8 Tips Antisipasi Modus Penipuan Bisnis Online yang Semakin Marak
Teknologi | 2023-03-31 04:27:41Modus penipuan bisnis online jadi salah satu hal yang harus diwaspadai saat akan memulai usaha atau membeli barang secara daring. Beragam trik kini dilakukan banyak orang yang berniat jahat untuk mendapatkan keuntungan dari mereka yang ingin bertransaksi secara online.
Baik membeli barang, menyewa jasa, melakukan dropship, mengikuti komunitas bisnis, atau memulai bisnis online, kini ada banyak hal yang harus diwaspadai.
Agar tidak mudah tertipu, cek beberapa modus penipuan bisnis online berikut ini saat akan bertransaksi melalui internet.
1. Identitas yang Tidak Jelas
Kredibiltas jadi salah satu hal penting saat akan melakukan transaksi online. Salah satu cara untuk memeriksa kredibiltas seseorang tentu adalah dengan melihat identitas serta latar belakang mereka.
Orang yang melakukan modus penipuan bisnis online umumnya akan menyamarkan identitas mereka mulai dari nama, alamat, hingga nomor kontak yang bisa dihubungi. Dengan begitu mereka tidak akan mudah dilacak saat modusnya diketahui.
Meski begitu ada pula sebagaian orang yang merahasiakan identitas dirinya agar tidak dicuri kompetitor lain. Bila hal ini terjadi, pastikan mereka memiliki banyak jalur kontak yang aktif dan membalas dengan cepat.
2. Sering Melakukan Giveaway dan Undian
Siapa sih yang tidak senang dengan hadiah yang didapat melalui undian atau giveaway?
Meski sederhana, modus semacam ini mampu menarik minat banyak orang dalam waktu singkat, apalagi jika pesertanya diminta untuk men-tag atau mengajak orang lain sebagai salah satu syarat untuk ikutan.
Meski tidak selalu berujung penipuan, kegiatan semacam ini sering digunakan penipu untuk memudahkan mereka mendapatkan banyak follower. Setelah itu barulah mereka melancarkan aksinya dengan meminta identitas lengkap sang pemenang. Tidak jarang pemenang diminta untuk mentransfer sebagian uang terlebih dahulu untuk mendapatkan hadiah yang mereka dapat.
Tidak hanya itu, akun semacam ini juga seringkali digunakan sebagai tempat jual beli online seperti biasa. Namun sayang saat uang sudah ditransfer barang malah tidak kunjung datang. Bila penipu merasa sudah untung besar, biasanya mereka mengganti nama akun atau membekukan akun dan membuat akun baru dengan metode yang sama.
3. Menawarkan Skema Ponzi
Penipuan dengan skema ponzi seringkali terjadi pada komunitas bisnis digital yang seringkali menawarkan skema kaya dengan cepat.
Dengan cara ini, member baru akan diiming-imingi keuntungan besar bila berhasil menggaet orang lain untuk masuk ke dalam komunitas bisnis tersebut. Meski ada produk atau jasa yang dipromosikan, sebagian besar keuntungan umumnya didapat dari pendaftaran member baru. Jadi alih-alih meraih untung yang tidak seberapa dengan jualan produk atau jasa, banyak member yang pada akhirnya ikut menjerumuskan orang lain agar bisa mendapatkan imbalan yang lebih besar.
4. Menjanjikan Keuntungan yang Tidak Masuk Akal
Selain menggunakan skema ponzi, masih ada banyak lagi modus kaya dengan cepat yang digunakan untuk mendapatkan calon korban.
Bisnis semacam ini umumnya dipromosikan dengan kalimat yang bombastis dan menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat. Misalnya saja, hanya dengan modal ratusan ribu bisa mendapatkan untung hingga jutaan rupiah setiap bulannya.
Tidak jarang setiap promo juag diselipkan jargon di mana alat yang dijual bisa berjalan secara otomatis sehingga pembeli hanya perlu duduk santai saja sambil menunggu uang datang.
Padahal bila dipikir-pikir akan sangat sulit untuk mendapatkan untung semacam itu, apalagi untuk seorang pemula. Jadi jangan mudah tertipu dengan hal semacam ini!
5. Menawarkan Barang dengan Harga yang Sangat Miring
Salah satu cara untuk mendapatkan supplier terbaik adalah dengan membandingkan harga yang mereka tawarkan. Semakin murah harganya tentu akan semakin besar pula keuntungan yang bisa kita dapat.
Meski begitu kadang ada saja supplier yang bisa menawarkan harga yang jauh di bawah kompetitor mereka. Meski menggiurkan, hal ini patut dicurigai karena bisa terindikasi penipuan.
Setiap barang tentu memilik harga jual tersendiri sesuai dengan bahan, cara pembuatan,serta asalnya apakah dari tangan pertama atau bukan?
Jadi jika ingin berbisnis online atau menjadi dropshipper, cek harga dengan teliti agar tidak terjebak modus penipuan online.
6. Mematikan Komentar
Berjualan melalui sosial media kini marak dilakukan. Selain gratis, sosial media juga mudah digunakan untuk menjaring banyak calon pembeli dengan mencantumkan foto produk dengan tambahan caption yang menarik.
Satu hal yang menjadi fitur umum pada teknologi aplikasi sosial media adalah adanya kolom komentar. Dengan fitur ini, followers atau siapa saja bisa bertanya mengenai sebuah produk atau jasa atau bahkan meninggalkan testimoni mereka.
Meski begitu ada saja pebisnis online yang memilih untuk mematikan fitur ini agar siapapun tidak bisa meninggalkan komentar mereka. Meski tidak jarang pemilik menonaktifkan hal ini untuk keamanan akun mereka sendiri, seringkali hal ini dilakukan agar review negatif dari pembeli yang tertipu tidak terbaca oleh calon pembeli lainnya.
7. Mendapatkan Review Buruk
Saat ini tidak sulit untuk mendapatkan review dari sebuah layanan di internet. Selain melalui sosial media, review semacam ini juga bisa ditemukan dengan mudah di forum, blog atau bahkan Youtube.
Karena itulah, tidak ada salahnya untuk memeriksa review yang ada saat memutuskan untuk melakukan transaksi atau bisnis online.
Meski begitu kita juga tetap harus waspada saat menilai sebuah review. 1-2 Review buruk yang berasal dari sumber yang tidak kredibel bisa saja diabaikan, namun bila jumlahnya cukup banyak, siapapun harus lebih waspada agar tidak terjebak modus penipuan bisnis online.
8. Tidak Menerima Rekber
Forum, group, maupun fans page kini menjadi salah satu sarana promosi untuk banyak produk digital. Sayangnya bertransaksi secara online dengan orang yang baru kita kenal bukanlah ide yang baik, apalagi bila penjual belum memiliki reputasi yang baik.
Karena itulah, tidak ada salahnya mengeluarkan sedikit uang untuk menggunakan rekening bersama (rekber) saat bertransaksi secara online. Dengan cara ini, uang kita akan disimpan terlebih dahulu ke pihak ketiga yang bisa dipercaya dan baru akan ditransfer ke penjual setelah barang sampai ke tangan kita.
Jika ajakan rekber ini ditolak, hati-hati terkena modus penipuan online.
Perkembangan teknologi membuat kita lebih mudah dalam memulai bisnis online atau melakukan transaksi dengan siapa saja. Namun hal ini juga menjadi celah yang sering dimanfaatkan oleh oknum nakal untuk mengeruk keuntungan.
Karena itulah, ada baiknya jika kita lebih waspada, terutama terhadap modus penipuan bisnis online yang marak seperti beberapa contoh di atas.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.