Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Naurah Sari

Warga Jasinga: Pemerintah Kurang Melirik Potensi Pariwisata yang Tinggi di sini

Wisata | 2023-03-14 15:23:20
Cadas ngampar, Kecamatan Jasinga - Bogor Jawa Barat
Cadas ngampar, Kecamatan Jasinga - Bogor Jawa Barat

Bogor - Warga Jasinga merasa resah, wisata di Jasinga belum juga ada perkembangan ke arah yang lebih baik hingga saat ini dikarenakan kurangnya biaya untuk perbaikan.

Akses jalan menuju ke tempat-tempat wisata yang ada di Jasinga masih terbilang cukup berbahaya, jalan yang licin serta pencahayaan yang kurang memadai membuat tampat ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk melakukan perbaikan.

Dari sekian banyak wisata yang ada di Jasinga hanya Situ Kadongdong yang memiliki akses jalan cukup mudah untuk di lalui, wisata lainnya seperti curug, cadas ngampar, hingga liam jeram memiliki rute yang terbilang sulit untuk dilalui.

Banyaknya kebutuhan perbaikan serta akses jalan yang sulit menyebabkan hampir semua wisata di Jasinga sulit berkembang. Sejak awal tahun 2000-an sampai saat ini wisata – wisata Jasinga belum juga ada kemajuan yang significant.

Wida, Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan Kecamatan Jasinga mengungkapkan bahwa Jasinga memiliki banyak sekali tempat wisata, namun saat ini belum semua tempat wisata dibuka secara resmi sehingga masyarakat luar masih belum tahu soal Jasinga. Untuk pemeliharaan tempat wisata nya juga masih belum dilakukan karena kecamatan tidak ada anggaran untuk hal itu.

“Kalau kecamatan tidak menganggarkan untuk desa-desa. Karena desa punya anggarannya sendiri, kemudian untuk pemeliharaannya, belum dilakukan selain karena belum aktif juga masih dalam pengembangan, belum pure dibuka karena akses nya masih perlu perbaikan” terang Wida.

Wida berharap agar pemerintah bisa lebih aware terutama perihal akses menuju ke lokasi wisata-wisata yang ada. Karena hal ini tentunya bisa membantu perekonomian desa dan juga membantu UMKM masyarakat desa.

“Agar Jasinga bisa lebih dikenal oleh masyarakat luas, terutama mengenai potensi wisatanya. Hal ini juga bisa membantu perekonomian Jasinga.” sambung Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan dari Kecamatan Jasinga tersebut..

Sekertaris Desa Kalongsawah Kecamatan Jasinga, Sugito menjelaskan bahwa saat ini semua pengelolaan masih di pegang oleh masing-masing desa, belum dikelola oleh Dinas Pariwisata.

“Untuk saat ini masih di kelola masing-masing desa saja, belum sampai ke dinas pariwisata” ujarnya.

Sugito juga menerangkan bahwasannya benar setiap wisata di Kecamatan Jasinga dikelola oleh masing-masing desa. Jadi mengenai masalah kebersihan dan juga pelestarian, semuanya berasal dari anggaran desa dan partisipasi dari masyarakat desa. Belum ada campur tangan sama sekali dari Pemerintah ataupun Dinas Pariwisata.

Uding, Salah satu warga yang tinggal di sekitar tempat wisata cadas ngampar mengaku pengunjung yang datang tidak seramai tempat-tempat wisata pada umumnya. Ramai pun hanya pada saat musim hujan oleh warga sekitar.

“Ini mah rame waktu musim hujan aja, kalau musim kemarau seperti sekarang sepi tidak ada yang datang. Itupun rame ya cuma sama warga-warga Jasinga aja, kalau orang luar jarang” terang lelaki asal Jasinga tersebut.

Beliau juga mengatakan bahwa pemeliharaan lingkungan dan kebersihan belum ada yang mengelola, sehingga warga desalah yang mengelola kebersihan di tempat wisata.

“Gimana ya, ini kan ngga ada yang kelola. Ya orang-orang kalau mau datang sok aja gratis. Kalau kebersihan mah itu kan kesadaran dari masing-masing pengunjung aja, paling kadang kalau ada sampah warga sini aja yang bersihin” lanjutnya.

Menurut penuturan dari para warga, partisipasi aktif dari warga desa lah yang berperan penting terhadap kebersihan dan pelestarian lingkungan dari tempat-tempat wisata yang ada di Jasinga.

Handri, yang merupakan korlap forum pemuda partika info Jasinga Bogor mengaku bahwa semua tempat wisata yang ada di Jasinga memiliki rute yang cukup sulit untuk dilalui, termasuk Cadas Ngampar. Handri menjelaskan bahwa sebenarnya semua wisata di Jasinga tidak pernah di buka secara resmi, namun memang sudah ramai di kunjungi oleh warga lokal sejak awal tahun 2000-an.

“Sebenarnya, untuk di resmikan sih tidak pernah ya. Tapi, memang sudah di jadikan sebagai objek wisata atau tempat untuk berlibur oleh warga desa sejak awal tahun 2000-an. Kalau keinginan untuk berkembang dan di resmikan sebagai situs wisata sih memang ada ya, bahkan rencana itu sudah ada jauh sebelum adanya Covid-19. Tapi kan, balik lagi ke biaya. Rute nya sulit dilalui, jadi butuh biaya untuk perbaikan” ungkap Handri.

Handri juga mengaku bahwasannya untuk kebersihan memang belum ada yang mengelola, terkadang dirinya harus terjun sendiri untuk membersikan sampah, dedaunan, hingga membersihkan tugu yang ada.

“kalau saya datang ke sini ya saya bersihin ini semuanya, semalam juga saya bersih-bersih di tugu singa. Jadi ya semua kebersihan di kelola kita-kita aja” sambung korlap forum pemuda partika tersebut.

Handri berharap agar dinas pariwisata mau melirik Kecamatan Jasinga dan membantu memperbaiki akses menuju ke tempat-tempat wisata. Karena untuk perbaikan jalan dan pembasmian pohon serta rumput-rumput liar di sekitar tempat wisata tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

“Saya sih berharapnya pemerintah lebih memperhatikan lagi ke daerah-daerah pelosok di banding yang di Kota.” tutupnya.

Naurah Sari N.K *Mahasiswa Prodi Komunikasi Digital & Media SV IPB University

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

Terpopuler di

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image