Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Fani Ananda Putri

Suku Bunga Naik Lagi, Apa Dampaknya?

Pendidikan dan Literasi | Tuesday, 28 Feb 2023, 13:13 WIB
Sumber: Radar Malang

Pernahkah kalian berpikir, mengapa suku bunga acuan selalu mengalami kenaikan maupun penurunan? Apa dampaknya bagi masyarakat? Tentu kalian pernah memikirkan hal tersebut bukan? Nah, kali ini saya akan membahas tentang salah satu dampak yang ditimbulkan ketika suku bunga mengalami kenaikan.

Sebelum membahas tentang dampak yang disebabkan oleh kenaikan suku bunga, disini kita akan membahas terlebih dahulu tentang definisi umum dari suku bunga. Suku bunga merupakan salah satu hal yang paling penting dalam perekonomian. Pergerakannya selalu diberitakan oleh media setiap hari, karena suku bunga dapat secara langsung mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari dan memiliki konsekuensi yang signifikan bagi kesehatan perekonomian. Suku bunga juga mempengaruhi keputusan pribadi seperti menabung atau berbelanja, membeli rumah, membeli obligasi, atau menyimpan uang di rekening tabungan. Suku bunga juga mempengaruhi keputusan ekonomi bisnis dan rumah tangga, seperti menggunakan uang untuk berinvestasi pada peralatan baru untuk pabrik atau menyimpan uang alih-alih membelanjakannya.

Nah, kali ini saya akan membahas tentang kecenderungan masyarakat untuk menyimpan uangnya di bank ketika suku bunga mengalami kenaikan. Seperti terdapat di laman website Bank Indonesia, pada 21-22 Desember 2022, telah diadakan Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia yang memutuskan untuk menaikkan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,50%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,25%. Keputusan tersebut tentunya sudah direncanakan secara matang dan terukur. Kenaikan suku bunga tentu juga memiliki dampak negatif maupun dampak positif. Salah satu dampak positifnya yaitu bunga deposito naik. Kenaikan bunga deposito ini dapat membuat masyarakat yang menyimpan uangnya di bank merasa senang.

Ketika suku bunga naik, masyarakat akan lebih memilih untuk menabung daripada meminjam uang di Bank. Bunga tabungan itu sendiri adalah sejumlah keuntungan tertentu yang harus dibayarkan bank kepada nasabah. Bunga ini merupakan jenis resiprositas atau timbal balik untuk simpanan di Bank. Bunga dibayarkan dalam jangka waktu tertentu, bisa sebulan atau setahun sesuai dengan syarat dan ketentuan bank. Tentu saja, adanya deposit ini merupakan keuntungan yang jelas bagi nasabah. Semakin tinggi nilai tabungan dan semakin lama disimpan di rekening bank, maka perhitungan bunganya bisa semakin tinggi. Perlu diperhatikan bahwa bunga yang diterima setiap nasabah bisa berbeda-beda, apalagi jika diterapkan juga pada bank yang berbeda. Selain persentase yang berbeda, nominal bunga yang dicapai tentu saja tidak sama. Nominal bunga kemudian dihitung sesuai dengan jumlah kredit, jangka waktu dan tentunya tingkat bunga. Masyarakat hanya perlu lebih konsisten atau rajin menabung untuk meningkatkan nilai keuntungan yang anda terima.

Seperti yang telah disebutkan diatas, menyimpan uang pada saat suku bunga naik akan menghasilkan keuntungan yang besar bagi masyarakat yang melakukannya. Di sisi lain, dengan adanya kenaikan suku bunga yang membuat masyarakat cenderung lebih suka menabung, ada dampak lain dari hal tersebut yaitu turunnya minat belanja masyarakat. Penurunan konsumsi terjadi karena masyarakat tidak hanya lebih tertarik untuk menyimpan uang mereka di bank, tetapi juga karena suku bunga dari pinjaman yang tinggi. Namun, pendapat lain mengatakan bahwa kenaikan suku bunga bank biasanya menurunkan harga barang atau jasa sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat untuk berbelanja. Misalnya, ketika BI rate mengalami kenaikan, masyarakat cenderung menyimpan uangnya di bank dan menghindari pinjaman. Akibatnya, harga banyak barang dan jasa akan turun, dan hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya beli masyarakat. Perlu diketahui, bahwa pemerintah setiap negara menjaga agar daya beli masyarakatnya tetap stabil, karena konsumsi domestik dipandang sebagai penopang perekonomian negara.

Dengan demikian, ketika suku bunga di bank mengalami kenaikan, masyarakat akan mendapatkan keuntungan dengan menyimpan uangnya di bank. Perilaku konsumsi masyarakat pun juga akan bergeser dari yang sebelumnya banyak membelanjakan uang menjadi lebih tertarik untuk menyimpan uang. Dengan banyaknya masyarakat yang menyimpan uangnya di bank, maka jumlah uang yang beredar di masyarakat akan semakin sedikit, dan hal tersebut juga dapat menekan tingkat laju inflasi.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image