Cara Mengajarkan Anak Arti Puasa Ramadhan 1444 H
Agama | 2023-03-07 19:33:29Tanpa terasa dalam hitungan hari, kita semua insyaallah akan segera memasuki bulan ramadhan 1444H yang jatuh sekitar tanggal 23 Maret 2023. Anda sudah menyiapkan apa saja nih untuk menyiapkan anak-anak Anda supaya bisa menjalani ibadah puasa tanpa drama?
Arti Puasa Ramadhan 1444H untuk Anak
Anak adalah cerminan dari orang tua yang membersamainya setiap hari. Oleh karenanya, apabila kita ingin mengajarkan anak menikmati puasa ramadhan, syarat pertama adalah kita juga harus menikmati rangkaian ibadah khususnya selama bulan ramadhan ini.
Bulan ramadhan adalah bulan penuh berkah dan ampunan, sehingga sayang sekali apabila kita tidak mengambil manfaat selama bulan suci ini. Apa saja yang bisa kita dapatkan? Ini daftarnya.
1. Sikap Disiplin
Puasa dimulai sejak adzan subuh berkumandang hingga terbenamnya matahari yang ditandai dengan adzan maghrib. Adapun panjang waktunya bervariasi, tergantung dimana kita berada di muka bumi ini.
Terkadang saat kita di belahan selatan bumi mengalami waktu siang hari yang pendek (kurang dari 12 jam) dan sebaliknya ketika di belahan bumi utara maka bisa jadi kita mengalami puasa antara 16-18 jam sehari.
Karena waktu mulai dan akhir puasa ramadhan setiap hari ditentukan oleh bergulirnya matahari, maka kita secara tidak langsung sudah mengajarkan sikap untuk disiplin bagi anak.
Bangun sahur memang sering terasa berat akibat rasa kantuk yang sering tak tertahankan, tetapi kita wajib mengajarkan bahwa seberat apapun itu kita harus melaksanakan makan sahur, meskipun hukum sahur itu termasuk sunnah.
Salah satu cara untuk tidak terlalu berat saat melaksanakan sahur, maka kita harus disiplin dalam jam berangkat tidur malam.
Sebagai contoh, apabila kita akan makan sahur pukul 3 pagi, maka sebaiknya berangkat tidur pukul 9 malam dan tidak boleh memegang HP ketika di tempat tidur.
Lantas bagaimana dengan hiburan untuk anak? Tenang, anak-anak boleh kok menonton serial TV kesukaan anak tetapi perlu diatur waktunya ya.
2. Sikap Jujur
Salah satu tantangan ketika melaksanakan puasa adalah bersikap jujur. Ketika menjalani puasa maka kita tidak boleh makan, minum, maupun emosional.
Kita harus mengajarkan anak bahwa meskipun sedang tidak ada orang lain, anak harus tetap teguh tidak boleh curang misalnya mencuri waktu untuk makan atau minum (meskipun yang diminum air keran pun).
Sikap jujur ini juga sejalan sebenarnya ketika misalnya kita mengajari anak belajar badminton yang penuh dengan sportifitas.
Ketika anak sudah terlatih untuk bersikap jujur saat puasa ramadhan, maka kita bisa lebih tenang karena anak akan lebih tertata tingkah lakunya di masa depan.
3. Sikap Empati
Ketika puasa ramadhan, kita bisa banget mengajarkan sikap empati kepada orang lain di sekitar kita yang sedang membutuhkan uluran tangan kita.
Tidak ada pakem spesifik dalam mengajarkan sikap empati ke anak, tetapi tidak ada salahnya bisa dicoba dengan berbagi kepada orang sekitar kita yang sedang membutuhkan.
Siapa contohnya? Kita bisa berbagi ke satpam sekolah anak, maupun ke Pak Bon (penjaga sekolah anak). Kita bisa membagikan sekaleng biskuit, atau seliter minyak goreng atau apapun yang kita bisa bagi ketika menjelang masuk bulan ramadhan.
Selain itu, kita bisa berbagi beras secukupnya kepada tetangga sekitar kita yang memang membutuhkan. Pastikan kita ajari anak untuk ikut menyiapkan bingkisan ramadhan tersebut hingga yang mengulurkan ke orang yang kita bagi.
Dengan cara tersebut, kita sudah memberikan tauladan yang baik sebagai modal anak dalam bersikap dan bersosialisasi di masa depan
Sebagai penutup, ketiga sikap yang di atas tadi baru bisa dicerna oleh anak-anak kita dengan tepat, ketika kita sebagai orang tua juga konsisten dalam melaksanakan ya.
Selamat menyambut bulan ramadhan 1444H ya!
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.