Usai Artificial Intelligence (AI) terbit Organoid (OI), Apa pula yang Dimaksudnya?
Teknologi | 2023-03-11 00:10:12Dalam jurnal Frontiers in Science, tim peneliti menyusun peta jalan untuk mencapai tujuan tersebut, bidang multidisiplin baru yang mereka sebut "kecerdasan organoid", atau OI. Istilah baru yang dimaksudkan untuk menetapkan OI sebagai bentuk komputasi biologis asli yang memanfaatkan organoid otak menggunakan kemajuan ilmiah dan bioteknologi dengan cara yang bertanggung jawab secara etis.
Biokomputer yang terdiri dari otak mini atau organoid, struktur 3D kecil yang terdiri dari sel punca yang dirancang untuk meniru bentuk dan kemampuan otak untuk belajar, dapat mewakili lompatan besar dalam daya komputasi. Sementara komputer berbasis silikon tentu lebih baik dengan angka, otak lebih baik dalam belajar.
"Misalnya, AlphaGo - AI yang mengalahkan pemain Go nomor satu dunia pada 2017- dilatih berdasarkan data dari 160.000 game," tambahnya. "Seseorang harus bermain lima jam sehari selama lebih dari 175 tahun untuk mengalami banyak permainan ini" ujar Prof. John Hartung, Guru Besar Mikrobiologi di Universitas John Hopkins.
Berkat kemampuannya yang luar biasa untuk menyimpan informasi dan mempelajari energi yang jauh lebih efisien daripada komputer konvensional, ada perbedaan kekuatan yang sangat besar dibandingkan dengan teknologi kita saat ini. Ya, antara otak manusia dan komputer konvensional.
Para ilmuwan telah berhasil mengajari OI bagaimana cara menyelesaikan tugas-tugas sederhana. Misalnya, pada tahun 2021, para ilmuwan berhasil mengajarkan sejumlah organoid untuk memainkan video game "Pong".
Tim peneliti di University of Pennsylvania juga berhasil memasukkan neuron manusia ke dalam otak tikus dengan korteks visual yang rusak untuk memulihkan sebagian fungsi dari area otak yang rusak ini. Namun, sebelum dapat membangun otak super dari OI kecil yang dapat menyelesaikan tugas kompleks secara efisien, para ilmuwan masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan.
Otak mini atau minibrain yang tumbuh di laboratorium, sering disebut sebagai organoid otak, terlalu kecil dan harus ditingkatkan dari masing-masing sekitar 50.000 sel menjadi setidaknya sepuluh juta. Selain upaya untuk meningkatkannya, peneliti dan rekannya sedang mengerjakan cara baru agar organoid berkomunikasi satu sama lain, yang berarti mereka harus meneruskan pengetahuan yang mereka peroleh dengan mengungkapkannya dengan cara tertentu.
Hartung menyatakan, pengembangan perangkat antarmuka otak-komputer merupakan semacam penutup EEG untuk organoid. Ini adalah cangkang fleksibel yang tertutup rapat dengan elektroda kecil yang dapat mengambil sinyal dari organoid, dan mengirimkan sinyal.
Sementara bidang kecerdasan organoid baru mulai menggores permukaan dari apa yang mungkin, para ilmuwan yang terlibat bersemangat tentang kemungkinan tersebut. Misalnya, suatu hari kita dapat menumbuhkan organoid otak yang dipersonalisasi untuk membantu pasien yang menderita gangguan saraf seperti Alzheimer, atau menguji apakah zat tertentu, seperti pestisida, menyebabkan masalah ingatan atau pembelajaran.
Apakah kehadiran OI atau Organoid merupakan pesaing dari Artificial Intelligence atau AI? Kita tunggu. ***.
Sumber: futurism.com
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.