Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image isdie

Bank Syariah atau Bank Bahasa Arab?

Sekapur Sirih | Sunday, 02 Apr 2023, 05:22 WIB
Kemunculan bank syariah menjadi fenomena tersendiri, banyak mendukung juga ada yang menyebut bank syariah hanya numpang bahasa Arab saja..

Dunia tidak lepas dari cengkraman hutang piutang yang mengikat dengan lembaga keuangan semenjak roschild bersaudara mendirikan suatu lembaga keuangan yang akhirnya menjadi cikal bakal bank, sehingga sampai sekarang bank menjadi lembaga keuangan pengelola hutang piutang pada garis besarnya sampai sekarang.

Bank sebagai suatu lembaga yang kegiatan intinya adalah simpan pinjam, serta tidak dipungkiri segala operasional di dalam menyelengarakan pengelolaan bank diambil dari hasil bunga atau jasa peminjaman dan penyimpanan dari nasabah, sehingga beban operasional bank secara ekstrimnya nasabah dibebani biaya yang tidak mereka ketahui.

Bunga/jasa yang dibebankan ke nasabah terutama kreditur atau peminjam secara agama Islam disebut riba, yang akhirnya digencarkan oleh para penggiat agama Islam gencar menolak riba dengan dasar larangan dari yang maha kuasa serta membebani tanpa kompromi kepada nasabah.

Dengan semakin mendengungnya penolakan riba dan kampanye anti riba menggelora baik di dalam negeri maupun diluar negeri seakan bank konvensional gerak, namun kegerahan dan kekhawatiran tersebut bagi para korporasi bank justru menjadi peluang yang menggiurkankan, dengan adanya menggaungya kampanye anti riba para ahli dan analisis keuangan mengutak Atik bank supaya dapat menandingi para penggiat anti riba disaat itulah lahir bank/ lembaga keuangan syariah.

Kata syariah diambil sebagai redaksi untuk mendekatkan dan familiar dikalangan umat muslim pada umumnya sehingga istilah tersebut lebih religius. Dengan munculnya kata syariah akhirnya menjadi branding Bank – bank konvensional untuk bertransformasi menjadi bank Syariah dimana pangsa pasar dan bidikannya adalah umat muslim yang menggeliat dan menolak bank konvensional karena riba.

Munculnya bank Syariah mampu memecah kebuntuan dan memecah kelompok penggiat anti riba, menjadi ada yang menerima bank syariah ada pula yang tetap kukuh bank syariah hanya branding bahasa saja, tetapi pada faktanya bank syariah tetap mempraktikkan polarisasi bank konvensional.

Polarisasi bank syariah dan bank konvensional yang identik (kembar tapi tak sama) atau tak sama tapi kembar dapat diterima oleh rasionalitas akal kita karena tidak dipungkiri bank syariah hanya memanfaatkan istilah istilah islami saja tetapi pada kenyataan dan penilaian obyektivitas bank syariah juga tetap menjalankan aktivitas bank konvensional yang pada dasarnya tetap memperhatikan riba dalam pengelolaanya secara kasat mata kata syariah serta produk yang ditawarkan hanya mengedepankan bahasa islami yang diadopsi dari Bahasa Arab sehingga tidak salah apabila ada pihak yang menyebut bukan bank syariah tetapi bank bahasa Arab.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image