Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ali Efendi

Empat Persiapan Menghadapi Puasa Ramadhan

Agama | Tuesday, 21 Mar 2023, 00:05 WIB
Ilustrasi Menyambut Bulan Ramadhan (Sumber: Kemenag DKI)

Bulan Ramadhan 1444 tinggal selangkah lagi, umat Islam di seluruh penjuru dunia menyambut dengan suka cita kedatangannya. Ramadhan merupakan salah satu bulan yang mulia dalam kalender Islam sehingga umat Islam menyambut dengan sebutan istimewa “Mahaban Yaa Ramadhan

Ramadhan sebagai bulan spesial bagi umat Islam, keistimewaan terkait dengan perintah wajib ibadah puasa, menjalankan sunnah-sunnah yang ditinggalkan Rasulullah, serta peristiwa yang berhubungan dengan keimanan. Maka sangatlah wajar, apabila umat memberikan penghormatan yang sangat spesial.

Kajian tentang keistimewaan selama Ramadhan membuat orang sangat antusias untuk melaksanakan ibadah wajib dan sunnah. Janji Allah kepada orang yang beriman yang melaksanakan ibadah puasa, maka dosa-dosa selama setahun akan dihapus. Selain itu, ibadah sunnah lainnya akan dilipatgandakan Allah selama bulan Ramadhan.

Sedangkan peristiwa yang fenomenal adalah Alquran diturunkan tanggal 17 Ramadhan sehingga diperingati sebagai malam turunnya Alquran atau “Nuzulul Quran” (QS. Albaqarah: 185). Peristiwa lainnya yang istimewa di dalam Ramadhan adalah malam sangat spesial, malam yang lebih baik dari pada malam seribu bulan (lailatul qadr) sebagaimana QS. Al-qadr: 1-5.

Pemburu kebaikan selama Ramadhan harus memiliki visi dan misi yang jelas, serta menjadwal kegiatan dengan baik agar seluruh amalan dilakukan tidak sia-sia. Setidaknya ada empat persiapan pokok dalam menyambut bulan Ramadhan, di antaranya:

Pertama, adanya perintah wajib untuk menjalankan ibadah puasa sebaimana dalam QS. Albaqarah: 183. Artinya “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.

Bagi orang mukmin melaksanakan perintah berpuasa adalah wajib dan akan mendapatkan pahala, apabila tidak melaksanakan puasa akan mendapat dosa. Berdasarkan kaidah ushul fiqh “al-Aslu fil amri lil wujub”, asal perintah itu adalah wajib. Maka menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan adalah wajib.

Kedua, niat sebagai komponen dasar yang sangat urgen dalam menjalankan ibadah puasa dan ibadah sunnah lainnya selama bulan Ramadhan. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Innamal ‘amalu binniat wa innama likulliri’in maa nawa” (HR. Bukhari Muslim).

Artinya: “Semua amalan dasarnya adalah niat dan perkara atau perbuatan tergantung yang diniatkan”. Niat adalah maksud atau tujuan suatu perbuatan, kehendak (keinginan dalam hati) akan melakukan sesuatu (kbbi.kemdikbud.go.id), maka niat merupakan urusan hamba dengan Allah SWT.

Dalam kajian fiqih, niat merupakan salah rukun puasa yang harus dilakukan oleh sesorang agar dalam menjalan ibadah puasa menjadi sah. Berdasarkan pendapat ulama fiqih bahwa niat ibadah bisa diucapkan dengan lisan atau cukup di dalam hati.

Ketiga, menjalankan puasa dengan ikhlas karena prinsipnya semua ibadah harus dilakukan dengan ikhlas. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Albayyinah: 5 yang artinya: “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama”.

Dalam kamus Bahasa Indonesia Daring, ikhlas bermakna bersih hati atau tulus hati (kbbi.kemdikbud.go.id). Maka dalam menjalan ibadah puasa hatinya harus bersih dan tulus hanya karena Allah, serta tidak ada tendensi lainnya. Penyakit ikhlas adalah riya’ (pamer), mengerjakan beribadah dengan tujuan (pamer) agar dilihat oleh orang lain.

Keempat, mengetahui tujuan menjalankan kewajiban ibadah puasa untuk meraih derajat ketaqwaan kepada Allah sebagaimana di akhir ayat dalam QS. Albaqarah: 183. La’alakum tattaqun, artinya: supaya kamu sekalian bertaqwa. Bekal terbaik seseorang dan mulya di sisi Allah SWT adalah taqwa, sebagaimana firman Allah:

Artinya: “Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. Dan bertakwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang mempunyai akal sehat” (QS. Albaqarah: 197). Ayat lain dalam QS. Alhujurat: 13, artinya; “Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa”.

Semoga Allah memberikan kita kekuatan lahir (fisik) dan batin (keimanan), sehingga mampu melaksanakan ibadah puasa Ramadhan tahun 2023 dan amalan lainnya dengan sempurna. Amin. (*)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image