Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image UCare Indonesia

Selain Mandi Wajib, Apa Saja Mandi Sunnah Itu?

Agama | 2023-03-09 11:22:45
sumber: freepik.com/rawpixel.com

Mandi merupakan salah satu tata cara bersuci, selain menghilangkan najis tentunya untuk menghilangkan kotoran. Bukan sebagai kebutuhan semata, namun memang Islam sangat menekankan tentang kebersihan. Nah, salah satu menjaga kebersihan badan adalah dengan mandi.

Namun tahukah sahabat bahwa selain mandi wajib, dalam Islam juga terdapat mandi sunnah. Lalu, apa saja mandi sunah itu?

1. Mandi (hari) Jumat, merupakan mandi sunah yang paling afdal. Waktunya dimulai seletah munculnya fajar hingga sebelum dilaksanakannya (shalat) Jumat. Disunahkan bagi orang-orang yang akan menghadiri (shalat) Jumat, dan paling afdal dilakukan ketika hendak pergi untuk menunaikan shalat Jumat. Hadits Nabi saw.

"Apabila salah seorang di antara kamu hendak pergi shalat Jumat, hendaklah ia mandi." (HR Muslim)

“Mandi hari Jumat itu wajib bagi setiap orang balig, demikian juga bersiwak dan memakai wangi-wangian sekedar kemampuannya.” (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

"Barangsiapa yang berwudhu untuk shalat Jumat maka sungguh sangat baik. Barangsiapa yang mandi, yang demikian itu lebih utama." (HR Imam yang lima)

2. Mandi sunah lainnya, mandi pada (dua) Hari Raya. Waktunya dimulai sejak tengah malam hingga sebelum matahari terbenam. Disunahkan mandi untuk menghormati Hari Raya, bukan semata-mata untuk orang-orang yang menghadiri shalat Hari Raya saja, tetapi juga disunnahkan bagi wanita yang haid dan anak-anak. hadits Nabi saw.

"Sesungguhnya Nabi saw mandi pada hari Jumat, hari Arafah, hari Idul Fitri, dan Idul Adha." (HR Ahmad)

3. Mandi setelah memandikan jenazah. Waktunya dimulai setelah selesai memandikan jenazah. Hal ini berlaku bagi wanita yang haid atau nifas, walaupun yang dimandikan adalah mayat kafir. hadits Nabi saw.

"Barangsiapa memandikan (mayat), hendaklah ia mandi. Barangsiapa yang mengusungnya, hendaknya ia wudhu." (HR Imam yang lima)

"Diperintahkan mandi dalam empat kondisi. Mandi pada hari Jumat, karena janabat, berbekam, dan memandikan mayat." (HR Ahmad dan Daraquthni)

4. Mandi untuk (shalat) istisqa. Waktu pelaksanaannya apabila akan melaksanakan shalat Istisqa sendirian (munfarid) maka mandinya sesaat sebelum melaksanakan shalat. Jika berjamaah, waktunya sesuai dengan kesepakatan antara para jamaah, hingga shalat Istisqa ditegakkan.

5. Mandi untuk (shalat) gerhana matahari atau bulan. Waktunya dimulai ketika muncul gerhana hingga shalat didirikan.

6. Mandi karena baru masuk Islam. Mandi ini tidak diwajibkan sewaktu seseorang masih kafir. Ketika masuk Islam, wajib baginya untuk mandi guna menghilangkan janabatnya.

Abu Hurairah mengatakan bahwa Tsumamah telah masuk Islam, kemudian Nabi melihat berlibur, "Bawalah dia ke kebun Bani Fulan, lalu suruhlah dia mandi." (HR Ahmad)

7. Mandi setelah sembuh dari gila atan sadar (siuman) dari pingsan. Hadits Nabi saw.

Aisyah ra mengatakan bahwa Rasulullah saw sudah sangat berat sakitnya, lalu beliau bertanya, "Apakah orang-orang sudah shalat?" Kami menjawab, "Belum, mereka menunggumu, ya Rasulullah." Kemudian, beliau bersabda, "Letakkan air dalam bejana untukku!" Aisyah berkata, “Lalu kami melakukan yang Nabi minta, kemudian beliau mandi. Beliau berdiri dengan susah payah, lalu pingsan. Kemudian beliau siuman, lalu bertanya lagi, “Apakah orang-orang sudah shalat?” Kami menjawab.”Belum, mereka menunggumu Ya Rasulullah.” Kemudian, beliau bersabda, “Letakkan air dalam bejana untukku!” Aisyah berkata, “Lalu, kami melakukannya, kemudian Nabi mandi....” (HR Bukhari dan Muslim)

8. Mandi ketika hendak hijamah (berbekam).

9. Mandi untuk memasuki masjid.

10. Mandi setiap malam di bulan Ramadhan. Waktunya dimulai dari terbenam matahari hingga qiyamul lail (shalat malam) hendak didirikan.

11. Beberapa mandi saat melaksanakan haji dan umrah. Di antara mandi yang disunnahkan adalah saat hendak berihram, memasuki kota Mekah, wuquf di Arafah, tawaf, dan melontar jumrah. Dengan demikian, apabila seseorang sedang melaksanakan ibadah haji dan meninggal di muzdalifah, tidak disunnahkan untuk dimandikan sebelum dikubur, sebab ia telah mandi sebelum wukuf di Arafah.

12. Mandi untuk memasuki kota Madinatul Rasul.

13. Mandi untuk menghadiri kumpulan kaum muslim.

Apa yang perlu kita cermati dalam pelaksanaan mandi?

Dalam mandi baik wajib atau sunnah juga terdapat hal-hal yang perlu dicermati, terutama untuk menghindari hal-hal yang makruh. Lalu, hal apa saja yang dimaksud makruh itu?

1. Berlebih-lebihan dalam menggunakan air. hadits Nabi Saw

“Nabi saw mandi dengan satu sha' air sampai dengan lima lumpur (+5 liter), dan berwudhu dengan satu mud.” (HR Bukhari dan Muslim)

2. Mandi dalam air tergenang. hadits Nabi saw.

"Jangan seorang pun dari kamu sekalian mandi dalam air yang tergenang, sedang kamu dalam keadaan junub." Orang-orang bertanya, "Wahai Abi Hurairah, bagaimana Nabi melakukannya?" Jawab Abu Hurairah, Beliau mengambilnya (dengan ciduk) hati-hati. (HR Muslim)

Daftar Pustaka: Al-Fandy, Hasan Rifa’i, dan Iqbal Setyarso. 2009. 100++ Tanya Jawab Seputar Bersuci. Jakarta: QultumMedia.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di

 

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image