Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Totok Siswantara

Mitigasi Bencana untuk Binatang

Info Terkini | Sunday, 12 Mar 2023, 13:21 WIB
Aktivitas evakuasi binatang ternak akibat erupsi Gunung Merapi ( dok REPUBLIKA )

Sebagai negeri yang merupakan bagian dari Ring of Fire, yakni sebutan dari Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik, menyebabkan rawan dilanda bencana gempa bumi hingga gunung meletus. Mitigasi bencana metinya tidak hanya dilakukan untuk manusia saja. Binatang juga perlu mitigasi bencana alam. Baik binatang yang tegolong ternak maupun binatang yang hidup dialam bebas

RETIZEN.REPUBLIKA.CO.ID, Untuk kesekian kalinya Gunung Merapi meletus dan membawa dampak bagi alam dan lingkungan. Abu vulkanik tentu akan merusak tanaman pertaniana maupun tanaman liar. Kondisi terebut tentunya sangat mengancam kehidupan binatang. Bencana gunung meletus dan banjir sangat menyengsarakan binatang, banyak sekali ternak yang mati karena tidak ada pertolongan.

Bencana alam yang melanda berbagai daerah membutuhkan infrastruktur untuk pengungsi. Perlu juga infrastruktur untuk mengungsikan ternak. Seperti halnya puluhan ribu sapi dan sejumlah ternak lainnya disekitar gunung yang sedang erupsi. Diperlukan sistem transportasi dan prasarana untuk pengungsian. Termasuk mencukupi kebutuhan pakan ternak selama mengungsi.

Banyak warga selama ini enggan mengungsi di tengah ancaman erupsi karena merasa berat hati meninggalkan ternaknya. Bencana alam mengakibatkan binatang ternak banyak yang sakit, kelaparan hingga banyak yang mati. Kondisi yang mengenaskan juga terlihat dengan penurunan berat badan ternak sapi secara drastis di daerah bencana.

Dibutuhkan sistem transportasi dan karantina bagi ternak yang diungsikan. Ini agar kondisi ternak terjaga serta terhindar dari risiko penyebaran penyakit dan dampak lainnya. Sistem dan prosedur pengungsian ternak perlu integrasi moda angkutan yang terdiri dari truk, kapal laut, hingga kereta api. Serta penyiapan tempat-tempat karantina dan tenaga kerja yang memadai. Tugas karantina ternak dalam pengungsian adalah pemberian pakan dan mencegah terkena penyakit.

Penanganan pengangkutan ternak yang tidak baik serta makanan yang kurang memenuhi standar pakan selama di perjalanan membuat ternak stres sehingga mengakibatkan berat badannya turun. Perlu skenario perjalanan ternak yang diungsikan, termasuk makanan yang akan dimakannya selama perjalanan. Ternak sapi, kerbau, kambing dan babi sebaiknya diangkut dengan truk gandeng menuju tempat pengungsian.

Perlu solusi yang efektif untuk mengatasi masalah pakan ternak akibat bencana alam. Apalagi kini kondisnya semakin sulit karena industri pakan ternak juga sedang ada masalah produksi karena terkendala bahan baku. Akibatnya harga pakan ternak pabrikan terus melambung disaat terjadi bencana beruntun.

Bencana alam menyebabkan banyak peternak yang menjual murah ternaknya atau memotong ternak indukan yang masih produktif. Hal ini tentunya akan menjadi masalah serius terkait dengan terdegradasinya populasi ternak produktif di negeri ini. Menghadapi bencana alam yang bertubi-tubi, pentingnya pemerintah mencari solusi yang tepat antara lain memberikan insentif kepada industri pakan ternak rakyat serta menggalakkan inovasi teknologi tepat guna untuk mencukupi pakan ternak. Seperti contohnya dengan menyediakan pakan tambahan awetan atau silase yang merupakan hasil fermentasi hijauan yang melimpah di daerah pegunungan atau dataran tinggi yang bebas bencana.

Silase dibuat dengan cara diperam dalam keadaan anaerob atau kedap oksigen, tanpa bahan pengawet. Biasanya, Silase dibuat dari rumput alam dan daun gamal. Dalam kondisi banjir di daerah pesisir pada saat ini, silase bisa segera diangkut dalam volume yang besar menuju daerah bencana. Bencana alam berimplikasi negatif terhadap usaha peternakan rakyat. Oleh sebab itu diperlukan solusi cepat dan komitmen yang tinggi dari pemerintah untuk sedapat mungkin menjaga ketersediaan pakan yang berkualitas dan harganya murah untuk usaha peternakan rakyat. Karena dengan harga pakan yang murah para peternak bisa mempertahankan usahanya lalu dikemudian hari bisa meningkatkan skala usaha.

Dengan kondisi diatas sebaiknya pemerintah memberikan insentif bagi daerah terdampak bencana. Terkait dengan penyediaan pakan ternak alternaltif untuk usaha ternak rakyat dengan memperbanyak pendirian pabrik pakan ternak skala kecil atau mini feed mill.Sudah banyak proyek percontohan pabrik pakan ternak skala kecil yang praktis raancang bangunna. Pemerintah daerah sebaiknya membangun di setiap desa atau kecamatan yang rawan bencana alam.

Penyediaan pakan ternak alternatif di daerah bencana sebaiknya juga dilengkapi dengan teknologi pakan ternak antara lain pembuatan enzim Hemicell yang berguna sebagai pengganti beberapa senyawa yang diperlukan untuk membuat pakan ternak. Hemicell merupakan enzim yang membantu proses pencernaan pada unggas. Sehingga bisa menyerap makanan lebih optimal. Penyediaan pakan ternak alternatif di daerah bencana yang dilakukan oleh UMKM merupakan bentuk padat karya yang tepat. Kendala utama industri pakan ternak di daerah bencana adalah bahan baku. Karena tanaman jagung dan bahan baku lainnya rusak akibat abu vulkanik.

Penyediaan pakan ternak alternatif penting karena harga pakan ternak produk industri atau pabrikan besar harganya relatif cukup tinggi jika terjadi bencana. Tentu saja hal itu akan memukul usaha peternakan rakyat. Karena biaya produksi terserap untuk biaya pakan. Pengalaman selama ini menunjukan bahwa biaya produksi pakan ternak dengan mesin mini feed mill lebih murah dibanding dengan pakan ternak pabrikan. Melihat hal itu, pemerintah daerah mestinya memberi bantuan permodalan untuk membangun pabrik pakan ternak skala kecil untuk daerah terdampak bencana.

Pabrik pakan mini tersebut biasanya memiliki kapasitas produksi hingga 25 ton per hari. Konstruksi dan permesinan pabrik bisa di desain dengan komponen lokal. Pada prinsipnya jenis mesin yang diperlukan untuk membangun pabrik adalah alat penggilingan, mixer, lotter pain atau pencetak butiran dan oven atau alat pengering. Sebaiknya pabrik mini tersebut dikelola oleh koperasi yang tergabung dalam kelompok tani. Sedangkan untuk pemenuhan bahan baku bisa di distribusikan dari jagung petani yang tidak terserap oleh industri. Perlu gerakan menanam jagung pasca bencana lalu hasil panen disalurkan untuk industri pakan ternak skala kecil milik kelompok tani.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image