Semarak Ramadhan Anak-anak Pesisir
Eduaksi | 2023-03-28 12:19:48Ramadhan hadir setiap tahun menghampiri umat Islam yang senantiasa disambut dengan riang gembira. Orang-orang yang beriman berkewajiban menjalankan perintah berpuasa untuk meraih derajat ketakwaan sebagai tujuan akhir. Di samping itu, amalan-amalan disunnahkan Rasulullah SAW pahalanya akan dilipatgandakan oleh Allah SWT.
Di Indonesia kedatangan bulan Ramadhan biasanya disambut dengan beragam adat-istiadat dan tradisi suku bangsa. Kegiatan Ramadhan biasanya diisi dengan kegiatan keagamaan dan budaya relegi khas lokal (local genius), masjid dan mushalla dipenuhi beragam kegiatan sebagai syiar di bulan yang penuh dengan barakah dan ampunan.
Kemeriahan bulan Ramadhan tidak hanya dinikmati orang dewasa, tetapi anak-anak juga hadir untuk menyambut dan mengisi, serta terlibat dalam beragam kegiatan selama bulan Ramadhan. Kehadiran anak-anak tentu saja menambah syiar selama Ramadhan berlangsung semakin semarak.
Salah satu kampung pesisir di pantai utara (Pantura) Jawa Timur, khususnya di perkampungan nelayan desa Paciran, Lamongan selalu semarak di bulan Ramadhan tiba. Semangat dan konsistensi anak-anak usia sekolah dasar (SD/MI) dalam mengikuti aktivitas Ramadhan terlihat sejak awal hingga akhir.
Anak-anak senantiasa hadir dalam setiap moment kegiatan di masjid dan mushalla, seperti; mengikuti salat jamaah (isya, tarawih, dan witir), mengaji setelah subuh, pondok Ramadhan di sekolah/madrasah, mengikuti pengajian menjelang bebuka (ifthor), intrian berebut takjil di masjid/mushalla, dan tadarus Alquran.
Potret semangat keberagamaan di kampung pesisir desa Paciran sebagai tradisi baik yang diwariskan kepada mereka sejak berabad-abad yang lalu. Sungguh mereka beruntung karena terlahir di desa Paciran yang di kelilingi delapan pesantren besar dan kecil, serta mendapatkan bimbingan langsung dari ulama’ dan kyai.
Mayoritas anak-anak pesisir desa Paciran di usia kelas III SD/MI telah menjalankan puasa penuh, sedangkan anak-anak kelas I dan II biasa belajar puasa sampai waktu dhuhur (Jawa: poso bedhug). Mereka juga siap terlibat aktif dalam setiap kegiatan sebagai bentuk mensyiarkan agama Islam.
Tradisi baik ini telah tumbuh dari lingkungan keuarga dan berkembang di lingkungan masyarakat yang senantiasa mendapatkan dukungan dalam melakukan kegiatan. Di samping itu, kehadiran lembaga pendidikan menjadi mitra untuk kolaborasi kegiatan praktik baik di tengah-tengah masyarakat.
Dalam setiap mengikuti kegiatan anak-anak pesisir desa Paciran selalu membawa “Buku Sakti” dari masing-masing lembaga pendidikan. “Buku Sakti” berisi tuntunan ibadah puasa dan doa-doa, serta kolom-kolom jadwal kegiatan selama bulan Ramadhan. Dengan rapi mereka mengisi setiap kolom dengan jenis kegiatan salat tarawih, tadarrus Alquran, aktivitas lainnya.
Setiap selesai kegiatan salat tarawih dan witir tidak lupa untuk mengantri demi mendapatkan goresan tanda tangan dari sang imam di “Buku Sakti”. Selain itu, tidak lupa setelah tadarus Alquran minta tanda tangan kepada ustadz/ustadzah pembimbing dalam kolom kegiatan. Luar biasa, konsistensi dalam kegiatan yang dilakukan anak-anak pesisir seiap hari selama bulan Ramadhan.
Selesai bulan Ramadhan tugas anak-anak pesisir desa Paciran belum selesai, karena masih harus menuntaskan kegiatan di hari lebaran atau halal bi halal. Mereka biasanya rombongan silaturrahim kepada bapak/ibu gurunya dan minta tanda tangan sebagai bukti telah silaturrahim kepada bapak/ibu gurunya.
Bagi anak-anak pesisir Paciran, “Buku Sakti” bagaikan pusaka keramat diberi sampul dengan rapi dan dijaga dengan sangat baik. Karena setelah lebaran akan disetorkan kapada bapak/ibu guru di sekolah/madrasah sebagai bentuk janggungjawab kegiatan selama Ramadhan.
Geliat semarak Ramadhan anak-anak di kampung pesisir desa Paciran, Lamongan mudah-mudahan menjadi motivasi dan inspirasi bagi kampung lainnya. Amin. (*)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.