Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Wildan Mutaqin Wildan

Meneropong Masa Depan BEM UMJ: Sebuah Risalah Perubahan Untuk Kepemimpinan Baru

Info Terkini | 2023-04-05 12:05:53

Oleh: Wildan Mutaqin

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Jakarta

Pesta demokrasi Universitas Muhammadiyah Jakarta sudah selesai dilaksanakan, Pemira UMJ yang di laksanakan pada hari rabu tanggal 8 maret 2023 kemarin telah menentukan siapa yang layak dan memenangkan kursi presiden mahasiswa UMJ periode baru, pemira kemarin berhasil di menangkan oleh calon presma nomor urut 1 yaitu Sarlin Wagola. Nahkoda baru dan harapan baru masa depan BEM UMJ sudah bisa kita lihat, akankah sarlin mampu membawa UMJ yang lebih baik selama satu periode. Sebagai mahasiswa UMJ tentu saja kita punya mimpi dan harapan besar untuk masa depan BEM UMJ, mulai dari menghidupkan tradisi intelektual dan tradisi gerakan dengan sekala yang masif yang selalu bergerak dan mempersoalkan keadaaan.

Proses konsolidasi pertarungan debat kandidat dan semua proses sudah di lakukan, ada sebuah visi & misi yang di hadirkan oleh Sarlin Wagola presma terpilih, visi yang menggembirakan untuk masa depan UMJ. Pertanyannya apakah itu hanya sebuah narasi dan janji tanpa aksi, atau itu akan menjadi sebuah awal spirit kebaruan yang akan di lakukan oleh presma terpilih dengan gerakan menarik dan berbeda. Saya kira PR terbesar Sarlin Wagola adalah mengembalikan marwah BEM UMJ pada rotasi awalnya, sebagai “Gerakan Mahasiswa” yang hadir dan memberikan gagasan terbaik sebagai agen of change dan iron stock.

Prestasi hattrick aklamasi yang berlangsung selama tiga periode kemarin menjadi pembelajaran besar bagi kita bahwa dunia mahasiwa harus terus kita hidupkan dengan perdebatan ide dan gagasan, kemenangan aklamasi hanya memperpanjang persoalan organisasi kita yang cenderung koruptif.

Semangat perubahan tentu saja harus kita gaungkan sebagai kaum intelektual yang terus bicara masa depan, ada sebuah tradisi yang harus terus kita lakukan sebagai kaum intelektual dan membuat atmosfir yang sehat penuh dengan pergulatan dialektika dan retorika yang handal di isi dengan pikiran yang menyegarkan dan sudut pandang yang luas penuh dengan muara keilmuan itulah idealnya dunia mahasiswa.

Gerakan intelektual tidaklah lengkap tanpa adanya perbuatan Action adalah syarat utama, dalam meraih suatu perubahan. Sebagai organisasi intelektual, BEM UMJ tidak hanya berhenti di mendialogkan gagasan saja. Melainkan, mengupayakan perwujudannya dalam merespons realitasnya.

BEM UMJ harus mampu menghasilkan ‘sesuatu’ alias produk intelektualnya. Baik itu berupa gerakan sosial kemasyarakatan, gerakan kolektif, sampai produk digital.

Risalah ini saya buat atas keresahan dan kekhwatiran saya terhadap apa yang terjadi selama tiga periode kemarin, saya kira kita sebagai mahasiswa perlu untuk bagaimana memberikan sepercik alternatif solusi atas keadaan yang sedang tidak baik-baik saja tentu di topang oleh gagasan-gagasan progresif kedepan. 7 risalah yang saya tawarkan untuk masa depan kabinet BEM UMJ dengan kepemimpinan baru.

Kembalikan Marwah BEM UMJ

Ketika saya melihat apa yang terjadi sampai saat ini bahwa memang BEM UMJ sedang kehilangan marwahnya sebagai lembaga eksekutif, bagaimana tidak kehilangan marwah, BEM UMJ hanya menjadi organisasi yang status quo dan quo vadis saja sebagai lembaga eksekutif tanpa ada format yang menarik untuk di lihat dan di tawarkan. Jika organisasi ini tidak ingin berubah ini akan sangat membahayakan. vacumm of power yang terjadi hari ini menandakan bahwa tidak ada keseriusan sumber daya manusianya untuk mengelolan organisas BEM UMJ karena regenerasinya tidak dipersiapkan dengan baik. Mari kita lihat itu semua dari representasi Pelatihan Kepemimpinan Paripurna (PKMP) tahun 2022 yang representasi hanya sedikit dari 10 fakultas yang ada di UMJ. Saya kira ini sangat menyedihkan, harusnya forum PKMP menjadi forum tertinggi tingkat mahasiswa untuk adu gagasan pikiran dan tempat muara mencari solusi untuk masa depan BEM UMJ tapi itu tidak tercermin dari PKMP tahun kemarin. Saya berharap bahwa marwah BEM UMJ harus segera di kembalikan, BEM UMJ harus menjadi organisasi yang punya daya jual dengan gerakan alternatif yang di tawarkan dan sebagai reperesentasi kaum intelektual dan pemikir yang terus resah terhadap persoalan kelembagaan dan kebangsaan.

Hentikan Praktek Koruptif

Dunia mahasiswa adalah dunianya para kaum intelektual yang dasarnya kaum intelektual adalah kaum yang memiliki integritas dan anti korupsi, jika tragedi 1998 membuat preside Soeharto tumbang oleh gerakan mahasiswa dan salah satu misinya mentuntaskan dan menghapuskan budaya korupsi, kolusi, dan nepotisme maka spirit itu perlu kita galakan hari ini di kepemimpinan baru BEM UMJ, kita perlu memiliki budaya organisasi yang positif dan visioner untuk membawa BEM UMJ dengan gerakan nyata perubahan tanpa ada gerakan pragmatis yang hanya menguntungkan sebagian pihak saja apa lagi gerakan koruptif yang tidak di benarkan terutama di dunia mahasiswa yang episentumnya adalah dunia akademisi. Ingat kata Tan Malaka “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang di miliki oleh pemuda” dan Sok Hok Gie mengatakan “Bahwa patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrasi dan slogan-slogan janji tanpa bukti”.

Open Recruitment Kabinet dengan Integritas dan Kualitas

Persoalan kelembagan kita hari ini saya melihat bahwa kita kurang mempunyai sumber daya manusia yang berkualitas karena program kerja yang di tawarkan oleh kelembagan kita cenderung sama tanpa ada perubahan dan hanya meneruskan program kerja tahunan tanpa inovasi dan kreasi. Maka dari itu BEM UMJ sangat penting memiliki kabinet-kabinet yang berkualitas. Kita pelu menegaskan bahwa dunia terus berubah budaya lingkungan organisasi kita terus berubah tentu saja kita disini harus mampu cepat adaptif agar misi organisasi yang kita lakukan mampu berdampak dan memiliki out put bukan hanya program kerja yang seremonial tahun tanpa inovasi dan alergi perubahan. Selanjutnya itu bisa kita lihat dari bagaimana budaya organisasi yang kurang menghargai waktu rapat ngaret dan terlalu bertele-tele sehingga menghabiskan waktu memikirkan hal teknis. Kedepan waktu kita harusd kita habis untuk memikirkan konsep. Tentu saja ini menjadi salah satu pertimbangan agar BEM UMJ mampu memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan punya integritas agar mampu menawarkian ide-ide segar menarik untuk suksesi kepemimpinan kabinet BEM UMJ.

Spirit Kolektif Kolegial

Kepemimpinan besar harus terus memiliki spirit kolektif kolegial dalam mensukseskan semua kelembaga yang ada di UMJ, BEM UMJ sebagai lembaga tertinggi eksekutif harus mampu menjadi organisasi yang memegang spirit kolektif mulai dari tingkat LSO, Himpunan, BEM Fakultas dan UKM yang ada di UMJ. Semua harus kita libatkan dalam bagaimana menjaga spirit kolektif agar program kerja dan semua wadah yang di sediakan oleh BEM UMJ bisa berdampak untuk kelembagaan di UMJ. Ini harus menjadi langkah besar bagi BEM UMJ untuk mampu menjadi organisasi eksekutif penggerak dengan nyata.

Kepemimpinan Adaptif dan Inklusif

Kepemimpinan Adaptif berarti cerdas menyesuaikan diri dengan perubahan. Kepemimpinan adaptif berarti kepemimpinan yang mudah menyesuaikan dirinya dengan perubahan dan keadaan baru.

Perubahan selalu membentuk pandangan baru, dan pandangan baru akan mempengaruhi berbagai peristiwa yang sedang berjalan. Bila pemimpin tidak menyiapkan kepribadiannya untuk menjawab pandangan baru tersebut, maka dia akan menghadapi kesulitan untuk mejalani perubahan itu.

Kemampuan menata kepribadian pemimpin dalam sebuah perubahan, akan membantu evolusi organisasi untuk menangani berbagai kompleksitas yang ada. Inilah kepemimpinan yang di butuh oleh BEM UMJ dalam kabinetnya, kabinet UMJ harus mampu memiliki cabinet yang visioner dan futuristik bukan kabinet yang alergi inovasi dan status quo. Dengan kepemimpinan yang adaptif BEM UMJ akan mampu menyelesaikan persoalan-persoalan kelembagan yang ada hari ini, BEM UMJ harus jadi episentrum perubahan yang nyata.

Selain kepemimpinan adaptif BEM UMJ harus mampu menjadi organisasi inklusif. Saat ini dunia yang bergerak cepat, saat tingkat kecerdasan rata-rata orang sudah meningkat, juga penetrasi informasi yang semakin mudah didapat, sebuah organisasi memerlukan gaya kepemimpinan baru. Kepemimpinan inklusif adalah kepemimpinan yang terbuka, mengajak dan berdampak. Sudah saatnya BEM UMJ menjadi muara organisasi dengan semangat nyata yang mampu memberikan wajah kepemimpinan ideal organisasi kelembagan UMJ.

Program Kerja Visioner dan Berdampak

BEM UMJ harus mampu membuat program kerja visioner dan berdampak terhadapa mahasiswa UMJ, kami sudah muak dengan program-program yang tidak berdampak dan hanya menghabiskan anggaran. Kami menuntut BEM UMJ untuk mampu memiliki program kerja yang Visioner dan Berdampak untuk mahasiswa UMJ, jangan sampai program kerja BEM UMJ hanya begitu-begitu saja, cenderung krisis inovasi dan alergi perubahan.

Cetak Sejarah Baru

Saatnya BEM UMJ melambung tinggi membawa nama kampus dengan melahirkan aktivis-aktivis intelektual pergerakan, yang terus menghidupkan sense of kritis.

Kami tunggu sejarah baru BEM UMJ di kepemimpinan baru dengan kabinet “Perkasa” kalau kita tarik arti perkasa menurut kamus besar bahasa Indonesia (KKBI) Perkasa berarti “Kuat dan Tangguh Serta Berani” Kabinet Perkasa kami tunggu power dan gerakan kalian sebagai lokomotif gerakan mahasiswa di tingkat Eksekutif Universitas.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image