Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image siti suryani

Ramadhan, Bulan Mulia Penuh Keberkahan

Agama | Tuesday, 28 Mar 2023, 04:44 WIB

Ramadhan, Bulan mulia penuh keberkahan

Ramadhan tiba, semua bahagia

Tua dan muda bersuka cita

Bulan ampunan, bulan yang berkah

Bulan terbebas api neraka

Begitulah sedikit lirik lagu Opick yang selama Ramadhan selalu terdengar di telinga bahkan dinyanyikan oleh anak kecil hingga orang dewasa.

Ramadhan, bulan penuh keutamaan di dalamnya. Allah melipatgandakan pahala, rahmat dan ampunan-Nya bagi orang-orang yang berpuasa dengan penuh keimanan dan keikhlasan karena Allah dalam menjalankannya. Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda, "Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi sepuluh hingga tujuh ratus kali dari kebaikan yang semisal. Allah Ta'ala berfirman (yang artinya) "kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku..." (HR. Bukhari dan Muslim).

Selain itu Rasulullah Saw juga bersabda, "Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan penuh keimanan dan hanya mengharap pahala-Nya, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni (HR. Muttafaq' alaih).

Begitu istimewanya bulan Ramadhan ini yang di dalamnya diturunkan Al Quran, disebutkan lebih baik daripada seribu bulan, terdapat suatu pintu surga yang dikhususkan untuk orang yang berpuasa (ar rayyan), pintu surga dibuka, pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu serta masih banyak keistimewaan lain di dalamnya yang semua orang pun dapat merasakan keistimewaan itu.

Tentu sebagai seorang muslim tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan berharga yang sebentar ini, hanya datang setahun sekali . Saat Ramadhan tiba semua ingin berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan, dan bisa menjadi ajang untuk memupuk diri menjadikan diri yang disiplin, sabar, ikhlas dan terus bertaqwa untuk bulan-bulan selanjutnya. Ibarat kepompong yang merubah ulat menjadi kupu-kupu.

Karena bukan hanya sekedar puasa, puasa adalah perisai diri. Kita tidak ingin menjadi orang-orang yang justru merugi manakala Ramadhan telah berlalu. Karena tak jarang orang yang berpuasa hanya menahan diri dari rasa lapar dan dahaga saja, tetapi di waktu yang bersamaan melakukan kemaksiatan seperti berkata dusta, sombong, pacaran, mencuri dan perbuatan yang melanggar syariat lainnya.

Sebagaimana Sabda Rasulullah Saw, "Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan apa-apa dari puasa tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga (haus) saja." (HR. Ibnu Majah). Luruskan kembali niat karena iman dan mengharap ridha Allah bukan karena riya dan mengharap pujian dari manusia.

Alhamdulillah umat islam yang berada di Indonesia dapat dengan mudahnya melaksanakan ibadah puasa ini, dibandingkan dengan saudara-saudara kita di Palestina, Suriah dan negara bagian timur lainnya. Mereka melaksanakan puasa ditengah ancaman musuh, peperangan yang tak ada habisnya, pasokan makanan yang kurang, kenaikan harga pangan di Suriah, serta pelarangan warga Palestina khususnya laki-laki dewasa memasuki masjid Al-Aqsa. Astaghfirullah. Bahkan di hari pertama puasa, tentara Israel berhasil membunuh warga Palestina.

Umat islam bagaikan satu tubuh, bila satu bagian tubuh merasa sakit maka bagian lain ikut merasakan juga. Sebagai umat islam sudah seharusnya bersatu untuk menghentikan kezaliman-kezaliman yang terjadi di dunia Islam. Semua kezaliman yang bersumber dari pemikiran yang rusak dan merusak maupun rezim yang zalim, hal ini mendorong umat Islam untuk kembali pada Islam dan persatuan kaum muslim.

Sudah selayaknya kita sebagai umat islam ingin sama-sama terus merasakan kenikmatan bulan Ramadhan yang berlanjut hingga bulan-bulan setelahnya. Totalitas dalam ketaatan kepada Allah bukan hanya sesaat lalu hilang saat Ramadhan telah usai dan meninggalkan perintah dan larangan-Nya.

Aturan kehidupan yang telah Allah perintahkan juga dilaksanakan dan diterapkan oleh umat islam bahkan dapat diterima juga oleh umat yang lainnya. Selain itu tetap istiqamah dalam menjalankan ketaatan kepada Allah dengan semangat menuntut ilmu islam.

Wallahu 'alam

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image