Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Endah Kurnia Sholihat

Menggunakan Kekerasan Dalam Mendidik Anak, Bolehkah?

Eduaksi | Monday, 20 Dec 2021, 22:11 WIB
Sumber: pixabay.com

Anak merupakan anugerah yang sangat besar bagi orang tua. Apakah Anda tahu bahwa anak peka terhadap perasaan yang dirasakannya? Ya tentu, karena anak anak memiliki hati yang lembut. kadang tingkah laku anak membuat orang tua mengusap dada. Tetapi, sudah sewajarnya anak bertingkah seperti itu? Anak anak memiliki dunianya sendiri dan kita sebagai orang tua tidak berhak mengambil dunianya, karena apa? Karena dunia anak itu menyenangkan. pasti kalian pernah merasakan dunia anak anak kan?. Lalu bagaimana yang terjadi sekarang?

Di Indonesia sekarang benar-benar pada kondisi darurat anak, kekerasan terhadap anak di Indonesia beberapa tahun ini sangat meningkat.Apakah anda tahu persentase bahwa kekerasan pada anak menurut KPAI paling banyak dilakukan yaitu kekerasan psikis? Hasil pengawasan terhadap anak dari KPAI di 34 provinsi di seluruh Indonesia menghasilkan beberapa kasus, yang pertama kekerasan fisik berupa tamparan sebanyak 3 persen, dikurung 4 persen, ditendang 4 persen, memuji 6 persen, dijewer 9 persen, dipukul 10 persen, dicubit 23 persen.

Selain kekerasan fisik ada juga kekerasan psikis yang dialami anak-anak di Indonesia, yakni dimarahi 56 persen, dibandingkan dengan anak lain 34 persen, dan dibentak 23 persen. Betapa tidak etisnya orang tua yang melakukan hal tersebut. Coba anda renungkan apabila itu terjadi pada saat anda kecil, menyedihkan bukan?

KPAI menuturkan, ada beberapa faktor yang menggunakan pola asuh orang tua dengan kekerasan, yaitu salah satunya adalah orang tua tidak memiliki kemampuan yang cukup, dalam pendidikan. KPAI juga menilai banyak orang tua belum memiliki kesiapan mental untuk mendidik dan mengasuh anak dengan baik dan benar, hal inilah yang membuat para orang tua menjadi tempramen dan mudah melakukan tindakan fisik sebagai acuan untuk menindak kesalahan yang dilakukan anak-anak.

Menurut WHO ( dalam Bagong s, dkk, 2000 ) kekerasan adalah suatu kekuatan kekuatan fisik dan kekuasaan, ancaman, tindakan terhadap diri sendiri, individu, atau kelompok orang, yang mengakibatkan memar atau trauma, kematian, kerugian psikologis, kelainan perkembangan, dan perampasan hak .

Terdapat bagian-bagian kekerasan atau perlakuan salah kepada anak yang umumnya terjadi loh. Kalian penasarankan? Ayo kita bahas satu per satu dalam artikel kali ini.

1. Kekerasan Fisik

Suatu tindakan fisik yang berupa penyikasaan pemukulan dan penilaian terhadap anak, dengan menggunakan atau tidak menggunakan benda-benda tertentu yang menimbulkan Lula fisik bahkan sampai kematian.

2. Kekerasan Emosional

Seperti halnya kekerasan yang memaksakan atau meremehkan anak yang dapat mengakibatkan penderitaan secara psikis dan mental.

3. Kekerasan Seksual

Melakukan kontak seksual antara anak dan orang tua melalui kata, perlakuan visual, maupun kontak seksual terhadap anak dapat mengakibatkan trauma yang mendalam dan gangguan mental kepada anak.

Dalam dunia kedokteran juga kekerasan pada anak dibahas dengan diagnosa- diagnosanya loh. Kekerasan pada anak dalam dunia kedokteran yang dikenal dengan child abuse. Nah apa itu Pelecehan Anak ? Apakah ada semacam sindrom? Kekerasan terhadap Anak yaitu suatu tindakan melukai berulang-ulang secara fisik dan emosional terhadap anak yang bergantung melalui desakan hasrat, hukuman badan yang tak terkendali, cemoohan, ataupun kekerasan seksual.

Terry elawsen seorang psikiater Internasional yang merumuskan definisi tentang child abuse, menyebut ada empat macam abuse, yaitu emotional abuse, verbal abuse, physical abuse dan sexual abuse.

Pada anak dalam jangka panjang dapat memberikan dampak serius pada psikologis anak loh, anak yang mendapatkan perlakuan kekerasan akan mengakibatkan kekerasan, ketakutan, depresi, kecemasan, minder, merasa tidak berharga, dan memiliki kecenderungan melakukan tindakan yang agresif.

Tindakan kekerasan pada anak juga dapat menyebabkan gangguan stres pasca trauma bahkan sampai melakukan interaksi dalam penggunakan zat adiktif. Wah bahaya sekali bukan? Jangan sampai anak anda diperlakukan dengan tidak wajar ya. Banyak orang yang ingin memiliki momongan tapi Tuhan belum memberikannya. Anda yang sudah diberikan amanah oleh Tuhan harusnya jaga dan rawat dengan baik.

Anda sebagai orang tua harus mendidik dan mengasuh anak menggunakan pola positive parenting, yaitu pola asuh orang tua yang didasari dengan sportif, konstruktif, dan menyenangkan. Dengan menerapkan pola pengasuhan ini, para anak dan orang tua dapat saling memahami dan memahami satu sama lain, tanpa harus menggunakan kekerasan dalam pendidikan ataupun pengasuhan terhadap anak.

Daftar pustaka

Dalyono, M.Drs. (1997). psikologi pendidikan. Jakarta: P.T. Rineka Cipta

Ginott, Halim G., Dr. (2001). Antara orang tua dan anak. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Gunarsa, Singgih D., dkk Perkembangan anak dan Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia

Arif Gosita. 2004. Masalah korban kejahatan. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image