Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ratman Aspari

Bencana, Fenomena Akhir Zaman dan Apa yang Sudah Kita Persiapkan

Agama | 2023-03-15 11:39:01

Dalam suatu Riwayat Abu Hurairah RA mendengar Nabi SAW bersabda, yang artinya : “Tidak akan terjadi hari kiamat kecuali setelah hilangnya ilmu, banyak terjadi gempa, waktu seakan berjalan dengan cepat, timbul berbagai macam fitnah, Alh-haraj, yaitu pembunuhan, dan harta melimpah ruah kepada kalian.” (HR.Bukhari).

BANYAKNYA - Kejadian gempa bumi menurut hadist, merupakan salah satu tanda kiamat kecil, yang permulaanya telah muncul dan terus berlanjut, serta meningkat hingga kiamat benar terjadi.

Berbicara soal gempa bumi, menarik apa yang disampaikan oleh Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG, dalam sebuah webinar yang diselenggarakan oleh Departemen Teknik Geologi Universitas Gajah Mada (UGM) yang bertajuk “Sistem Pemantauan gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami”, pada Jumat (17 Juli 2020).

Dalam kesempatan tersebut Kepala BMKG, Prof.Ir. Dwikorita Karnawati, M.Sc., Ph.D, sebagaimana dilansir dalam laman Universitas Gajah Mada, bahwa frekuesi kejadian gempa bumi setiap tahun, semakin meningkat. Bila sebelum tahun 2016 rata-rata kejadian 4.000 – 5.000 kali, lalu meningkat 7.000 kali setahun kemudian.

Namun, sejak tahun 2018 hingga 2020, meningkat hingga lebih dari 11 ribu kali setiap tahunnya. Peningkatan aktivitas kegempaan ini menurutnya belum diketahui penyebabnya dan masih terus diteliti oleh pakar terkait aktivitas pergeseran lempeng bumi ini.

Peningkatan aktivitas tektonik ini menurut Dwikorita bisa saja terpengaruh oleh perubahan iklim dan sebagainya. Namun begitu, data yang dimiliki oleh BMKG menurutnya hanya pada kejadian kegempaan sampai pada 200 tahun silam, catatan soal tahun yang lebih lama tidak dimiliki. Menurut Kepala BMKG, Keterbatasan selama ini memang kita tidak cukup memiliki data history gempa, hanya ada mulai tahun 1800-an, sekitar 200 tahun yang lalu.

Sementara itu masih bersumber dari data BMKG, menurut Koordinator Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono, sebagaimana di lansir CNN Indonesia, Kamis (30 Desember 2021), ‘Aktivitas Gempa di Indonesia Meningkat Sepanjang Tahun 2021. BMKG mencatat sebanyak 10.570 kali gempa bumi tektonik, sementara di tahun 2020 Indonesia mengalami 8.264 kali gempa bumi tektonik, ada peningkatan yang cukup signifikan. Aktivitas gempa yang dicatat BMKG terhitung dari berbagai variasi magnitudo dan kedalaman, yang bersumber dari gempa subduksi lempeng dan sesar aktif.

Dan kita semua ikut merasakan keprihatinan yang mendalam atas kejadian gempa bumi yang memporak-porandakan saudara-saudara kita di Cianjur. Laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), melaporkan gempa bumi di Cianjur pada tanggal 21 November 2022 pukul 13:21:10 WIB. Episentrum gempa berada pada koordinat 6.84 LS – 107.05 dan kedalaman 11 km dengan magnitude 5,6. Update sampai dengan tanggal 28 November 2022, pukul 07.00 WIB, BMKG telah mencatat 297 gempa susulan dengan magnitude terbesar M 4,2 dan terkecil M 1,0.

Ratusan orang terdampak akibat gempa bumi di Cianjur tersebut, data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), update, Rabu (30 November 2022), pos komando yang dirikan untuk penanganan gempa bumi tersebut mencatat warga yang masih mengungsi sebanyak 109.386 jiwa, mereka tersebar di 451 titik, dengan rincian 351 di pos pengungsian terpusat dan sisanya mandiri.

Belum hilang rasa duka kita atas gempa di Cianjur, dunia terguncang dengan kejadian gempa bumi dahsyat yang mengguncang Turki pada Senin (06 februari 2023), sekitar pukul 04.14 waktu setempat, dengan magnitude 7.8, pusat gempa berada di daerah Turki Selatan dengan kedalaman 11 km yang memicu tsunami kecil dengan ketinggian tsunami 30 cm di Erdemil. Menurut Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB, Dr.Irwan Meilando, S.T,M.Sc, gempa bumi di Turki merupakan gempa merusak, pusat gempa berada di dekat dengan permukaan tanah yaitu sejauh 18 km.

Dilansir dari situs resmi BMKG, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami, Dr.Daryono, S.Si, M.Si, bahwa gempa bersumber dari zona Sesar Anatolia Timur yang merupakan zona sesar aktif diiringi dinamika tektonik Lempeng Arab dan Anatolia. Didukung oleh pernyataan Dr.Irwan Meilano yang menjelaskan bahwa gempa Turki merupakan gempa dengan mekanisme geser (strike-slip). Gempa Turki termasuk fenomena gempa yang paling ditakuti terjadi oleh para ahli gempa.

Reuter pada Rabu (08 Februari 2023), melaporkan korban jiwa melonjak hingga 7.800 orang. Selain itu, gempa Turki menyebabkan 5.775 bangunan termasuk rumah sakit, sekolah dan blok apartemen runtuh dan melukai puluhan ribu orang.

Selain gempa, kejadian bencana lain, baik itu bencana alam maupun non alam, khususnya di Indonesia dari tahun ke tahun juga terus meningkat. BNPB mencatat peningkatan kejadian bencana di Indonesia pada penghujung musim hujan 2023. Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari melaporkan, sebanyak 60 kejadian bencana di periode 27 Februari 2023 sampai dengan 5 Maret 2023 (satu minggu).

Sementara pada tahun 2022 terdapat 3.522 bencana alam di Indonesia. Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi melanda, yakni sebanyak 1.520 peristiwa. Cuaca ekstrim mencapai 1.057 kejadian, tanah longsor tercatat sebanyak 634 kejadian, kebakaran hutan dan lahan sebanyak 252 kejadian. Sementara untuk gempa bumi sebanyak 28 kejadian gempa yang terjadi didalam negeri. Sebanyak 26 kejadian gelombang pasang/abrasi sepanjang tahun 2022. Kekeringan dan letusan gunung berapi masing-masing empat kali kejadian dan satu kejadian pada tahun 2022.

Dari kejadian bencana alam tersebut telah mengakibatkan 851 orang meninggal dunia, 8.726 orang luka-luka, dan 46 orang hilang. Ada 5,42 juta orang yang menderita dan mengungsi akibat dampak bencana tersebut.

Disisi lain, dampak dari adanya perubahan iklim juga bisa memicu berbagai fenomena alam yang mengerikan mulai dari gelombang panas, kenaikan permukaan laut, dll, yang ujungnya juga akan menimbulkan korban jiwa.

Belum lagi meningatkan kejahatan dan potensi terjadinya kerusuhan di berbagai belahan bumi, seolah tak pernah surut, bahkan terus meningkat. Perang Rusia dan Ukraina yang sudah memasuki hari ke 383 juga belum ada titik penyelesaianya.

Fenomena Akhir Zaman

Sebagai muslim, percaya akan adanya haria akhir, atau kiamat merupakan rukun iman yang ke lima. Alloh SWT beserta Rasullulnya telah memberikan petunjuk akan datangnya hari kiamat tersebut.

Beberapa waktu lalu, penulis berkesempatan ikut mengunjungi Majelis Gerakan Akhir Zaman (GAZA) dan Perpustakaan Berita Langit, di Desa Nagrak, Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Menurut pimpinannya, Diki Candra Purnama, bahwa latar belakang keberadaan Majelis Gaza yang menyiapkan kampung akhir zaman dan membangun Perpustakaan Berita Langit yang beisi kumpulan mimpi dari orang beriman di akhir zaman.

Perpustakaan langit memiliki refrensi nubuwah atau disebut mubasyirat atau ru’ya shadiqah atau kabar kenabian dalam bentuk mimpi, baik dari Alloh SWT maupun mimpi dari Nabi Muhammad SAW yang di alami oleh umat di berbagai belahan dunia.

Diki mengklaim sudah mengoleksi 1.200 buku-buku tentang mimpi dari orang beriman dari berbagai negara. Menurut Kang Diki, mimpi yang benar merupakan seper 46 bagian dari kenabian, bahkan dalam hadist nabi menjelang beliau wafat sudah ditegaskan tidak ada lagi petunjuk berupa wahyu kecuali dari mimpi orang yang beriman.

Dibentuknya Kampung Gaza, menurut Kang Diki juga sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW yang memerintahkan untuk berdiam ke gunung-gunung untuk beternak dan Bertani untuk menghindari fitnah akhir zaman.

Ia menegaskan Kampung Gaza seluah kurang lebih 50 hektar terbuka bagi siapa saja untuk datang, karena selain perpustakaan ada juga wisata air terjun kembar, glamping, ternak lebah, peternakan kambing, serta lahan pertanian sebagai cadangan dan ketahanan pangan.

Apa yang dilakukan Diki Candra Purnama bersama Majelis Gaza dan Perpustakaan Berita Langitnya, sebagai bentuk persiapan diri dalam menghadapi berbagai kemungkinan terburuk pada fase akhir zaman. Disamping itu ia juga ingin mengabarkan kepada semua orang bahwa kondisi saat ini sudah berada diakhir zaman, dengan segala fenomena alam sebagai pertandanya.

Sekali lagi, sebagai muslim kita wajib percaya akan adanya hari kiamat, namun kapan pastinya kiamat, itu semata-mata rahasia Alloh SWT.

Membekali diri dengan persiapan-persiapan untuk menghadapi hari akhir, tentu sesuai dengan tuntunan keyakinan kita. Apalagi di era saat ini dimana kehidupan manusia benar-benar berada titik nadir, banyak manusia terjebak dalam mengagung-agungkan kemewahan dan kehidupan duniawi, terjebak dalam perilaku sek bebas, LGBT yang merendahkan derajat manusia itu sendiri, dan lain sebagainya.

Disisi lain memang kemajuan teknologi dan informasi begitu pesatnya, tetapi apakah kemajuan teknologi itu juga bisa memberikan kebahagiaan yang hakiki bagi manusia itu sendiri..??.

Semua itu bak fatamorgana, lenyap seketika, lagi-lagi manusia tertipu, dan terperangkap dalam kesedihan, sia-sia dan putusa asa, karena dirinya belum memiki bekal apa-apa, sementara dunia yang ia banggakan begitu rapuhnya.

Dalam kontek kehidupan ditengah-tengah masyarakat kita saat ini, sudah saatnya kita kembali merenungkan, tentang hakekat kehidupan ini, dari mana kita hidup, untuk apa kita hidup dan mau kemana kita setelah kehidupan didunia ini berakhir.

Pilihan ada didalam diri kita masing-masing, kita masih akan terus mengikuti hawa nafsu, larut dalam arus, hiruk -pikuk, berbuat kegaduhan, hanya demi berebut sepotong roti yang tidak ada artinya.

Atau kita akan menghentikan langkah, menarik nafas, merenung sejenak lantas berbuat, membekali diri untuk kehidupan akhirat yang kekal.

Semoga Alloh SWT menghindarkan kita dari seluruh fitnah akhir zaman, memasukan kita dalam kumpulan hamba-hambanya yang shaleh, dan memasukan kita ke dalam Jannah-Nya. Aamiin.

Kalisari, 14 Maret 2023

W. Suratman

Jurnalis, Penulis dan Sekjend Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI)

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image