Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ahmad Farid Rizki

Televisi Sebagai Media Keagamaan untuk Membentuk Pola Hidup yang Baik

Edukasi | Wednesday, 15 Mar 2023, 01:11 WIB

Sebagai manusia, kita tentu mengharapkan hidup dengan baik dan sehat secara fisik maupun rohani. Dalam agama Islam, Allah SWT, Nabi Muhammad SAW, dan banyak hadist riwayat muslim yang menunjukan cara-cara untuk seorang muslim memiliki hidup dan kehidupan yang baik. Salah satunya adalah melihat dan mendengarkan hal yang baik-baik saja.

Melakukan kegiatan yang baik tentu akan membuat kita melihat dan mendengarkan hal-hal yang baik. Salah satu kegiatan yang memberikan sugguhan yang baik serta memenuhi kebutuhan hiburan rohani umat muslim adalah dakwah. Dakwah yang pada awalnya hanya menggunakan media tradisional, kemudian berkembang dengan menggunakan sentuhan-sentuhan teknologi modern termasuk televisi. Televisi merupakan salah satu media modern yang dapat digunakan untuk berdakwah pada masa sekarang. Salah satu stasiun televisi yang masih mengeutamakan keagamaan adalah TVMU. Televisi mempunyai satu sasaran, yaitu menarik perhatian orang terhadap muatan pesan yang disampaikan. Sebagai media komunikasi, televisi dapat memainkan peran dirinya sebagai saluran menarik untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan untuk masyarakat. Termasuk pesan-pesan keagamaan yang lazimnya disebut dakwah. Kelebihan dakwah melalui media televisi tidak hanya tergantung kepada kelebihan-kelebihan yang dimiliki media ini. Demikian juga bagi seorang Pendakwah yang ingin memanfaatkan media televisi, ia dituntut untuk memahami betul bagaimana penggunaan media ini, termasuk di dalamnya penentuan metode dan teknik dakwahnya. Karena tanpa adanya metode dan teknik dakwah yang tepat dalam mempergunakan media televisi, justru hanya akan membuang tenaga dan biaya, serta juga akan menambah jauhnya kegiatan dakwah dengan masyarakat. Penelitian ini menggunakan analisis isi.

Dalam penelitan yang dilakukan oleh Nurliana di Sekolah Tinggi Agama Islam Gajah Putih Takengon Aceh Tengah dengan judul jurnal: TELEVISI SEBAGAI MEDIA DAKWAH ISLAM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA, Nurliana mengatakan bahwa karna adanya pengaruh televisi pada kehidupan masyarakat maka program yang diberikan untuk mengisi televisi juga memilik nilai tinggi untuk ditiru atau dijadikan trend oleh masyarakat. Di dukung dengan James Carey dari Universitas Illionis yang mengatakan bahwa: “Berbagai media komunikasi yang ada telah mempengaruhi bentuk-bentuk organisasi sosial. Itu berarti juga media mempengaruhi jenis-jenis asosiasi manusia yang berkembang pada berbagai periode. Karena pola sosiasi ini tidak bebas dari pengetahuan manusia – bahkan pembentukan asosiasi itu menuntut kesadaran / kesengajaan – maka penerapan kontrol terhadap komunikasi sama saja dengan penerapan kontrol terhadap kesadaran dan organisasi-organisasi sosial”

Di dalam penelitiannya Nurliana berhasil menyimpulkan bahwa:

Banyak televisi di kalangan masyarakat telah menyediakan sebuah peluang yang sangat besar untuk memperalatnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Berbagai acara yang disajikannya yang sungguh variatif telah menjadikan televisi sebagai media yang disukai oleh setiap lapisan masyarakat. Televisi adalah media yang bisa digunakan untuk kepentingan pengelolanya, bila diarahkan kepada hal yang negatif, maka aia akan menghasilkan nilai-nilai yang negatif dan sebaliknya.

Banyak siaran televisi di kalangan masyarakat Indonesia, dengan sendirinya televisi menjadi salah satu media komunikasi yang sangat berperan dalam pembentukan berbagai aspek kehidupan masyarakat, baik ekonomi, politik, sosial dan budaya dan agama. Sehingga dengan demikian penggunaan televisi dengan program keagamaan khususnya Agama Islam memiliki nilai yang signifikan kepada kehidupan masyarakat.

 

Referensi: Jurnal: TELEVISI SEBAGAI MEDIA DAKWAH ISLAM DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA-Nurliana

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image