Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image 49. Muhammad Nur Hidayat

SOP Membangun Sistem PLTS Ongrid, Apa Saja yang Diperlukan?

Teknologi | 2023-03-18 14:56:18
Gambar PLTS on-grid terpasang, sumber: dokumentasi pribadi
Gambar PLTS on-grid terpasang, sumber: dokumentasi pribadi

Apa itu PLTS On-Grid?

PLTS yang merupakan akronim dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya merupakan suatu pembangkit listrik yang menggunakan Energi Baru Terbarukan berupa panas matahari. Secara on grid, sistem PLTS memiliki sub-kategori berupa terpusat dan terdistribusi. Sistem PLTS secara terpusat artinya pembangkit tersebut terhubung ke jaringan transmisi tegangan menengah atau tinggi. Sistem bekerja dari arus DC ke AC yang selanjutnya masuk ke jaringan listrik. Sementara, secara terdistribusi artinya terdiri dari banyak sistem dengan berbagai ukuran kapasitas yang menghasilkan tenaga listrik di lokasi-lokasi yang berbeda di sepanjang jaringan listrik pusat. Memasang PLTS memiliki banyak manfaat diantaranya yaitu:

a. Menghemat tagihan listrik. Memasang PLTS atap berarti memiliki sumber energi listrik selain listrik PLN. Karena kebutuhan listrik dipenuhi oleh dua sumber, maka dengan memasang PLTS atap dapat membantu mengurangi tagihan listrik bulanan dari PLN

b. Aplikasi energi modern. Dengan memasang PLTS atap, kita berkontribusi dalam pemanfaatan dan pengelolaan energi modern, yaitu sumber daya energi terbarukan yang tidak akan pernah habis. Mengingat sumber daya energi fosil (konvensional = minyak bumi) Indonesia diperkirakan akan habis pada 2030 (ESDM, 2018), maka menyegerakan untuk beralih ke energi modern menjadi langkah strategis untuk ketahanan energi kita.

c. Membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Berbeda dengan energi fosil, pemanfaatan PLTS tidak menyumbang gas rumah kaca yang dapat meningkatkan suhu permukaan bumi. Secara tidak langsung, kita berkontribusi untuk mengurangi dampak perubahan iklim, seperti banjir dan tanah longsor akibar curah hujan tinggi yang tidak dapat diprediksi, cuaca panas dan kekeringan ekstrim di beberapa lokasi, yang saat ini telah terjadi di Indonesia.

Dari beberapa manfaat memasang PLTS tersebut, bagaimana Standar Operasional Prosedur (SOP) untuk membangun sebuah sistem PLTS secara sederhana?

SOP Membangun Sistem PLTS secara Sederhana

SOP atau Standar Operasional Prosedur merupakan panduan yang digunakan untuk memastikan kegiatan operasional organisasi atau perusahaan berjalan dengan lancar. Adapun SOP pemasangan PLTS atap on-grid adalah sebagai berikut:

a. Perencanaan

Dalam tahap perencancanaan ini dilakukan beberapa kegiatan guna membentuk konsep dan gambaran yang matang sebelum dilakukan pekerjaan untuk membangun sistem PLTS. Beberapa kegiatan tersebut diantaranya yaitu planning pekerja. Perencanaan pada pekerja perlu dilakukan supaya ketika dilapangan nanti mengerti terkait job pada masing-masing pekerja. Dalam pembangunan PLTS tentu saja tidak dilakukan oleh satu rang saja melainkan beberapa orang dengan tugasnya masing masing seperti membuat desain mulai dari sistem yang akan dibangun seperti banyak PV, jenis, inverter dll, kemudian desain single Line Diagram dan pengaturan string. Selain itu terdapat pula tim yang bertugas membuat konsep dan perencanaan mulai dari target waktu project hingga rencana dilapangan. Kemudian ada pula yang bertugas sebagai project management, electrical, mechanical, warehouse, dokumentasi, dan lainnya sesuai kebutuhan project.

b. Persiapan

Setelah tahap perencanaan selesai, lanjut pada tahap persiapan guna mempersiapkan beberapa hal yang diperlukan saat dilapangan nanti. Diantaranya seperti menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dilapangan. Baik itu komponen utama maupun komponen pendukung. Selain itu diperlukan juga persiapan K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) seperti penggunaan APD, safety shoes, gloves, helmet, dan kacamata safety). Kemudian tahap terakhir dalam pelaksanaan yaitu melakukan delivery alat dan bahan ke tempat pemasangan sistem PLTS.

c. Pemasangan

Dalam tahap pemasangan dibagi menjadi dua tugas yaitu bagian mechanical yang bertugas melakukan pemasangan Solar Panel dan Mountingnya, serta bagian electrical yang bertugas melakukan pemasangan sistem inverter, combiner box, panel box, instalasi kabel dari solar panel hingga ke panel box dan disalurkan ke beban. Hal yang perlu diperhatikan pada tim mechanical adalah memastikan panel surya sudah terpasang dengan kencang pada mounting, serta jarak antar PV, frame, maupun mounting harus tepat. Kemudian hal yang perlu diperhatikan oleh tim electrical yaitu memastikan bahwa sistem pengkabelan pada solar panel sudah tepat seri paralelnya supaya inverter dan sitem dapat berjalan. Kemudian kabel tersebut dapat diteruskan dan dipasang pada DC combiner dan inverter. Setelah dari inverter dapat diteruskan ke AC combiner hingga ke beban dan terhubung dengan grid PLN.

d. Komisioning

Komisioning merupakan proses untuk memastikan bahwa semua sistem dan komponen PLTS dirancang, dipasang, diuji, dioperasikan, dan dipelihara sesuai dengan persyaratan operasional yang berlaku. Hal yang biasa dilakukan dalam komisioning adalah mengukur Voc dan Isc pada panel surya apakah ukurannya sudah sesuai atau belum pada yang direncanakan sehingga dapat dioperasikan. Kemudian setelah dinyalakan sistemnya dapat mengecek pula tegangan dan arus input output inverter dan panel box lainnya. Jika sistem instalasi telah berjalan dan aman, maka dapat dilakukan verifikasi bahwa sistem beroprasi layak.

e. Serah Terima

Pada tahap serah terima ini melaporkan pada pemilik bahwasannya sistem telah berjalan dan layak operasi. Kemudian pengenalan pada pemilik mengenai sitem yang terpasang, kemudian prosedur pemakaian, hingga gangguan yang sewaktu-waktu dapat terjadi dan penanganannya.

Dari penjabaran SOP diatas dapat dilihat bahwasannya pelaksanaan sesuai SOP merupakan hal yang penting untuk diperhatikan supaya dalam pembangunan sistem PLTS dapat mengurangi adanya kesalahan teknis dan kecelakaan kerja. Dengan melaksanakan sesuai prosedur maka diharap sistem yang disusun bekerja dengan baik dan aman.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image