Paraji Masih Menjadi Kepercayaan Warga Tajur Halang
Edukasi | 2023-03-14 15:00:18Bogor, 26 Februari 2023 – Warga Tajur Halang yang masih percaya akan Paraji atau dukun beranak daripada dokter yang sudah berpengalaman di dalam bidang tersebut cukup banyak. Hal inipun dirasakan oleh salah satu Klinik yang berada di Tajur Halang, Kota Bogor. Karena banyak yang lebih memilih untuk berobat ke paraji daripada dokter. Klinik ini merupakan salah satu klinik yang buka selama 24 jam yaitu Klinik Arraz. Visi misi dari klinik Arraz yaitu memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat yang berada di Tajur Halang, memajukan Kesehatan masyarakat, mengedukasi masyarakat tentang Kesehatan, dan juga menyediakan layanan yang dibutuhkan oleh pasien. Ana selaku pemilik dan juga dokter umum yang berada di Klinik Arraz berharap masyarakat pun juga bisa bekerjasama dengan baik akan kepeduliannya terhadap kesehatan.
Kendala yang pernah dialami dari klinik Arraz sendiri yaitu pada saat covid banyak masyarakat yang datang sampai keluar ruangan. Hal itu tidak didukung dengan jumlah tenaga kesehatan yang sedikit dan akhirnya mengakibatkan tenaga kesehatan yang berada disana dan sedang bekerja pada saat itu harus meluangkan dan merelakan waktunya lebih banyak untuk membantu warga Tajur Halang yang sedang sakit. Selain itu kendala yang pernah terjadi yaitu alat Kesehatan yang pada saat itu masih belum memadai. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu semua pun akhirnya sudah tercukupi mulai dari dari tenaga kesehatan, alat keserhatan dan juga obat obatan yang sudah cukup lengkap.
Melihat keadaan masyarakat Tajur Halang yang masih minim akan pengetahuannya tentang kesehatan membuat Ana yang merupakan salah satu pendiri dari klinik tersebut mempunyai niat untuk ikut berkecimpung dalam dunia kesehatan. Fokus dari klinik ini sendiri yaitu untuk membantu masyarakat yang sakit dan juga persalinan. Tetapi melihat masyarakat di daerah Tajur Halang masih banyak yang percaya dengan dukun beranak atau yang biasa disebut paraji yang dimana kebanyakan mereka belum ada perizinan untuk melakukan hal tersebut dan harus dilakukan oleh orang yang sudah berpengalaman dan bersertifikasi.
Jika melihat hal tersebut seharunya para paraji sudah tidak boleh lagi untuk ikut berkecimpung dan hanya boleh mendampingi persalinan. Karena sudah dilakukan penyuluhan dan pemberitahuan bahwasannya para paraji tidak boleh ikut campur langsung dalam persalinan. Karena masyarakat berfikir untuk biaya yang dikeluarkan lebih minim daripada mereka harus berangkat dan langsung ditangani dokter.
“Kemarin sempat ada yang infeksi pada bagian tali pusar karena pemotongan yang salah, akhirnya anak itu dilarikan kesini dan sudah demam tinggi”, kata Ana selaku dokter yang berada di Klinik Arraz dalam wawancara, Minggu (26/2/2023). Biasanya hal ini terjadi di masyarakat yang masih tinggal di perkampungan dan masih mengikuti tradisi jaman dahulu karena tinggal dengan nenek atau ibunya. Menurut Ana selaku dokter umum yang berada di klinik tersebut juga mengatakan tetapi ada beberapa masyarakat yang memang tinggal di perumahan dan mereka lebih mudah untuk menerima informasi terkait bahaya akan persalinan yang masih dilakukan oleh orang yang belum berpengalaman dan memang tidak memilii sertifikasi pada bidang tersebut. Hal itu dikarenakan mereka yang tingal di perumahan dan juga perkampungan terhalangi oleh pendidikan yang mereka ampuh.
Padahal jika dilihat di klinik Arraz sendiri, mereka tidak mematok harga tinggi kepada masyarakat. Karena memang tujuan mereka untuk membantu masyarakat. “Disini kami tidak mematok harga, padahal jika mereka ingin melakukan persalinan, mereka hanya bayar di awal dan selanjutnya untuk pengecekan kami kasih gratis dan paling hanya bayar biaya obat saja” kata Ana.
Selain tentang bahaya persalinan yang dilakukan oleh paraji bahaya penyakit yang paling umum dan yang mengancam masyarakat saat ini yaitu penyakit muntaber dan juga batuk pilek. “Saat ini yang penyakit yang sedang mengancam masyarakat yaitu muntaber dan pilek, dan karena kurangnya kesadaran dalam menjaga Kesehatan akhirnya penyakit tersebut ikut kesebar juga ke kelurganya yang lain, dan itulah yang menyebabkan banyaknya yang terkena penyakit tersebut”, kata Ana pada wawancara, Minggu (26/2/2023).
Tersebar dan merambatnya penyakit ini dapat terjadi karena kurang pedulinya masyarakat terhadap Kesehatan, dengan menggunakan alat makan berbarengan, tidak mencuci tangan dengan baik dan tidak menjalankan progam kesehatan dengan bagaimana seharusnya dijalankan dan dilaksakan. Bukan berarti karena pandemi covid telah usai kesadaran kita terhadap esehatan berkurang. Hal ini juga bisa dilihat pada saat pandemi covid berlangsung. Masyarakat yang sakit juga takut untuk pergi ke dokter karena mereka beranggapan semua yang sakit nantinya akan dijustifikasi kalau mereka telah terkena covid. Karena itu mereka lebih memilih untuk mengurung diri di dalam rumah dan menunggu sakit tersebut reda dengan sendirinya walaupun sebenernya penyakit tersebut sudah harus ditangani oleh dokter.
Menurut Ana langkah yang bisa dilakukan dan efektif untuk meningkatkan tingkat kepedulian masyarakat terhadap kesehatan dan kepeduan mereka terhadap lingkungan yaitu dengan cara penyuluhan yang dilakukan kepada masyarakat sekitar Tajur Halang dan pendekatan secara persuasif.
Penulis : Nadira Said Assa’di
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.