Clock Magic Wand Quran Compass Menu
Image Ashrifa Lailatun Janah

Indonesia Tangguh Terhadap Resesi 2023, Apa Saja Indikator Ketahanannya?

Pendidikan dan Literasi | Tuesday, 28 Feb 2023, 10:52 WIB
Sumber : https://www.shutterstock.com/id/search/resesi

Tahun 2022 lalu banyak spekulasi bermunculan bahwa pada tahun ini resesi akan melanda Indonesia. Para petinggi negara seperti presiden hingga menteri selalu memperingatkan masyarakat perihal bahaya dari krisis yang akan dialami pada tahun 2023 ini. Melihat berbagai fakta yang telah terjadi seperti inflasi, kenaikan harga bahan pokok, ancaman PHK dari berbagai industri, hingga krisis rantai pasokan dan pangan. “ Yang saya sampaikan itu dunia, ekonomi dunia tahun depan, memang semua lembaga internasional sampaikan dalam posisi yang tidak baik dan posisi lebih gelap” ujar presiden Joko Widodo. Pernyataan tersebut telah menguatkan berbagai prediksi mengenai resesi yang tidak hanya terjadi di Indonesia saja, melainkan di beberapa negara.

Terdapat indikator dari laporan organisasi global seperti World Bank, IMF, dan OECD. Yang pertama adalah dari segi ketahanan finansial khususnya pada perbankan. Ketahanan perbankan ini sangat penting terhadap seluruh negara sebab jika sektor perbankan goyah, maka dapat berpengaruh ke berbagai sektor yang bergantung pada pendanaan bank. Hal tersebut bahkan dapat memicu krisis keuangan seperti krisis 1998 dan krisis 2008. Terdapat dua indikator untuk melihat ketahanan finansial perbankan yaitu rasio kredit macet (Non Performing Loan) dan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio).

Rasio kredit macet ini sangat penting karena untuk melihat seberapa banyak nasabah yang gagal bayar dalam pelunasan pinjaman dari bank. Jika kredit macet tinggi maka perputaran ekonomi dan perdagangan sedang tidak stabil. Sementara rasio kecukupan modal menunjukkan bahwa bank mempunyai dana kas untuk menampung risiko kerugian.

Akhir tahun 2022 NPL net perbankan tercatat sebesar 0,80% dan NPL gross pada level 2,86% di paruh pertama 2022. Sementara angka wajar NPL Indonesia adalah 5%, sehingga dapat dikatakan rasio kredit macet perbankan Indonesia masih aman.

Rasio NPL BRI pada pertengahan 2022 sebesar 3,26% bahkan NPL Kredit Usaha Rakyat (KUR) tercatat sekitar 1,42%. Selain BRI rasio NPL BCA pun tak kalah sehat yaitu sebesar 2,2%. Kemudian rasio kecukupan modal perbankan Indonesia sangat kokoh yaitu sebesar 24,6% di mana batas aman dari bank Indonesia ada di angka 8%.

Ketahanan yang kedua yaitu dari segi energi. Ketahanan energi ini mencakup sumber listrik dan BBM. Hampir seluruh masyarakat menggunakan energi listrik dan BBM untuk melakukan segala aktivitasnya. Keadaan pasokan sumber energi listrik di Indonesia mempunyai kesediaan yang sangat baik. Lebih dari 50% listrik bersumber dari SDA yaitu batu bara yang amat berlimpah. Berdasarkan data rencana dari kemetrian ESDM kebutuhan batu bara tahun 2022 lalu sebesar 188,9 juta ton dan di tahun 2023 ini diperkirakan sebesar 195,9 juta ton. Produksi batu bara saat ini mencapai 360,70 ton dari target produksi 663 ton. Indonesia mempunyai pasokan cadangan yang cukup banyak yaitu 37 miliar ton dan masuk dalam kategori negara dengan SDA batu bara nomor 7 di dunia. Angka yang patut untuk diapresiasi mengenai kekayaan alam Indonesia yang sangat berlimpah.

Dan ketahanan yang terakhir adalah dari segi pangan. Angka penduduk Indonesia terus mengalami kenaikan yang begitu pesat. Menurut data dari BPS, Indonesia mengalami pertambahan penduduk sebanyak 3,26 juta jiwa setiap tahunnya. Dengan jumlah penduduk yang amat banyak perlu adanya perencanaan yang bijak untuk memastikan bahwa Indonesia siap dalam stok makanan untuk konsumsi masyarakat. Tahun 2022 lalu Indonesia mengalami surplus beras sehingga sudah tidak perlu repot-repot lagi untuk impor beras. “Tidak perlu impor beras, karena sebenarnya barangnya (gabah) ada di tangan petani, yang perlu dilakukan adalah gerakan penyerapan gabah dari petani.” Ujar Fathan ketua Perhimpunan Pertanian Indonesia (PERHIPTANI). Menurut data luas panen dan produksi padi yang dirilis BPS pada Oktober 2022, total luas panen padi 2022 diperkirakan mencapai 10,61 juta hektar atau naik 1,87 persen dari 2021. Dari luas panen tersebut, diperkirakan total produksi padi mencapai 55,67 juta ton gabah, meningkat 2,31 persen dari 2021.

Selain mencukupi kebutuhan pangan sendiri, Indonesia berusaha juga untuk menjadi negara pengekspor beras. PERHIPTANI berencana untuk memanfaatkan pinggiran sungai menjadi kawasan sawah terapung yang nantinya akan ditanami padi. Sawah terapung ini menjadi kebijakan yang mana tidak perlu untuk membuka hutan untuk lahan baru.

Perum Bulog pun tak ketinggalan untuk mengonfirmasi bahwa pasokan beras nasional cukup aman. Bahkan gudangnya menyimpan stok beras dengan kisaran 1 hingga 1,5 juta ton. Jumlah tersebut dirasa sangat cukup untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan secara nasional. Diperkirakan total ketersediaan beras nasional tahun 2022 dapat mencapai 36,95 juta ton. Jika dikurangi dengan konsumsi 30,90 juta ton, maka otomatis akan ada stok sekitar 6,05 juta ton yang masuk di tahun 2023.

Selain beras, terdapat suplai gandum untuk bahan pembuatan roti dan mie instan terbilang aman sebab pemasok gandum terbesar Indonesia adalah Australia, Argentina, dan Kanada. Sementara gandum hanya dapat mencakup 20% dari komponen pembentuk harga mie instan yang biasa dikonsumsi. Selain itu Indonesia juga masih ada stok pangan limpahan dari tahun lalu yaitu jagung 720 ribu ton, kedelai 191 ribu ton, bawang putih 720 ribu ton, hingga daging beku seperti daging sapi dan kerbau.

Produksi sawit Indonesia pun juga mengalami surplus pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 51,3 juta ton dengan konsumsi yang hanya sebesar 18,5 juta ton. Untuk tahun 2023 produksi sawit terancam turun karena naiknya harga pupuk dan penghapusan perkebunan sawit dari daftar penerima pupuk 2022. Meskipun hal tersebut masih terbilang prediksi, surplus produksi sawit masih sangat tinggi di banding tingkat konsumsi.

Nah itulah merupakan beberapa indikator ketahanan Indonesia untuk menghadapi tantangan ekonomi global, di mana ada tiga faktor yang membuat Indonesia kokoh. ketahanan finansial yang cukup sehat, ketahanan energi yang cukup baik khususnya pada batu bara, dan yang terakhir ketahanan pangan yang amat bagus.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Berita Terkait

 

Tulisan Terpilih


Copyright © 2022 Retizen.id All Right Reserved

× Image