Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ferynda Rst

Inflasi Meningkat Sebesar 6,4? Bagaimana Cara Mengatasinya?

Info Terkini | 2023-03-04 21:00:49

Inflasi adalah fenomena dimana harga barang dan jasa dalam perekonomian umumnya meningkat selama periode waktu tertentu. Hal ini dapat melemahkan daya beli uang dan menyebabkan ketidakstabilan ekonomi. Inflasi tahunan adalah fenomena di mana harga barang dan jasa meningkat secara bertahap dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain permintaan melebihi pasokan, kenaikan biaya produksi dan kebijakan moneter yang longgar. Departemen Tenaga Kerja AS mengumumkan pada Januari 2023 bahwa inflasi akan meningkat menjadi 6,4% (YoY). Persentase sebesar 6,5% (YoY) pada Desember 2022 dinilai lebih rendah dan merupakan kenaikan terkecil sejak Oktober 2021. Secara bulanan, inflasi meningkat sebesar 0,5% (MtM) pada Januari 2023 dibandingkan Desember 2022 sebesar 0,1% (MtM). Inflasi inti secara tahunan meningkat sebesar 5,6% (YoY) pada Januari, namun lebih lambat dibandingkan dengan inflasi inti pada Desember 2022 sebesar 5,7% (YoY). Menurut Associated Press, kenaikan harga gas, perumahan, makanan dan pakaian mendorong harga konsumen bulan ini.

Harga makanan dilaporkan naik 0,5 persen pada Januari. Tingginya kenaikan harga sereal dan produk roti dan harga telur naik 8,5%. Kenaikan itu antara lain karena wabah flu burung yang memporak-porandakan peternakan ayam, dan kenaikan harga pakan. Pada saat yang sama, sewa dan biaya perumahan lainnya juga naik. Biaya perumahan menjadi lebih mahal karena juga dipengaruhi oleh inflasi, yang mempengaruhi inflasi inti tidak termasuk makanan dan energi. Pada bulan Januari harga pakaian naik 0,8% padahal pada bulan Desembar hanya naik 0,2%. Pada saat yang sama, biaya perawatan kesehatan turun dan harga mobil bekas turun 1,9%.

Ilustrasi Kenaikan Harga Makanan. Sumber Foto : Shutterstock

Kabar baiknya inflasi di Indonesia tahun 2022 tidak berubah (tetap), lebih rendah dari perkiraan sebesar 5,51% (perkiraan konsensus 6,5% setelah penyesuaian bahan bakar), kata Sri Mulyani melalui akun Instagram resminya. Tingkat inflasi ditargetkan sebesar 3,6% (±1%) pada tahun 2023, sedangkan defisit inflasi pangan variabel sebesar 3-5%. Hari libur nasional juga menjadi kendala (terutama Ramadhan dan Idul Fitri) karena permintaan yang sangat tinggi saat ini. Selain itu, percepatan penyelenggaraan lumbung pangan, perluasan kerjasama antar daerah, dan pengelolaan informasi ketersediaan pangan merupakan salah satu tindakan pemerintah untuk menjaga ketersediaan pangan. Selain anggaran ketahanan pangan, APBN juga dialokasikan dalam bentuk anggaran jaminan sosial, anggaran dukungan dan kompensasi energi, dan infrastruktur. Alokasi ini dimaksudkan untuk mendukung pengendalian inflasi.

Inflasi merupakan masalah umum dan berkelanjutan yang ada di Indonesia. Bank sentral dan pemerintah terus berupaya menahan inflasi, tingginya inflasi dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan jalan yang masih panjang. Inflasi di Indonesia pada tahun 2021 menurun namun masih tinggi dibandingkan negara tetangga di Asia Tenggara. Menurut Statistik (BPS), inflasi pada Desember 2021 sebesar 0,68%, sedangkan inflasi tahunan sebesar 4,99%. Angka tersebut menunjukkan bahwa inflasi di Indonesia masih menjadi masalah serius dan pemerintah serta bank sentral perlu bekerjasama dan memberikan perhatian khusus untuk menangani masalah tersebut.

Salah satu faktor lanjutan di balik tingginya inflasi Indonesia adalah sangat bergantungnya pada kegiatan impor. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan industry Indonesia masih sangat bergantung pada kegiatan impor. Selain itu, kenaikan biaya produksi juga menjadi salah satu penyebab terjadinya inflasi. Beberapa faktor seperti naiknya harga produksi, kenaikan upah minimum regional (UMR) dan kenaikan harga listrik dapat mempercepat terjadinya inflasi. Kebijakan moneter yang longgar dapat meningkatkan jumlah uang yang beredar di pasar dan meningkatkan permintaan barang dan jasa. Hal tersebut akan mengakibatkan naiknya harga dan terjadinya inflasi.

Pemerintah dan bank sentral perlu mengambil beberapa langkah untuk bisa mengatasi masalah inflasi yang terjadi di Indonesia. Salah satu langkah yang dapat dilakukan yaitu mengurangi ketergantungan impor dan meningkatkan produksi dalam negeri. Pemerintah harus terus memperkuat pengawasan dan regulasi untuk mencegah penyalahgunaan posisi dominan oleh beberapa perusahaan dan mengendalikan kenaikan harga barang dan jasa. Selain itu, Bank Indonesia (BI) dapat menggunakan kebijakan moneter untuk mengendalikan inflasi. Menaikkan suku bunga adalah salah satu kebijakan moneter yang bisa diterapkan oleh Bank Indonesia (BI). Kebijakan ini dapat mengurangi permintaan barang dan jasa dan mendorong orang untuk menyimpan uang mereka. BI juga bisa memperketat kebijakan moneternya dengan mengurangi jumlah uang yang beredar di pasar.

Kesimpulannya, inflasi di Indonesia tetap menjadi isu yang patut mendapat perhatian khusus baik dari Pemerintah maupun dari Bank Sentral. Karena pada dasarnya inflasi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan perekonomian di Indonesia. Agar inflasi dapat diatasi, Pemerintah dan Bank Sentral harus bekerja sama dan mengambil tindakan yang tepat. Dengan pengendalian masalah inflasi yang baik, dapat membantu perekonomian Indonesia untuk tumbuh lebih stabil dan berkelanjutan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image