Antusias Penyuluh Keluarga Berencana Leuwisadeng, Dukung Penuh
Eduaksi | 2023-03-12 20:36:03Leuwisadeng, Bogor— Petugas penyuluh Keluarga Berencana (KB), Fuji
Aryanti (36) Desa Leuwisadeng, Kecamatan Leuwisadeng ungkap dukung 100%
program pemerintah penurunan Stunting dengan aksi nyatanya. Sabtu (4/3/2023)
“Kekurang gizi atau stunting berdampak buruk dan mengakibatkan lambatnya
dalam proses berpikir anak, Generasi di tahun 2045 akan menjadi tahun keemasan
bagi Indonesia, jadi penting untuk cegah Stunting, agar generasi cerdas dan kritis
” Ujar Fuji Aryanti saat diwawancara. Terkait aksinya, Fuji mengungkapkan bawah Berbicara isu nasional ini ‘Stunting’ menjadi pembicaraan dikalangan masyarakat, tentang bagaimana upaya pencegahan, kondisi permasalahan Stuntingnya, bahkan sampai dengan targettarget yang dilakukannya. Tujuan pencegahan Stunting ini, tidak lain karena di
tahun 2045 Indonesia akan mengalami generasi keemasan sehingga banyak
kekhawatiran kepada generasi penerus yang memiliki gizi kurang baik (Gizi
buruk) tentunya hal itu berdampak pada tingkat pemikiran yang lambat dan
kurang kritis.
Kehadiran Program pemerintahan saat ini yang berada dinaungan Dinas
Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan
Keluarga Berencana (DPPPAPPKB), yang mempunyai tugas yaitu melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang Pemberdayaan
Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga
Berencana. . Leuwisadeng menjadi salah satu sasarannya yang mendapatkan
aktualisasi program tersebut untuk membentuk penduduk yang lebih berkualitas.
“Sebagai pencegahan petugas penyuluh KB, telah dibentuk Program Tim
Pendamping Keluarga, ada 3 tugas pokok utama diantaranya Bidan desa, Kader
PKK, dan Penurunan Stunting. Bahkan kami juga sering berkolaborasi bersama
KUA sebagai aksi program pencegahan Stunting, yaitu program Pendewasaan
Usia Perkawinan (PUP) bagi yang belum menikah & Penundaan Anak Pertama
(PAP) bagi yang terlanjur menikah dibawah usia 21-25. “ Tutur Fuji dengan
detail.
Petugas Penyuluh KB lulusan sarjana ini, memberikan informasi aksinya dengan
membentuk program tim pendamping keluarga, sebagai pencegahan Stunting
yang mampu berkolaborasi dengan Kantor Urusan Agama (KUA) dimana
hadirnya program Generasi Berencana yang menampilkan tagline “21, 25, itu
keren” . Artinya salah satu Kasus Stunting disebabkan karena adanya pernikahan
dini, sehingga petugas penyuluh KB berkolaborasi untuk menanamkan dua
program Pendewasaan Usia Perkawinan (PUP) yang dikhususkan bagi remaja
yang belum menikah di usia 21 perempuan dan 25 laki-laki, Sementara
Penundaan Anak Pertama (PAP) dikhususkan bagi remaja yang telah terlanjur
menikah dini.
Berusaha membangun kehidupan yang sehat adalah tujuan semua orang, demi
meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia di kalangan usia, dengan
hilangnya Stunting, dapat mengurangi resiko kematian ibu, mengakhiri berbagai
penyakit-penyakit menular, serta mengurangi kematian akibat penyakit yang
berbahaya.
“Saya berpesan kepada seluruh masyarakat Indonesia, terkhusus masyarakat
Leuwisadeng Bogor. Untuk mendukung dan memberikan semua program
penyuluhan penduduk sosial, karena ini untuk kita dan generasi berikutny
Ingategah itu penting” Ucapnya Fuji dalam closing statementnya.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.