efektif dan saling menghargai ide dan pendapat satu sama lain.
4. Memberikan pembelajaran yang dipersonalisasi: Peserta didik kolaboratif dapat belajar dengan kecepatan mereka sendiri dan menerima perhatian pribadi dari teman sebaya dan guru. Dengan cara ini, peserta didik dapat belajar dengan cara yang memenuhi kebutuhan dan preferensi masing-masing.
5. Menciptakan lingkungan belajar yang positif: Pembelajaran kooperatif menciptakan lingkungan belajar yang positif di mana peserta didik merasa didukung dan didorong untuk mengambil risiko dan belajar dari kesalahan mereka. Ini menciptakan ruang yang aman bagi peserta didik untuk mengeksplorasi ide dan perspektif baru tanpa takut dihakimi.
Pembelajaran kooperatif umumnya merupakan model pembelajaran yang inovatif karena mendorong partisipasi aktif, meningkatkan pemikiran kritis, mengembangkan kerjasama dan keterampilan komunikasi, menawarkan pembelajaran individual dan menciptakan lingkungan belajar yang positif.
Daftar Pustaka
Ali, I. (2021). Pembelajaran Kooperatif (Cooperativelearning) Dalam Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jurnal Mubtadiin, 7(01), 247-264
II, B. (2011). A. Model Pembelajaran Kooperatif.
Hasanah, Z., & Himami, A. S. (2021). Model pembelajaran kooperatif dalam menumbuhkan keaktifan belajar siswa. Irsyaduna: Jurnal Studi Kemahasiswaaan, 1(1), 1-13.
Sudarsana, I. K. (2018). Pengaruh model pembelajaran kooperatif terhadap peningkatan mutu hasil belajar siswa. Jurnal Penjaminan Mutu, 4(1), 20-31.
Biodata
Nurul Jubaedah, lahir di Garut, 19 Mei 1978. Mengajar di MTsN 2 Garut. Pendidikan: D-1 Akuntansi (1995), S-1 PAI UNIGA (2001), S-1 Bahasa Inggris STKIP Siliwangi Cimahi (2007), S-2 PAI UIN SGD Bandung (2012).
Prestasi: Pembimbing KIR. Membimbing 27 judul karya ilmiah remaja kategori Sosial-Budaya, mengantarkan peserta didik juara 1, 2, 3, dan harapan 1 kategori Sejarah, Geografi, dan Ekonomi (tingkat provinsi), juara harapan 1 dan 2 (tingkat nasional) (Juli 2019-September 2021), guru berprestasi tahap 1 (2021), juara favorit guru berprestasi di GTK Madrasah (2022), lolos tahap 3 AKMI KSKK Madrasah (Februari 2022 dan Januari 2023).
Karya: 6 buku solo, 25 buku antologi (Januari-April2023). Memiliki 900 konten pendidikan di kanal YouTube dan 150 artikel (Oktober 2021-April 2023).
Blog : http://nuruljubaedah6.blogspot.com/
Instagram : nj_78
Surel : nuruljubaedah6@gmail.com
WhatsApp : 081322292789
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.
