Ikuti Lomba Orasi Kebangsaan, Mahasiswa UM Bandung Torehkan Prestasi
Info Terkini | 2023-02-23 11:46:07Bandung – Tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung) berhasil meraih menorehkan prestasi dalam kegiatan Lomba Orasi Kebangsaan di Rumah Kebangsaan Cipayung Plus pada Kamis (16/02/2023).
Organisasi mahasiswa (Ormawa) kelompok Cipayung Plus Jawa Barat (Jabar) bekerja sama dengan Polda Jabar pada penyelenggaraan lomba orasi ini.
Ketiga mahasiswa mengikuti lomba dengan kategori yang berbeda seperti pidato bahasa Indonesia, pidato bahasa Sunda, dan membaca puisi. Mahasiswa tersebut adalah Muhammad Tazakka Ahsan, Zulfan Haydar Yaser, dan Doni.
Mahasiswa program studi Administrasi Publik UM Bandung angkatan 2021 Muhammad Tazzaka Ahsan mendapatkan juara 1 kategori lomba baca puisi.
Dalam kompetisi orasi kebangsaan, Tazzaka membacakan puisi berjudul “Mata Luka Sengkon Karta”. Tazzaka memilih puisi karya Peri Sandi ini karena sering ia bacakan sejak SMA dan puisi yang semi monolog.
“Karena puisi itu sering saya bawa dan puisinya semi monolog, jadi tidak monoton bacanya,” tutur Tazzaka.
Meski sering membacakan puisi tersebut, Tazzaka menyampaikan bahwa merasa gugup ketika tampil karena Kapolda Jawa Barat menontonnya. Ia juga menyampaikan bahwa puisi tersebut membahas tentang permasalahan bangsa.
“Agak tegang saja depan Kapolda soalnya puisinya tentang masalah bangsa, korupsi, kolusi, nepotisme, tuduhan, pembunuhan, dan lain-lain,” ujar Tazzaka.
Kejuaraan ini adalah impiannya. Oleh karena itu, Tazzaka berharap makna puisi tersampaikan kepada penonton.
Sementara itu, Zulfan Haydar Yaser, mahasiswa prodi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) UM Bandung angkatan 2020, meraih juara 2 kategori lomba pidato bahasa Sunda. Zulfan menyampaikan pidato berjudul "Reaktulisasi Sumanget Bhinneka Tunggal Ika tina Upaya Nyegah Disintegrasi Bangsa".
Zulfan menjelaskan pidato dengan judul tersebut ia buat atas dasar kekhawatirannya kepada anak muda zaman sekarang.
“Banyak anak muda zaman sekarang bertindak amoral yang bertentangan dengan Undang-Undang Dasar 1945, Pancasila, serta sifat humanitas sehingga jika hal itu terjadi muncul disintegrasi bangsa dan terjadi tawuran antar sekolah, antar warga, kerukunan terganggu,” jelas Zulfan.
Ia menuturkan kesulitan pada lomba ini ketika harus menerjemahkan teks pidato dari bahasa Indonesia ke bahasa Sunda. “Sulit saat menerjemahkan teks ketika persiapan karena tidak terbiasa menyampaikan pidato menggunakan bahasa sunda,” tutur Zulfan.
Pada kesempatan lomba ini, Zulfan merasa senang karena bertemu dengan peserta dari ormawa lainnya. “Sangat berkesan juga berkesempatan untuk menambah relasi dan pengalaman dengan ormawa lain di Jawa Barat, lebih bisa mengeksplor diri sendiri,” kesannya.
Ia juga mengajak sekaligus memotivasi kepada kawan-kawan mahasiswa UM Bandung untuk sama-sama meraih prestasi.
“Semoga raihan ini bisa memotivasi semua mahasiswa UM Bandung agar lebih berprestasi dalam hal apa pun sehingga mengharumkan kampus UM Bandung ke depannya,” tandasnya Zulfan.***(MPAF)
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.