Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Sekar Diana Putri

Pembudidayaan Tanaman Anggrek di Kebun Anggrek Haji Sarja Gunung Sindur

Bisnis | Wednesday, 15 Mar 2023, 21:26 WIB


Gunung Sindur, 8 Maret 2023 – Kebun Anggrek Haji Sarjamemiliki luas sekitar 100 hektar dengan ditempati lebih dari50 jenis tanaman anggrek. Anggrek-anggrek yang terdapat di kebun ini di impor langsung dari luar negeri berupa bibit. Lebih dari puluhan ribu bibit yang masuk untuk kemudiandirawat oleh petani-petani di kebun anggrek milik Haji Sarjaini. Semua bibit dirawat dengan baik dan benar sehinggatumbuhlah tumbuhan anggrek yang berkualitas. Bibit anggrekdirawat menggunakan pupuk, dan semua jenis anggrekmenggunakan pupuk yang sama. Pupuk yang digunakansudah terbukti berkualitas baik agar tanaman yang dihasilkanpun berkualitas pula.

Berawal dari pengalaman kerjanya selama 15 tahun di dunia perkebunan, akhirnya Haji Sarja memilih untuk terjunmenjadi pemilih kebun anggrek yang ada di Gunung Sindurini. Kebun milik Haji Sarja yang terletak di Gunung Sindur iniberdiri sejak tahun 2004. Selain di Gunung Sindur, beliau juga memiliki kebun anggrek di Pamulang yang luasnya sekitar1200 meter dan terletak di halam rumah miliknya. Kebunanggrek miliknya yang terletak di Pamulang berdiri sejak1989 dan beliau juga memiliki kebun di Lebak Bulus sejaktahun 1981 namun kebun ini sudah tidak ada dikarenakanpembangunan jalan tol.

Kebun Anggrek Haji Sarja - Gunung Sindur

Merawat anggrek tidak semudah merawat hewan-hewanternak seperti ayam, bebek dan lain sebagainya. Menurut Haji Sarja, merawat anggrek harus dengan teliti, baik dan benarkarena mengetahui perawatannya yang rumit. “Merawatanggrek itu harus telaten banget, dari mulai dikasihpupukmnya, penyiramannya, terus juga anggrek itu harus di cek terus gimana pertumbuhannya supaya anggrek yang dihasilkan bisa berkualitas baik dan para pelanggan juga merasa seneng beli anggrek dari kebun ini.” Ujar Haji Sarja. Cara melihat tanaman anggrek berkualitas dengan caramelihat banyaknya bunga yang bermekaran dan daunnya yang lebat serta berwarna cerah.

Haji Sarja memilih petani yang sudah mengerti cara merawatanggrek, karena keberhasilan dari tumbuhnya tanamananggrek ini juga dapat dilihat dari ketelatenan para petani. “Disini tu ada petani khususnya supaya anggrek sebanyak inibisa di cek secara berkala oleh para petani, karena kan inibanyak banget ya mulai dari bibitnya, terus yang setengah jadiitu yang disana, sampai yang udah panen itu dicek semuanyapara petani disini ngecekin itu semua” tuturnya sebagaipemilih kebun anggrek tersebut.

Pertumbuhan tanaman anggrek tidak bisa ditentukan, mulaidari 6 bulan sampai 1 tahun lamanya. Misalnya penanamanbibit dilakukan secara bersamaan sebanyak ribuan bibit, namun pertumbuhannya berbeda-beda walaupunpenanamannya bersamaan. Maka dari itu, penjualan tanamananggrek tidak bisa di prediksi dan pendapatan perbulannyajuga tidak bisa di predikisi. Anggrek memiliki umur yang lama, terkadang anggrek itu mudah mati namun jika carapenanamannya benar, umur anggrek akan lama. Tanamananggrek tidak bisa langsung terkena panas, maka dari ituharus menggunakan jarring khusus tanaman agar tidaklangsung terpapar sinar matahari. Jika anggrek terkena hujan, tanaman tersebut tidak akan cepat mati, karena pupuk akanterbantu menutrisi tanaman tersebut dengan air hujan.

Haji Sarja mengatakan “Biasanya anggrek-anggrek pastihampir setiap harinya ada penjualan, tapi ya tadi tidak bisaditentukan pendapatannya”. Menurut Haji Sarja denganadanya pembelian setiap hari itu tidak menutup kemungkinanakan mendapatkan penghasilan yang tetap. Di daerah GunungSindur banyak sekali kebun anggrek serupa, namun luas yang dimiliki beraneka macam. Mereka juga sudah memilikilangganannya masing-masing. Seperti Haji Sarja ini, beliaumemiliki pelanggan yang nantinya akan diperjual belikanKembali. Jadi bisa disebutkan bahwa Haji Sarja merupakanagen dari sebuah tanaman anggrek. Di kebun ini tidak adatanaman selain anggrek, Haji Sarja benar-benar hanyamerawat tanaman anggrek saja. Karena banyaknya jenistanaman anggrek dan terpisahnya antara bibit, tanamansetengah jadi dan tanaman anggrek yang sudah jadi, makakebun anggrek milik Haji Sarja ini harus memiliki lahan yang luas.

Tanaman-tanaman disini impor, namun setelahnya tidak akandi ekspor kembali. Haji Sarja hanya menjual tanaman anggrekuntuk di dalam negeri saja. “Biasanya emang banyak ini pada beli, terus ada yang pakai truk atau mobil bak untukpengangkutan, dan biasanya mereka pada jualnya keluarGunung Sindur kaya Jakarta, Depok, Bekasi atau luar daerahyang saya sebutin, kaya jawa tengah, jawa timur bahkansampai luar pulau jawa” Ujarnya. Penjualannya melalui online dan offline namun banyaknya online dan diantar langsungoleh pegawai Haji Sarja, namun hal ini hanya berlaku jikapengantaran berjarak dekat. Biasanya pengantaran online inibisa menggunakan motor jika pembelian hanya sedikit. “Tu kalua pembelian online kaya gitu contohnya” kata Haji Sarjasaat ada pengantaran secara online. Banyak juga yang langsung datang ke kebun untuk membeli satu atau dua bahkan lebih tanaman anggrek. Biasanya yang membelilangsung adalah ibu-ibu yang senang terhadap tanaman, terutama tanaman anggrek karena warna nya yang menarik.

Kebun anggrek ini memiliki dampak yang positif terhadaplingkungan sekitar. “Kebun ini tu termasuk penghijauan di lingkungan ini karena kan tumbuhan ya dan jumlahnya yang banyak ini bisa mengurangi polusi sekitar akibat knalpotkendaraan dan polusi udara lainnya” tutur Haji Sarja. Di daerah Gunung Sindur banyak sekali kendaraan terutama trukkarena mengangkut barang bawaan seperti semen, batu batuanuntuk pembangunan dan bahan-bahan bangunan lainnya. Maka dari itu polusi udara tidak hanya dihasilkan oleh knalpotkendaraan saja, dan menurut warga sekitar adanya kebunanggrek ini sangat membatu untuk mengurangi polusi udara.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image